Berikut kuliah singkat tentang Allah Tritunggal, bagus untuk dibaca:
Memang, harus ada penjelasan dari kita umat Kristiani bahwa:
1. Kita bukan umat Nashrani karena Nashrani yang disebut di Qur'an itu kelompok bidat
Gereja Misi Kristus Sedunia adalah gereja yang memiliki Doktrin Injili dan Penerapan Praktis yang Pentakosta / Karismatik
Friday, 6 October 2017
Sunday, 24 September 2017
KEPEMIMPINAN DALAM PRESPEKTIF KRISTEN
Oleh : Ps.eko basuki
I. PENDAHULUAN
Bagaimana menyatakan pandangan para pemimpin di kalangan kekekristenan?
Supaya saya dapat memahami bagaimana keadan kepemimpinan yang ada sekarang ini, karena banyak pemimpin Kristen yang berdasarkan pada nama Tuhan yang sama. Tapi pusat atau fokus mereka berbeda-beda, misalnya kalangan karismatik bertumpu pada figur pendeta yang dikagumi, untuk kalangan gereja-gereja yang sudah mapan kepemimpinan- nya berupaya kepada kepemimpinan kolektif, kalangan gereja-gereja yang dikenal Injili. Kepemimpinan di sini didukung oleh tim pengelola atau menejemen yang andal semakin besar gerejanya semakin andal mereka mengoperasikan pelayanannya, bahkan mereka pandai mendapat dukungan dana. Mereka juga cukup andal menerjemahkan wacana dan visi yang sulit kedalam tindakan nyata. Namun kecenderungan individualisme juga amat besar diantara para pemimpin mereka.[1] Menurut schwartz, pada dasarnya tiap-tiap kelompok di atas cenderung berat sebelah dalam mengaflikasikan penghayatan mereka tentang Allah Bapa, dan Roh Kudus.[2]
Ingatlah perkembangan kepemimpinan bukanlah merukapakan suatu “kejadian” tetapi merupakan suatu “proses”. Saya tidak percaya saya siap menjadi seorang pemimimpin yang benar dan besar dalam janka waktu sehari. Itulah sebabnya dalam makalah ini merupakan bagian dari perjalanan pergumululan saya (penulis) dalam pelayanan selama 17 tahun di Papua yaitu tentang pemimpin yang benar, dan kepemimpinan yang kembali kepada Amanat Agung Tuhan sebagai pelayan. Saya dengan rendah hati dengan rasa hormat ikut serta dalam usaha keras ini, dalam “proses” Kepemimpinan yang Reformed dengan cara mengisi diri dan belajar kembali di STTAPA ini, dengan mengambil bagian dalam tantangan untuk melengkapi diri memimpin dan melengkapi kebutuhan bagi gereja dari Yesus Kristus Sang Pemimpin Agung.
Dalam makalah ini saya (penulis) Akan berusaha membahas “Kepemimpinan Kristen dalam Prespektif Reformed”, yang akan mefokuskan pada pembahasan mengenai Karakteristik (sifat-sifat) kepemimpin kristen, karena karakteristik (sifat-sifat) akan mendasari kepemimpinan Kristen sebagai Pelayan dalam perspektif Reformed. Itulah yang penulis bahas dalam makalah ini.
Nama : Eko Basuki
Nim :
02.17.041/D.Th.
Buku :
Eksegese Perjanjian Lama
Penulis :
Dr. Harianto GP., D.Th.
Bab I Pendahuluan
Sebuah disiplin ilmu yang wajib dimiliki
oleh seseorang yang ingin memperlengkapi dirinya tentang pemahaman biblika (nilai-nilai
yang alkitabiah) adalah disiplin ilmu penafsiran Alkitab. Ketika seseorang
membaca ayat-ayat Alkitab sebenarnya ia sedang duduk diam dan mencoba
menafsirkan apa yang hendak dikatakan oleh ayat-ayat yang sedang dibacanya
tersebut. Dan seringkali, bila ia adalah seorang Kristen yang diurapi Roh Kudus
dan membiarkan Roh Kudus bekerja dalam dirinya maka ia membuka makna dalam
ayat-ayat tersebut. Tetapi, seringkali pula bahkan banyak ayat-ayat yang sulit
untuk dimaknai karena memang karakter ayat tersebut adalah “rahasia”. Dengan
demikian, maka seseorang akan mengalami kesulitan untuk mencoba memaknai ayat
tersebut sejelas-jelasnya. Tetapi, ketika memiliki kemampuan ilmu penfasiran,
maka perlahan-lahan ia akan mampu memaknai ayat dalam konteksnya.
Ilmu (ilmu
pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan,
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Thomas Kuhn mengatakan bahwa ilmu
adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, baik dalam bentuk
penolakan maupun pengembangannya.Selanjutnya, Francis Bacon menegaskan singkat
bahwa ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya fakta-fakta
yang dapat menjadi objek pengetahuan.
Pendekatan memahami Alkitab adalah usaha
memahami Alkitab (sebagai studi tentang makna teks (hermeneutika, eksegesis dan
eksposisi) dan pemaknaan teks bagi kehidupan masa kini. Sebagai seni menafsir, artinya kegiatan ini akan
berkembang pada diri pelaksananya melalui keterampilan, serta kemampuannya
menerapkan metode atau prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya. Sejak
Alkitab itu ada hingga ratusan tahun, maka penafsiran Alkitab mengalami
perkembangan dengan begitu cepat dan kompleks.
Bab II Evaluasi
Buku
Bab I : Penafsiran Alkitab Suatu Studi Penelitian
Biblika. Dalam bab ini dibahas tentang Sejarah penafsiran
Alkitab, PL, Yesus dan para murid menuju orang Kristen, Pentinganya Metode Penafsiran, serta Tafsir: Hermeneutika, Eksegese dan Eksposisi.
Penafsiran Alkitab adalah ilmu biblika yang dapat ditafsirkan dengan pendekatan
penelitian hermeneutika, eksegese atau eksposisi. Semula diawali dengan pola
penafsiran orang Yahudi: (1) Pola
penafsiran dari Ezra sampai zaman Tuhan Yesus.
(2) Pola penafsiran Tuhan Yesus dan orang Kristen abad pertama. (3) Pola
penafsiran Alegoris pada masa awal kekristenan. (4) Pola penafsiran harfiah
pada abad-abad pertama. (5) Pola penafsiran Bapa-bapa Gereja Latin hingga abad
pertengahan. (6) Pola penafsiran pada masa renaisans, reformasi dan
pascareformasi, (7) Pola penafsiran pada abad Modern, (8) Pola penafsiran pada
tiga dekade terakhir abad ke-20. Metode penafsiran itu sudah ada dan
berulang sepanjang zaman.Ia mengikuti aturan dan norma dalam disiplin ilmiah.
Ia berhasil membuktikan bahwa ilmu penafsiran Alkitab teruji dan semakain
sempurna sepanjang perjalanannya. Tetapi, tetap saja bahwa tidak semua teks
Alkitab dapat dimengerti oleh pembacanya dengan jelas karena memang Tuhan telah “menyembunyikan” makna sesungguhnya.
Dengan demikian, maka penafsiran teks
untuk memahamai Alkitab tidaklah sama di antara para penafsir satu dengan dan sering mendapatkan
hasil makna yang berbeda pula.
Fenomena di atas, yang menyebabkan
terjadi perkembangan penfasiran yang semakin tahun semakin kompleks: masa Ezra
hingga Yesus hingga masa kini. Sementara tetap saja hasil dari penafsiran masih
menjadi berdebatan perbedaan.Begitunya penafsiran Alkitab dengan pendekatan
Hermeneutika, Eksegese dan Eksposisi dalam menggali makna teks. Pendekatan
tafsir Hermeneutika, Eksegese dan Eksposisi menjadi satu “Penelitian Biblika”
yang terbaik pada masa kini.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Misi Kristus Sedunia
PELAJARAN SEKOLAH MINGGU
TANGGAL PELAJARAN SEKOLAH MINGGU KATEGORI Babak pertama ...
-
It is currently Tue Oct 18, 2016 9:42 pm FAQ Search The team Register Login SarapanPagi Biblika Bible Study / Christian...
-
Home Mempersiapkan Sebuah Khotbah Pemahaman Alkitab Jenis Bahan Indo Lead: Artikel Kategori Bahan Indo Lead: Spiritual L...