Sunday 24 September 2017


Nama              : Eko Basuki
Nim                 : 02.17.041/D.Th.
Buku               : Eksegese Perjanjian Lama
Penulis            : Dr. Harianto GP., D.Th.

Bab I Pendahuluan
Sebuah disiplin ilmu yang wajib dimiliki oleh seseorang yang ingin memperlengkapi dirinya tentang pemahaman biblika (nilai-nilai yang alkitabiah) adalah disiplin ilmu penafsiran Alkitab. Ketika seseorang membaca ayat-ayat Alkitab sebenarnya ia sedang duduk diam dan mencoba menafsirkan apa yang hendak dikatakan oleh ayat-ayat yang sedang dibacanya tersebut. Dan seringkali, bila ia adalah seorang Kristen yang diurapi Roh Kudus dan membiarkan Roh Kudus bekerja dalam dirinya maka ia membuka makna dalam ayat-ayat tersebut. Tetapi, seringkali pula bahkan banyak ayat-ayat yang sulit untuk dimaknai karena memang karakter ayat tersebut adalah “rahasia”. Dengan demikian, maka seseorang akan mengalami kesulitan untuk mencoba memaknai ayat tersebut sejelas-jelasnya. Tetapi, ketika memiliki kemampuan ilmu penfasiran, maka perlahan-lahan ia akan mampu memaknai ayat dalam konteksnya.
Ilmu (ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Thomas Kuhn mengatakan bahwa ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, baik dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya.Selanjutnya, Francis Bacon menegaskan singkat bahwa ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya fakta-fakta yang dapat menjadi objek pengetahuan.
Pendekatan memahami Alkitab adalah usaha memahami Alkitab (sebagai studi tentang makna teks (hermeneutika, eksegesis dan eksposisi) dan pemaknaan teks bagi kehidupan masa kini. Sebagai seni menafsir, artinya kegiatan ini akan berkembang pada diri pelaksananya melalui keterampilan, serta kemampuannya menerapkan metode atau prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya. Sejak Alkitab itu ada hingga ratusan tahun, maka penafsiran Alkitab mengalami perkembangan dengan begitu cepat dan kompleks.

Bab II Evaluasi Buku
Bab I : Penafsiran Alkitab Suatu Studi Penelitian Biblika. Dalam bab ini dibahas tentang Sejarah penafsiran Alkitab, PL, Yesus dan para murid menuju orang Kristen, Pentinganya Metode Penafsiran, serta Tafsir: Hermeneutika, Eksegese dan Eksposisi. Penafsiran Alkitab adalah ilmu biblika yang dapat ditafsirkan dengan pendekatan penelitian hermeneutika, eksegese atau eksposisi. Semula diawali dengan pola penafsiran orang Yahudi: (1) Pola penafsiran dari Ezra sampai zaman Tuhan Yesus.  (2) Pola penafsiran Tuhan Yesus dan orang Kristen abad pertama. (3) Pola penafsiran Alegoris pada masa awal kekristenan. (4) Pola penafsiran harfiah pada abad-abad pertama. (5) Pola penafsiran Bapa-bapa Gereja Latin hingga abad pertengahan. (6) Pola penafsiran pada masa renaisans, reformasi dan pascareformasi, (7) Pola penafsiran pada abad Modern, (8) Pola penafsiran pada tiga dekade terakhir abad ke-20. Metode penafsiran itu sudah ada dan berulang sepanjang zaman.Ia mengikuti aturan dan norma dalam disiplin ilmiah. Ia berhasil membuktikan bahwa ilmu penafsiran Alkitab teruji dan semakain sempurna sepanjang perjalanannya. Tetapi, tetap saja bahwa tidak semua teks Alkitab dapat dimengerti oleh pembacanya dengan jelas karena memang Tuhan telah  “menyembunyikan” makna sesungguhnya. Dengan  demikian, maka penafsiran teks untuk memahamai Alkitab tidaklah sama di antara para  penafsir satu dengan dan sering mendapatkan hasil makna yang berbeda pula.
Fenomena di atas, yang menyebabkan terjadi perkembangan penfasiran yang semakin tahun semakin kompleks: masa Ezra hingga Yesus hingga masa kini. Sementara tetap saja hasil dari penafsiran masih menjadi berdebatan perbedaan.Begitunya penafsiran Alkitab dengan pendekatan Hermeneutika, Eksegese dan Eksposisi dalam menggali makna teks. Pendekatan tafsir Hermeneutika, Eksegese dan Eksposisi menjadi satu “Penelitian Biblika” yang terbaik pada masa kini.


Bab II: Eksegese. Bab ini membahas tentang: Pengertian Eksegese, Tujuan Eksegese, Problem Eksegese: Antara Injili dan Liberal, Alat Bantu untuk Eksegese, Jenis-jenis Pendekatan Eksegese, Ruang Lingkup Pendekatan Penafsiran Biblika, Design Penelitian Eksegese. Eksegese  ”menekankan” para mahasiswa untuk meletakkan kerangka pikir yang biblikal dalam mengintegrasikan biblika sebagai dasar ilmu-ilmu teologi maupun terapan. Biblika meletakkan wordview orang Kristen  sebagai pengikut Allah dan dengan pasti dapat menjalankan apa yang Allah kehendaki atas dirinya. Eksegesis adalah prosedur ilmiah untuk memahami teks secara eksklusif didasarkan pada pengetahuan dan argumen yang kesesuaian dengan subjek dapat dievaluasi (setuju atau setuju) oleh orang lain, dan yang rasional dapat dibuktikan. Sikap penulis dalam pendekatan eksegese di buku ini bukan berdasarkan pendekatan kaum Liberal tetapi berdasarkan kaum Injili yang menjunjung tinggi otoritas Alkitab bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan, ditulis oleh Allah, dan tidak ada kesalahan apa pun di dalamnya.
Pekerjaan eksegese dilakukan secara integrasi mencakup pendekatan sebagai berikut: Kritik Teks, Kritik sejarah, Kritik Tata Bahasa (Sintak dan Gramatika), Kritik Sastra, Kritik Bentuk, Kritik Tradisi, Kritik Redaksi, Kritik Struktur, Kritik Kanonik, dan Kritik Nats. Tetapi, dalam buku ini penulis hanya menggunakan standar eksegese berdasarkan pekerjaan yang dilakukan Word Biblical Commentary (WBC), yang mencakup: (1) Analisis Tekstual dan Terjemahan Penulis. (2) Analisis Konteks Historis. (3) Analisis Sintaksis dan Gramatika.(4) Analisis Arti Kata atau Word Studies atau Leksikal. (5) Analisis Struktural (Bentuk).
Bab III, Teks-teks Kuno PL. Bahasa Ibrani adalah bagian dari keluarga bahasa Shemitic (Semitik) Asia barat daya. Nama “Shemitic” diberikan oleh para ahli modern, berasal dari anak Nuh, Sem (Kej. 5:32; 6:10). Keturunan Sem disebutkan dalam Kejadian 10:21-31 sebagai bangsa Arab, Ibrani, Syria, Aram, dan Asyur. Dalam kenyataannya, beberapa bahasa Semitik digunakan oleh bangsa-bangsa yang disebutkan dalam garis keturunan Ham (Kej. 10:6-14), Kanaan, Fenisia dan Etiopia. Bab ini membahas tentang: Teks, Manuskrip Ibrani, Teks Masoret, Edisi-edisi Teks Masoret.
Bab IV Analisis Tekstual dan Terjemahan Penulis. Bab ini membahas tentang: Langkah-langkah Analisis Tekstual, Keterangan-keterangan BHS, Pekerjaan Analisis Tekstual, Terjemahan Penulis. Tugas kritik teks adalah untuk mengkonfirmasi "teks asli PL" ("Teks Asli", "kata-kata asli") dengan kritis memilah bahasa Ibrani agar transmisi serta terjemahan kuno. "Teks asli" berarti bahwa bentuk teks yang ada dalam PL pada akhir proses produktif, pembentukan tertulis. Para ekseget tentu saja  wajib memiliki keterampilan kritik tekstual, karena kritik tekstual adalah bagian dari pekerjaan eksegetisnya. Menyelesaikan masalah tekstual membutuhkan pelatihan dengan cara sebagai berikut: (1) membutuhkan pengetahuan yang baik akan bahasa dan bukti manuskripnya variasi yang ada. (2) membutuhkan kemampuan membaca apparatus dicatatan kaki Alkitab Ibrani dan mengevaluasi bacaannya sesuai dengan kanon dari kritik teks. Dalam pekerjaan tekstual maka perlu diikuti prosedur yang sudah dilakukan oleh para pakar analisis tektual sebagai berikut: (1) BHS sebagai bahan studi, (2) Temukan masalah tekstual, (3) mengevaluasi varians,  (4) mempertimbangkan persoalan internal dan eksternal,(5)Menganalisis Bukti Eksternal, Internal dan  Intrinsic dan  (6) memutuskan mana teks yang mendekati asli.
Tugas kritik teks (analisis tektual)  adalah untuk mengkonfirmasi "teks asli PL" ("Teks Asli", "kata-kata asli") dengan kritis memilah bahasa Ibrani agar transmisi serta terjemahan kuno. "Teks asli" berarti bahwa bentuk teks yang ada dalam PL pada akhir proses produktif, pembentukan tertulis. Dalam pekerjaan tekstual maka perlu diikuti prosedur yang sudah dilakukan oleh para pakar analisis tektual sebagai berikut: (1) BHS sebagai bahan studi, (2) Temukan masalah tekstual, (3) mengevaluasi varians,  (4) mempertimbangkan persoalan internal dan eksternal,(5)Menganalisis Bukti Eksternal, Internal dan  Intrinsic dan  (6) memutuskan mana teks yang mendekati asli.
Bab V Analisis Konteks Historis. Bab ini membahas tentang: Gaya Bahasa, Bentuk: Analisis Konteks Historis, Skema. Kata “sejarah” dari bahasa Inggris "History", yang sebenarnya kata History itu sendiri berasal dari bahasa Yunani “Istoria”, yang berarti orang pandai.  Dalam bahasa Jerman kata sejarah berasal dari kata Geschichte dan dalam bahasa Belanda berasal dari kata Geschisenis. Dalam bahasa Jerman dan Belanda mempunyai arti yang sama, yaitu "kejadian yang dibuat oleh manusia." Berkaitan hal tersebut, maka Abramowitz (1970) mengatakan bahwa “history as a chronology of events" yang berarti bahwa sejarah merupakan sebuah kronologi atas suatu kejadian. Selanjutnya Costa (1970) memberi definsi bahwa sejarah sebagai "record of the whole human experience" di mana pada hakikatnya sejarah merupakan catatan seluruh pengalaman, baik secara individu maupun kolektif bangsa atau nation dimasa lalu tentang kehidupan umat manusia. Pekerjaan analisis sejarah wajib menemukan data-data yang unik, jarang ada di buku-buku dan lebih menonjolkan pada tradisi budaya setempat. Kondisi itu dimunculkan dalam adalah: gaya bahasa, bentuk dan skema. Tetapi tekanan utama adalah pada gaya bahasa dan bentuk. Dalam menemukan data-data mengenai gaya bahasa dan bentuk maka diperlukan waktu, banyak membaca buku (khusus buku-buku bahasa Inggris) dan fokus pada pencarian data. Memang sekarang banyak data-data umum yang ditulis dalam bahasa Indonesia, karena itu perlu yang lebih special dan unik.
Bab VI Analisis Sintaksis Dan Grammatika. Bab ini membahas tentang: Aspek-aspek Sintaksis, Obyek-obyek yang Disintak, Susunan Sintaks dalam Perikop, Cara Menganalisis Sintaks. Sintaksis adalah salah satu cabang tata bahasa yang membicarakan struktur-struktur kalimat, klausa, dan frase.  Berkaitan pemikiran di atas, maka Hari Murt Kridalaksana (1993) mengatakan bahwa sintaksis adalah subsistem bahasa yang mencakup tentang kata yang sering dianggap bagian dari gramatika, yaitu morfologi dan cabang linguistik yang mempelajari tentang kata. Lalu,  Ramlah (2001) mengatakan istilah sintaksis (Belanda, Syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase. Sintaks (syntax) adalah penelitian lebih dalam eksegese yang menitikberatkan pada hubungan antara “fungsi kata” yang ada dalam sebuah “konteks kata”. Sintak merelasikan (menganalisis) kata-kata dalam struktur kalimat, klausa, dan frase sebuah ayat, atau ayat ke ayat dalam sebuah perikop. “Fungsi kata” yang dimaksud adalah kelompok kata-kata pertama (kata sandang, penghubung, partikel, atau sambung) ke konteks kata, yang mencakup:  benda (subyek ke obyek) termasuk kata sifat yang terletak di antara kata benda kalau memang ada (subyek ke obyek), kata kerja, dan kata keterangan.
Bab VII Analisis Arti (Makna) Kata. Bab ini membahas tentang: Unsur-unsur Kata, Langkah-langkah Studi Kata. Studi kata (word studies, leksikal) adalah proses pencarian makna dalam rentan waktu yang sesuai dengan  masanya.  Untuk melihat lebih dalam maka studi kata mengenal istilah  “sematik” dan “etimologi”. Sematik adalah ilmu yang mempelajari bagian atau cabang ilmu bahasa (liguistik) yang berhubungan dengan pemahaman makna kata.  Sedangkan etimologi adalah ilmu yang mempelajari asal usul atau penurunan suatu kata. Studi kata (word studies, leksikal) adalah proses pencariaan makna dalam rentan waktu yang sesuai dengan masanya.  Ada tiga langkah melakukan studi kata sebagai berikut:  (1) Menelusuri penggunaan suatu kata dan memberi kategori makna secara umum adalah: menelusuri penggunaan kata dan memberi kategori makna secara umum.  (2) Meneliti etimologinya (asal usul) adalah: etimology umum:  definisi kamus, etimologi penggunaan kata di luar PL  (Ancient  Near East), etimologi kata-kata adopsi dari bahasa Lain, etimologi kata dalam PL, etimologi kata dalam Kitab yang sedang diteliti, dan mangkuman makna kata.
Bab VIII Analisis Struktur (Bentuk, Diagram) Menurut Tata Bahasa. Bab ini membahas tentang: Proses Analisis Struktur. Analisis struktur (bentuk, diagram)  merupakan pendekatan bagian dari eksegesis yang membantu memperjelas pekerjaan sebagai berikut: (1) sintak-gramatika. Mengecek kembali apakah yang dilakukan oleh sintak-gramatika sudah sangat teliti dan tepat. Dalam sintak berorentasi menata kata per kata dalam kalimat tetapi dalam struktur berorientasi membentuk susunan kata per kata dalam kalimat. Karena menyusun kata per kata dalam kalimat sehingga muncul pengelompokan-pengelompak kata-kata dalam fungsi. (2) studi kata, karena dalam struktur terjadi mengelompokan kata (kelompok kata benda-subyek, kata kerja, kelompok kata benda-obyek, kata sandang-kata penghubung, kata keterangan). Analisis struktur (bentuk, diagram) adalah satu metode untuk menganalisis kalimat panjang dengan membuat struktur dalam suatu diagram menurut tata bahasa.
Pekerjaan analisis struktur membantu memperjelas sebagai berikut: (1) sintak-gramatika. Mengecek kembali apakah yang dilakukan oleh sintak-gramatika sudah sangat teliti dan tepat. (2) studi kata, karena dalam struktur terjadi mengelompokan kata (kelompok kata benda-subyek, kata kerja, kelompok kata benda-obyek, kata sandang-kata penghubung, kata keterangan).
Bab IX Paper Integrasi. Bab ini membahas tentang: Outline Integrasi, Implikasi Teologis, Cakupan Integrasi. Integrasi merupakan kegiatan yang menyatukan dan mengedit pekerjaan studi tekstual dan terjemahan, studi historis, studi sintak (grammatika),  studi kata, dan studi struktur (bentuk).

Bab III Analisa Bab tertentu
Bab II: Eksegese. Dalam bab ini dibahas sangat detail tentang pengertian eksegese, tujuan eksegese, problem eksegese: antara injili dan liberal, alat bantu untuk eksegese, jenis-jenis pendekatan eksegese, ruang lingkup pendekatan penafsiran biblika, design penelitian eksegese. Dalam dunia pandidikan teologi, sering didapati mahasiswa yang merasakan ketakutan apabila berjumpa dengan mata kuliah yang berkaitan dengan eksegese. Dengan membaca buku ini, pembaca akan dibawa atau diberikan pengetahuan yang jelas tentang seluk-beluk eksegese. Dan memberikan gambaran yang baru tentang eksegese dan mahasiswa mampu mengerjakan dan memahami eksegese itu sesungguhnya. Serta mampu mengeluarkan makna yang sesungguhnya dari bahasa aslinya.



Bab IV Kesimpulan
Penafsiran Alkitab adalah ilmu biblika yang dapat ditafsirkan dengan pendekatan penelitian hermeneutika, eksegese atau eksposisi. Penafsiran Alkitab suatu  penelitian Biblika  yang bertujuan mengeluarkan  makna teks.  Penafsiran Alkitab tersebut bekembang mulai zaman Ezra, Yesus hingga era modern kini. Tentu saja hingga kini sudah sudah bermunculan berbagai metode penafsiran, tetapi tidak semua metode penelitian yang dapat digunakan karena ada peneltian yang digunakan kaum Injil dan kaum Liberal. Kaum Injili menekankan otoritas Alkitab dengan pemikiran adalah Allah yang menulis Alkitab dengan perantara para nabinya, yang diurapi oleh Roh Kudus, Firman yang dalam Alkitab tidak ada satu pun yang salah dan sudah sempurna dikerjakan oleh Allah. Tetapi Kaum Liberal memandang, Alkitab adalah buku bernilai moral yang sangat tinggi sehingga selalu ada kesalahan di sana-sini karena itu Alkitab perlu diedit kembali (Kritik Redaksi).
Buku ini sangat bagus untuk buku pedoman dalam pekerjaan eksegeses. Pekerjaan eksegese dilakukan secara integrasi mencakup pendekatan sebagai berikut: Kritik Teks, Kritik sejarah, Kritik Tata Bahasa (Sintak dan Gramatika), Kritik Sastra, Kritik Bentuk, Kritik Tradisi, Kritik Redaksi, Kritik Struktur, Kritik Kanonik, dan Kritik Nats.

No comments:

Post a Comment

Misi Kristus Sedunia

PELAJARAN SEKOLAH MINGGU

  TANGGAL   PELAJARAN SEKOLAH MINGGU KATEGORI Babak pertama        ...