Nama : Eko Basuki
Nim :
02.17.041/D.Th.
Buku :
Eksegese Perjanjian Lama
Penulis :
Dr. Harianto GP., D.Th.
Bab I Pendahuluan
Sebuah disiplin ilmu yang wajib dimiliki
oleh seseorang yang ingin memperlengkapi dirinya tentang pemahaman biblika (nilai-nilai
yang alkitabiah) adalah disiplin ilmu penafsiran Alkitab. Ketika seseorang
membaca ayat-ayat Alkitab sebenarnya ia sedang duduk diam dan mencoba
menafsirkan apa yang hendak dikatakan oleh ayat-ayat yang sedang dibacanya
tersebut. Dan seringkali, bila ia adalah seorang Kristen yang diurapi Roh Kudus
dan membiarkan Roh Kudus bekerja dalam dirinya maka ia membuka makna dalam
ayat-ayat tersebut. Tetapi, seringkali pula bahkan banyak ayat-ayat yang sulit
untuk dimaknai karena memang karakter ayat tersebut adalah “rahasia”. Dengan
demikian, maka seseorang akan mengalami kesulitan untuk mencoba memaknai ayat
tersebut sejelas-jelasnya. Tetapi, ketika memiliki kemampuan ilmu penfasiran,
maka perlahan-lahan ia akan mampu memaknai ayat dalam konteksnya.
Ilmu (ilmu
pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan,
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Thomas Kuhn mengatakan bahwa ilmu
adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, baik dalam bentuk
penolakan maupun pengembangannya.Selanjutnya, Francis Bacon menegaskan singkat
bahwa ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya fakta-fakta
yang dapat menjadi objek pengetahuan.
Pendekatan memahami Alkitab adalah usaha
memahami Alkitab (sebagai studi tentang makna teks (hermeneutika, eksegesis dan
eksposisi) dan pemaknaan teks bagi kehidupan masa kini. Sebagai seni menafsir, artinya kegiatan ini akan
berkembang pada diri pelaksananya melalui keterampilan, serta kemampuannya
menerapkan metode atau prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya. Sejak
Alkitab itu ada hingga ratusan tahun, maka penafsiran Alkitab mengalami
perkembangan dengan begitu cepat dan kompleks.
Bab II Evaluasi
Buku
Bab I : Penafsiran Alkitab Suatu Studi Penelitian
Biblika. Dalam bab ini dibahas tentang Sejarah penafsiran
Alkitab, PL, Yesus dan para murid menuju orang Kristen, Pentinganya Metode Penafsiran, serta Tafsir: Hermeneutika, Eksegese dan Eksposisi.
Penafsiran Alkitab adalah ilmu biblika yang dapat ditafsirkan dengan pendekatan
penelitian hermeneutika, eksegese atau eksposisi. Semula diawali dengan pola
penafsiran orang Yahudi: (1) Pola
penafsiran dari Ezra sampai zaman Tuhan Yesus.
(2) Pola penafsiran Tuhan Yesus dan orang Kristen abad pertama. (3) Pola
penafsiran Alegoris pada masa awal kekristenan. (4) Pola penafsiran harfiah
pada abad-abad pertama. (5) Pola penafsiran Bapa-bapa Gereja Latin hingga abad
pertengahan. (6) Pola penafsiran pada masa renaisans, reformasi dan
pascareformasi, (7) Pola penafsiran pada abad Modern, (8) Pola penafsiran pada
tiga dekade terakhir abad ke-20. Metode penafsiran itu sudah ada dan
berulang sepanjang zaman.Ia mengikuti aturan dan norma dalam disiplin ilmiah.
Ia berhasil membuktikan bahwa ilmu penafsiran Alkitab teruji dan semakain
sempurna sepanjang perjalanannya. Tetapi, tetap saja bahwa tidak semua teks
Alkitab dapat dimengerti oleh pembacanya dengan jelas karena memang Tuhan telah “menyembunyikan” makna sesungguhnya.
Dengan demikian, maka penafsiran teks
untuk memahamai Alkitab tidaklah sama di antara para penafsir satu dengan dan sering mendapatkan
hasil makna yang berbeda pula.
Fenomena di atas, yang menyebabkan
terjadi perkembangan penfasiran yang semakin tahun semakin kompleks: masa Ezra
hingga Yesus hingga masa kini. Sementara tetap saja hasil dari penafsiran masih
menjadi berdebatan perbedaan.Begitunya penafsiran Alkitab dengan pendekatan
Hermeneutika, Eksegese dan Eksposisi dalam menggali makna teks. Pendekatan
tafsir Hermeneutika, Eksegese dan Eksposisi menjadi satu “Penelitian Biblika”
yang terbaik pada masa kini.
Bab II: Eksegese. Bab ini membahas tentang: Pengertian Eksegese, Tujuan Eksegese, Problem
Eksegese: Antara Injili dan Liberal, Alat Bantu untuk Eksegese, Jenis-jenis Pendekatan Eksegese, Ruang Lingkup Pendekatan Penafsiran Biblika, Design Penelitian Eksegese. Eksegese ”menekankan” para mahasiswa untuk meletakkan
kerangka pikir yang biblikal dalam mengintegrasikan biblika sebagai dasar
ilmu-ilmu teologi maupun terapan. Biblika meletakkan wordview orang Kristen
sebagai pengikut Allah dan dengan pasti dapat menjalankan apa yang Allah
kehendaki atas dirinya. Eksegesis
adalah prosedur ilmiah untuk memahami teks secara eksklusif didasarkan pada
pengetahuan dan argumen yang kesesuaian dengan subjek dapat dievaluasi (setuju
atau setuju) oleh orang lain, dan yang rasional dapat dibuktikan. Sikap penulis
dalam pendekatan eksegese di buku ini bukan berdasarkan pendekatan kaum Liberal
tetapi berdasarkan kaum Injili yang menjunjung tinggi otoritas Alkitab bahwa
Alkitab adalah Firman Tuhan, ditulis oleh Allah, dan tidak ada kesalahan apa
pun di dalamnya.
Pekerjaan eksegese dilakukan secara
integrasi mencakup pendekatan sebagai berikut: Kritik Teks, Kritik sejarah, Kritik
Tata Bahasa (Sintak dan Gramatika), Kritik Sastra, Kritik Bentuk, Kritik
Tradisi, Kritik Redaksi, Kritik Struktur, Kritik Kanonik, dan Kritik Nats.
Tetapi, dalam buku ini penulis hanya menggunakan standar eksegese berdasarkan pekerjaan
yang dilakukan Word Biblical Commentary
(WBC), yang mencakup: (1) Analisis Tekstual dan Terjemahan Penulis. (2)
Analisis Konteks Historis. (3) Analisis Sintaksis dan Gramatika.(4) Analisis
Arti Kata atau Word Studies atau Leksikal. (5) Analisis Struktural
(Bentuk).
Bab III,
Teks-teks Kuno PL. Bahasa
Ibrani adalah bagian dari keluarga bahasa Shemitic (Semitik) Asia barat daya.
Nama “Shemitic” diberikan oleh para ahli modern, berasal dari anak Nuh, Sem
(Kej. 5:32; 6:10). Keturunan Sem disebutkan dalam Kejadian 10:21-31 sebagai
bangsa Arab, Ibrani, Syria, Aram, dan Asyur. Dalam kenyataannya, beberapa
bahasa Semitik digunakan oleh bangsa-bangsa yang disebutkan dalam garis
keturunan Ham (Kej. 10:6-14), Kanaan, Fenisia dan Etiopia. Bab ini membahas
tentang: Teks, Manuskrip Ibrani, Teks Masoret, Edisi-edisi Teks Masoret.
Bab IV Analisis
Tekstual dan Terjemahan Penulis. Bab ini membahas
tentang: Langkah-langkah Analisis Tekstual, Keterangan-keterangan BHS, Pekerjaan
Analisis Tekstual, Terjemahan Penulis. Tugas kritik teks adalah untuk
mengkonfirmasi "teks asli PL" ("Teks Asli", "kata-kata
asli") dengan kritis memilah bahasa Ibrani agar transmisi serta terjemahan
kuno. "Teks
asli" berarti bahwa bentuk teks yang ada dalam PL pada akhir proses
produktif, pembentukan tertulis. Para
ekseget tentu saja wajib memiliki
keterampilan kritik tekstual, karena kritik tekstual adalah bagian dari
pekerjaan eksegetisnya. Menyelesaikan masalah tekstual membutuhkan pelatihan
dengan cara sebagai berikut: (1) membutuhkan pengetahuan yang baik akan bahasa
dan bukti manuskripnya variasi yang ada. (2) membutuhkan kemampuan membaca
apparatus dicatatan kaki Alkitab Ibrani dan mengevaluasi bacaannya sesuai
dengan kanon dari kritik teks. Dalam pekerjaan tekstual maka perlu diikuti
prosedur yang sudah dilakukan oleh para pakar analisis tektual sebagai berikut:
(1) BHS sebagai bahan studi, (2) Temukan
masalah tekstual, (3) mengevaluasi varians,
(4) mempertimbangkan persoalan internal dan eksternal,(5)Menganalisis Bukti
Eksternal, Internal dan Intrinsic
dan (6) memutuskan mana teks yang mendekati asli.
Tugas kritik
teks (analisis tektual) adalah untuk
mengkonfirmasi "teks asli PL" ("Teks Asli", "kata-kata
asli") dengan kritis memilah bahasa Ibrani agar transmisi serta terjemahan
kuno. "Teks
asli" berarti bahwa bentuk teks yang ada dalam PL pada akhir proses
produktif, pembentukan tertulis. Dalam pekerjaan tekstual maka perlu diikuti
prosedur yang sudah dilakukan oleh para pakar analisis tektual sebagai berikut:
(1) BHS sebagai bahan studi, (2) Temukan
masalah tekstual, (3) mengevaluasi varians,
(4) mempertimbangkan persoalan internal dan eksternal,(5)Menganalisis
Bukti Eksternal, Internal dan Intrinsic
dan (6) memutuskan mana teks yang mendekati asli.
Bab V Analisis Konteks Historis. Bab ini membahas
tentang: Gaya Bahasa, Bentuk: Analisis Konteks Historis, Skema. Kata “sejarah”
dari bahasa Inggris "History", yang sebenarnya kata History itu
sendiri berasal dari bahasa Yunani “Istoria”, yang berarti orang pandai. Dalam bahasa Jerman kata sejarah berasal dari
kata Geschichte dan dalam bahasa Belanda berasal dari kata Geschisenis. Dalam
bahasa Jerman dan Belanda mempunyai arti yang sama, yaitu "kejadian yang
dibuat oleh manusia." Berkaitan hal tersebut, maka Abramowitz (1970)
mengatakan bahwa “history as a chronology
of events" yang berarti bahwa sejarah merupakan sebuah kronologi atas
suatu kejadian. Selanjutnya Costa (1970) memberi definsi bahwa sejarah sebagai
"record of the whole human experience" di mana pada hakikatnya
sejarah merupakan catatan seluruh pengalaman, baik secara individu maupun kolektif
bangsa atau nation dimasa lalu tentang kehidupan umat manusia. Pekerjaan
analisis sejarah wajib menemukan data-data yang unik, jarang ada di buku-buku
dan lebih menonjolkan pada tradisi budaya setempat. Kondisi itu dimunculkan
dalam adalah: gaya bahasa, bentuk dan skema. Tetapi tekanan utama adalah pada
gaya bahasa dan bentuk. Dalam menemukan data-data mengenai gaya bahasa dan
bentuk maka diperlukan waktu, banyak membaca buku (khusus buku-buku bahasa
Inggris) dan fokus pada pencarian data. Memang sekarang banyak data-data umum
yang ditulis dalam bahasa Indonesia, karena itu perlu yang lebih special dan
unik.
Bab VI Analisis
Sintaksis Dan Grammatika. Bab ini membahas
tentang: Aspek-aspek Sintaksis, Obyek-obyek yang Disintak, Susunan Sintaks
dalam Perikop, Cara Menganalisis Sintaks. Sintaksis adalah salah satu cabang
tata bahasa yang membicarakan struktur-struktur kalimat, klausa, dan
frase. Berkaitan pemikiran di atas, maka
Hari Murt Kridalaksana (1993) mengatakan bahwa sintaksis adalah subsistem
bahasa yang mencakup tentang kata yang sering dianggap bagian dari gramatika,
yaitu morfologi dan cabang linguistik yang mempelajari tentang kata. Lalu, Ramlah (2001) mengatakan istilah sintaksis
(Belanda, Syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan
seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase. Sintaks (syntax) adalah penelitian lebih dalam eksegese yang menitikberatkan
pada hubungan antara “fungsi kata” yang ada dalam sebuah “konteks kata”. Sintak
merelasikan (menganalisis) kata-kata dalam struktur kalimat, klausa, dan frase
sebuah ayat, atau ayat ke ayat dalam sebuah perikop. “Fungsi kata” yang
dimaksud adalah kelompok kata-kata pertama (kata sandang, penghubung, partikel,
atau sambung) ke konteks kata, yang mencakup:
benda (subyek ke obyek) termasuk kata sifat yang terletak di antara kata
benda kalau memang ada (subyek ke obyek), kata kerja, dan kata keterangan.
Bab VII Analisis Arti (Makna) Kata. Bab ini membahas tentang: Unsur-unsur Kata, Langkah-langkah Studi Kata. Studi kata
(word studies, leksikal) adalah proses pencarian makna dalam rentan waktu yang
sesuai dengan masanya. Untuk melihat lebih dalam maka studi kata
mengenal istilah “sematik” dan
“etimologi”. Sematik adalah ilmu yang mempelajari bagian atau cabang ilmu
bahasa (liguistik) yang berhubungan dengan pemahaman makna kata. Sedangkan etimologi adalah ilmu yang
mempelajari asal usul atau penurunan suatu kata. Studi kata (word studies, leksikal) adalah proses
pencariaan makna dalam rentan waktu yang sesuai dengan masanya. Ada tiga langkah melakukan studi kata sebagai
berikut: (1) Menelusuri penggunaan
suatu kata dan memberi kategori makna secara umum adalah: menelusuri
penggunaan kata dan memberi kategori makna secara umum. (2) Meneliti etimologinya (asal usul) adalah:
etimology umum: definisi kamus, etimologi
penggunaan kata di luar PL (Ancient Near East), etimologi kata-kata adopsi
dari bahasa Lain, etimologi kata dalam PL, etimologi kata dalam Kitab yang
sedang diteliti, dan mangkuman makna kata.
Bab VIII Analisis Struktur
(Bentuk, Diagram) Menurut Tata Bahasa. Bab ini membahas tentang: Proses Analisis Struktur. Analisis struktur (bentuk,
diagram) merupakan pendekatan bagian
dari eksegesis yang membantu memperjelas pekerjaan sebagai berikut: (1)
sintak-gramatika. Mengecek kembali apakah yang dilakukan oleh sintak-gramatika
sudah sangat teliti dan tepat. Dalam sintak berorentasi menata kata per kata
dalam kalimat tetapi dalam struktur berorientasi membentuk susunan kata per
kata dalam kalimat. Karena menyusun kata per kata dalam kalimat sehingga muncul
pengelompokan-pengelompak kata-kata dalam fungsi. (2) studi kata, karena dalam
struktur terjadi mengelompokan kata (kelompok kata benda-subyek, kata kerja,
kelompok kata benda-obyek, kata sandang-kata penghubung, kata keterangan). Analisis struktur (bentuk, diagram) adalah satu metode
untuk menganalisis kalimat panjang dengan membuat struktur dalam suatu diagram
menurut tata bahasa.
Pekerjaan
analisis struktur membantu memperjelas sebagai berikut: (1) sintak-gramatika.
Mengecek kembali apakah yang dilakukan oleh sintak-gramatika sudah sangat
teliti dan tepat. (2) studi kata, karena dalam struktur terjadi mengelompokan
kata (kelompok kata benda-subyek, kata kerja, kelompok kata benda-obyek, kata
sandang-kata penghubung, kata keterangan).
Bab IX Paper Integrasi. Bab ini
membahas tentang: Outline Integrasi, Implikasi Teologis,
Cakupan Integrasi. Integrasi merupakan kegiatan yang menyatukan dan mengedit
pekerjaan studi tekstual dan terjemahan, studi historis, studi sintak
(grammatika), studi kata, dan studi
struktur (bentuk).
Bab III Analisa Bab
tertentu
Bab II: Eksegese. Dalam bab ini dibahas sangat detail tentang pengertian
eksegese, tujuan
eksegese, problem eksegese: antara injili dan liberal, alat bantu untuk
eksegese, jenis-jenis pendekatan eksegese, ruang lingkup pendekatan
penafsiran biblika, design penelitian eksegese. Dalam dunia pandidikan teologi,
sering didapati mahasiswa yang merasakan ketakutan apabila berjumpa dengan mata
kuliah yang berkaitan dengan eksegese. Dengan membaca buku ini, pembaca akan
dibawa atau diberikan pengetahuan yang jelas tentang seluk-beluk eksegese. Dan
memberikan gambaran yang baru tentang eksegese dan mahasiswa mampu mengerjakan
dan memahami eksegese itu sesungguhnya. Serta mampu mengeluarkan makna yang sesungguhnya dari bahasa aslinya.
Bab IV
Kesimpulan
Penafsiran Alkitab adalah ilmu biblika
yang dapat ditafsirkan dengan pendekatan penelitian hermeneutika, eksegese atau
eksposisi. Penafsiran Alkitab suatu
penelitian Biblika yang bertujuan
mengeluarkan makna teks. Penafsiran Alkitab tersebut bekembang mulai
zaman Ezra, Yesus hingga era modern kini. Tentu saja hingga kini sudah sudah
bermunculan berbagai metode penafsiran, tetapi tidak semua metode penelitian
yang dapat digunakan karena ada peneltian yang digunakan kaum Injil dan kaum
Liberal. Kaum Injili menekankan otoritas Alkitab dengan pemikiran adalah Allah
yang menulis Alkitab dengan perantara para nabinya, yang diurapi oleh Roh
Kudus, Firman yang dalam Alkitab tidak ada satu pun yang salah dan sudah
sempurna dikerjakan oleh Allah. Tetapi Kaum Liberal memandang, Alkitab adalah
buku bernilai moral yang sangat tinggi sehingga selalu ada kesalahan di
sana-sini karena itu Alkitab perlu diedit kembali (Kritik Redaksi).
Buku ini sangat bagus untuk buku pedoman
dalam
pekerjaan eksegeses. Pekerjaan eksegese dilakukan secara integrasi mencakup
pendekatan sebagai berikut: Kritik Teks, Kritik sejarah, Kritik Tata Bahasa
(Sintak dan Gramatika), Kritik Sastra, Kritik Bentuk, Kritik Tradisi, Kritik
Redaksi, Kritik Struktur, Kritik Kanonik, dan Kritik Nats.
No comments:
Post a Comment