Sunday 24 September 2017



KEPEMIMPINAN DALAM PRESPEKTIF KRISTEN
Oleh : Ps.eko basuki

I.                   PENDAHULUAN
Bagaimana menyatakan pandangan para pemimpin di kalangan kekekristenan?
Supaya saya dapat memahami bagaimana keadan kepemimpinan yang ada sekarang ini, karena banyak pemimpin Kristen yang berdasarkan pada nama Tuhan yang sama. Tapi pusat atau fokus mereka berbeda-beda, misalnya kalangan karismatik bertumpu pada figur pendeta yang dikagumi, untuk kalangan gereja-gereja yang sudah mapan kepemimpinan- nya berupaya kepada kepemimpinan kolektif, kalangan gereja-gereja yang dikenal Injili. Kepemimpinan di sini didukung oleh tim pengelola atau menejemen yang andal semakin besar gerejanya semakin andal mereka mengoperasikan pelayanannya, bahkan mereka pandai mendapat dukungan dana. Mereka juga cukup andal menerjemahkan wacana dan visi yang sulit kedalam tindakan nyata. Namun kecenderungan individualisme juga amat besar diantara para pemimpin mereka.[1]  Menurut schwartz, pada dasarnya tiap-tiap kelompok di atas cenderung berat sebelah dalam mengaflikasikan penghayatan mereka tentang Allah Bapa, dan Roh Kudus.[2]
       Ingatlah perkembangan kepemimpinan bukanlah merukapakan suatu “kejadian” tetapi merupakan suatu “proses”. Saya tidak percaya saya siap menjadi seorang pemimimpin yang benar dan besar dalam janka waktu sehari. Itulah sebabnya dalam makalah ini merupakan bagian dari perjalanan pergumululan saya (penulis) dalam pelayanan selama 17 tahun di Papua yaitu tentang pemimpin yang benar, dan kepemimpinan yang kembali kepada Amanat Agung Tuhan sebagai pelayan. Saya dengan rendah hati dengan rasa hormat ikut serta dalam usaha keras ini, dalam “proses” Kepemimpinan yang Reformed dengan cara mengisi diri dan belajar kembali di STTAPA ini, dengan mengambil bagian dalam tantangan untuk melengkapi diri memimpin dan melengkapi kebutuhan bagi gereja dari Yesus Kristus Sang Pemimpin Agung.
       Dalam makalah ini saya (penulis) Akan berusaha membahas “Kepemimpinan Kristen dalam Prespektif Reformed”, yang akan mefokuskan pada pembahasan mengenai Karakteristik (sifat-sifat) kepemimpin kristen, karena karakteristik (sifat-sifat) akan mendasari kepemimpinan Kristen sebagai Pelayan dalam perspektif Reformed. Itulah yang penulis bahas dalam makalah ini.
II.                DEFINISI
Kepemimpinan Kristen harus berbeda dengan kepemimpinan yang lainnya apa lagi Kepemimpinan Kristen yang prespektif Reformed. Mengapa demikian? Karena Kepemimpinan Kristen adalah Kepemimpinan Pelayanan bukan karena jabatan, bukan karena kedudukan dan bukan juga karena kekuasaan tepai karena kasih dan hati yang diberikan Allah kepadanya.
       Perlu diperhatikan bahwa setiap pakar Kepemimpinan Kristen memberikan pemahaman tersendiri mengenai defenisi Kepemimpinan. Secara umum kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai berikut:
Pemimpin adalah Orang yang mempunyai banyak kelebihan diobanding manusia lainnya, dan kelebihan itulah justru yang menjadikan pemimpin mengatasi orang lain[3].
       J.Oswald Sanders Mendefinikan yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Orang hanya dapat memimpin orang sejauh ia dapat mempengarui mereka.[4]
       Lord Montgomery mendefinisikan Kepemimpinan sebagai berikut: “ Kepemimpinan adalah kemampuan dan kehendak untuk mengarahkan orang laki-laki dan perempuan untuk satu tujuan bersama, dan watak yang menimbulkan kepercayaan”.[5]
       Dr. Jhon R.Mott, Seorang pemimpin kaliber dunia di kalangan mahasiswa. Memberikan definisi sebagai berikut,”Seorang pemimpin adalah orang yang menenal jalan, yang dapat terus maju dan yang dapat menarik orang lain mengikuti dia.[6]
Defenisi Presiden Trauman berbunyi. “Seorang pemimpin adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk orang lain suka melakukan sesuatu yang tadinya mereka tidak suka melakukan.”[7]
Drs. Agus Lay, mendefenisikan  pemimpin ialah seorang yang mengetahui Tujuannya dengan jelas ( dan mempunyai keyakinan pribadi tentang tujuan itu), serta mempengarui, mengerakkan dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif.[8]
Joseph Tong, mendefiniskan, Seorang pemimpin adalah orang menujukan jalan, seperti untuk melakukan, membimbing, mengarahkan tindakan orang lain dengan berada di depan dan bersama dengan orang yang dipimpinnya.[9]
       Perlu penulis sampaikan dan tegaskan di dalam bagian ini. Bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam mendefinikan Kepemimpinan secara umum. Meskipun pembahasan atau pengalimatannya berbeda , tetapi secara esensinya menujukan adanya kesamaan. Sedangkan Kepemimpinan Kristen merupakan campuran antara karakeristik yang alamiah dan yang karakteristik rohani, kepemimpinan Kristen yang dalam  prefestif Reformed, alamiah pun bukanlah muncul dengan sendirinya melainkan diberikan oleh Allah, dan oleh karena itu karakeristik ini akan mencapai keefektivitasnya yang tertingi. Jika itu digunakan di dalam melayani Allah dan untuk Kemulian-Nya. Jadi definisi-defenisi yang diberikan di atas itu adalah mengenai kepemimpinan secara umum.[10] Meskipun.[11] Kepemimpinan Kristen meliputi Karakteristik-karakteristik alamiah dan Karakteristik rohani,  maka masih ada unsur-unsur yang melengkapi dan yang lebih utama dari pada Karakteristik- karakteristik itu. Yaitu Kepribadian merupakan faktor  yang cukup penting dalam kepemimpinan alamiah.
       Tetapi Kepemimpinan Kristen dalam mempengaruhi orang lain bukan dengan kekuatan kepribadiannya sendiri saja, melainkan Kepribadian yang diterangi, dihembusi dan dikuatkan oleh Kuasa Roh Kudus,[12] Kepemimpinan Kristen adalah Pelayanan dan itu karena Anugerah Allah.

III.             TUJUAN KEPEMIMPINAN KRISTEN  
       Tujuan Kepemimpinan Kristen adalah menjadikan yang utama dalam hidup.(Luk 19:10, Mat 6:33)[13] “Sebab Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”.
       Kita perlu perhatikan dalam (Yohanes 17: 4) “Aku telah mepermuliakan Engkau di bumi dengan jalanb menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaku untuk melakukannya.
       Dalam banyak hal sebuah kehidupan dan pelayanan Yesus adalah tentang menyusun hal yang utama olehnya. Ketika ia mengatakan, “Biarkan orang m ati menguburkan orang mati,”Yesus berbicara kepada mereka yang mempunyai kebutuhan agar tidak teralihkan dari sasaran yang benar dan yang paling penting, meskipun pada situasi-situasi yang darurat menurut perhatian kita (Matius 8:22). Ketika temanNya Lazarus meninggal. Ia tetap memusatkan perhatianNya pada apa yang sedang dilakukanNya, dan tidak pergi untuk menjenguknya selama dua hari. Ia adalah seorang yang ada pada pelayanan. (Lukas 9:51).[14]
       Tujuan akhir dari kepemimpinan kristen dalam Pengembangan dan membangun kepemimpinan kita adalah agar kita menjadi lebih efektif dengan peran kita dalam memajukan pertumbuhan Kerajaan-Nya di seluruh Dunia!.  Yaitu Allah adalah Pusat dari segala sesuatu. “... segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” (Kolose 1:16). “ Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah yang bagiNya segala sesuatu dijadikan ...”( Ibrani 2:10).Kerinduan Allah ialah agar semua umat di Dunia mengenal Dia melalui Yesus Kristus.[15]
       Sebagian besar gereja memiliki kepemimpinan, pengembalaan atau pelayanan, namun berbeda satu sama lain dalam hal pemahaman mengenai kepemimpinan. Meskipun demikian Alkitab pemahaman yang benar dan patut kita ikuti. Kisah para Rasul memberikan terang mengenai Tujuan Kepemimpinan Kristen khususnya pada pasal 6 menenai penujukan 7 pemimpin Gereja ( 7 Diaken ) dan pada pasal 20, mengenai nasihat Paulus kepada Pemimpin Gereja (para tua-tua gereja di Efesus). Hal ini mengambarkan kepemimpinan Kristen yang benar (sejati) memiliki strategi dalam mencapai tujuan untuk Pembaharuan dan membangun pertumbuhan hidup Spiritualitas reformed jemaat atau gereja yang sehat kearah Kristus, Karena Allah sebagai sumber atau pusat kepemimpinan Krisnten yang benar (sejati).    
       Kepemimpinan Kristen Reformed harus dijalankan, bukan dengan pikiran, rencana   dan kekuatan  manusia tetapi dengan maksud yang sesuai dengan Tujuan yang Tuhan telah  berikan kepadanya. Oleh karena Yesus mengembangkan hal-hal yang utama berdasarkan tujuan-Nya yaitu agar semua umat manusia di Dunia  dibangun, dibaharui, diselamatkan bahkan manusia mampu mengenali dirinya sendiri sebagai ciptaannya dan Allah sebagai pencpita  manusia sehingga manusia  menyembah Allah.

IV.             KEPEMIMPINAN KRISTEN DALAM PRESPEKTIF REFORMED
A.    Kepemimpinan Kristen yang Benar (sejati) berarti Pelayan.
Kepemimpinan Kristen berbeda dengan kepemimpinan Dunia, seperti yang kita lihat
Sekarang di dunia ini, pemimpin dunia biasanya mencari kedudukan yang lebih tinggi, agar mendapatkan kekuasan untuk mengendalikan orang orang lain dan kalau perlu merugikan orang lain atau menindas orang lain. Tetapi Yesus memperkenalkan kepemimpinan yang berpusat pada perhatiannya adalah bagiamana melayani dan memberi keuntungan bagi orang lain. Pemimpin yang besar adalah pelayan yang besar. tangga untuk menaiki jenjang kepemimpinan adalah pelayanan, pengorbanan dan penderitaan.[16] Kita perhatikan (Yohanes 16:33; Matius 16:24).
       Pemimpin-pemimpin Kristen yang benar dan sejati terpanggil untuk bertanggung jawab dan membawa keuntung dan kehidupan kepada yang dipimpinnya,”Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rayatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidakah demikian di antara kamu ...”(Matius 20:25).
       Tuhan Yesus memimpin pada tingkat yang lebih tinggi dari yang lain, dan terpanggil untuk bertanggung jawab lebih tinggi dari para pengikut-pengikutnya. Tuhan Yesus mendemontrasikan kepemimpinannyang tidak pernah puas dengan keadaan-Nya. Pemimpin Kristen tidak hanya bertahan, dan tetap pada apa yang sudah jadi. Tuhan Yesus mengetahui bahwa kepercayaan datang dari menyelesaikan masalah. Kepemimpinan-Nya melalui dugaan yang normal. Mekipun Ia memulai dari hidup-Nya dengan kehinaan, Ia mempimpin orang kepada kehidupan yang tidak pernah mereka dapatkan.
B.     Karakteristik Kepemimpinan Kristen
Kepemimpinan Kristen selalu mempuyai pandangan pada Pelayanan, kepemimpinan yang berpandangan kepada pelayanan, memiliki karakteristik yang berbeda dengan pemimpin-pemimpin lain. Kita akan memikirkan dan mengembangkan karakteristik seorang pemimpin Kristen dan harus terus-menerus dikembangkan oleh seorang pemimpin Kristen, Karakteristik yang harus dikembangkan ialah:
1.      Displin.
Karakteristik ini dirauh di tempat yang pertama, karena tanpa Karakteristik ini maka karunia-karunia yang lain, betapapun besarnya, tidak akan berkembang dengan sepenuhnya. Hanya orang yang mendisiplin dirinya yang akan mencapai daya yang setinggi-tingginya. Seorang pemimpin dapat memimpin orang lain karena ia telah mengalahkan dirinya sendiri.[17]
Seorang pemimpin Kristen dalam Gereja adalah sama dengan seorang pelayan dan seorang pelayan memegang jabatan Gembala. Yohanes Calvin membedakan antara gembala dan pengajar Bukunya Institutio sebagai berikut:
Para gembala dan pengajar yang kapan pun tak bisa tidak ada di dalam gereja. Perbedaan antara kedua jabatan ini menurut pengertian saya adalah sebagai berikut pengajar tidak memegang pimpinan dalam disiplin Gereja ataupun pelayanan Sakramen atau dalam hal peringatan dan teguran, tetapi hanya dalam hal tapsiran Alkitab, supaya ajaran yang murni  dan sejati terpelihara diantara orang-orang percaya. Akan tetapi jabatan gembala mencakup semua ini.[18]           
Jadi Pemimpin Kristen yang Sejati memiliki kedisiplinan rohani yang tinggi baik mendisiplin didrinya sendiri dan mendisiplinkan ajarannya yang murni dan sejati sesuai dengan kebenaran Alkitab, tetap menjadi tututan bagai setiap Pemimpin Kristen.
2.      Keakrapan
Keakrapan ini berkaitan dengan “Kebersamaan”. Bagaimana seorang pemimpin dapat menuntun kelompok untuk menguasai perasaan mereka satu terhadap yang lain agar dapat mencapai semangat kesatuan dan kerja sama saat mereka bekerja bersama.[19]Pemimpin Kristen harus memiliki keakrapan atau kebersamaan dengan Pemimpinya atau atasannya yairu Tuhan sendiri sebagai pemimpin Agungnya kebersamaan atau keakrapan dengan sesama pemimpin Kristen dan kepada semua jemaatnya.
John C. Maxwell, mengatakan: Pemimpin sukses yang mentaati Hukum hubungan baik selalu mengambil inisiatif. Mereka mengambil langkah pertama lalu berupaya untuk membangun hubungan. Hal itu tidak terlalu mudah, namun penting bagi suksesnya organisasi. Seorang Pemimpin harus melakukannya, seberapa beratpun hambatannya.[20]
        Jadi keakrapan atau hubungan kebersamaan yang baik harus diambil (dialakukan) oleh seorang pemimpin Kristen terhadap jemaat yang dilayani agar mampu menuntun mereka kepada Jalan kebenaran Tuhan Yesus sebagai Pemberi pimpinan.
3.      Kebranian
    Keberanian bukan berspekulasi melainkan dengan tenang memerhitungkan resiko
dan tidak takut mengambil resiko.[21]
Kebaranian yang paling sangat ditutut dari seorang pemimpin rohani, yaitu selalu keberanaian moral dan seringkali juga kebranian fisik. Kebranian adalah “sifat pikiran[22] yang memungkinkan orang untuk menghadapi bahaya atau kesukaran dengan keteguhan, tanpa rasa takut atau kecil hati”.[23]
Keberanian ini bukan keberanian yang menyimpang dari kebenaran Firman Allah, melainkan keberanian untuk melindunggi semua anggota jemaat yang dipimpin-nya dari ajaran sesat dan  ketidak adilan. Pemimpin Kristen yang benar dan sejati perlu memiliki keberanian seperti yang ditunjukan oleh Daud, si gembala muda untuk melawan para penyerang yang lalim dan tak adil.       
4.      Kerendahan Hati
Di bidang Politik dan perdagangan, kerendahan hati bukanlah suatu Karakteristik yang diinginkan atau diperlukan. Karena dibidang itu pemimpin mencari nama dan kedudukan. Tetapi Menurut ukuran Allah, kerendahan hati mendapat tempat yang sanggat tinggi. Tidak menonjolkan diri, tidak mengiklankan diri, adalah definisi yang diberikan Kristus untuk kepemimpinan. Pada waktu melatih murid-murid-Nya untuk kedudukan kekuasaan pada masa yang akan datang, Ia berkata kepada mereka, agar mereka tidak menjadi sombong dan suka berkuasa seperti penguasa yang sewenang-wenang, melainkan kehendaknya mereka rendah hati dan sederhana seperti Tuhan mereka (Mat 20:25-27).[24]
Begitu pula untuk mencapai kelembutan hati yang sejati, tiada jalan lain mempunyai hati yang diresapi rasa rendah diri dan rasa hormat terhadap orang lain.[25] 
Kerendahan hati  seorang pemimpin,  sama seperti kerohaniannya, harus menjadi karakter yang terus bertumbuh. Saya dapat mengabil pelajaran dari kerendahan hati  Rasul Paulus yang semakain bertambah dengan berjalannya waktu.” Karena akulah yang paling hina dari semua Rasul” (1 Kor 15: 9). Berapa waktu kemudian secara sukarela ia berkata, “Kepadaku, yang paling hina diantara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini” (Ef 3:8).  
5.      Kesabaran
Seorang Pemimpin yang baik diperlukan sifat kesabaran. Kesabaran adalah keteguhan Kristen, yaitu menerima dengan gagah dan berani segala sesuatu yang dapat menimpa kita dalam hidup ini, dan mengubah keadaan yang paling buruk sekalipun menjadi ke arah yang lebih tinggi. Kesabaran adalah kesangupan untuk bertahan dengan berani dan berkemenangan, yaitu kesangupan yang memungkinkan seseorang melampaui keadaan krisis dengan tabah, dan gembiraselalu menyambut yang tidak kelihatan.[26]
6.      Inisiatif
Pemimpin adalah orang yang melahirkan ide dan proyek yang baru, menanamkan konsep-konsep yang akan telaksana kelak dengan saran-saran dari anggota kelompoknya.[27]
             Karena disaat menghadapi kesulitan dan kebuntuan dalam memimpin para anggotanya, maka dengan memiliki inisiatif yang baik akan mampu membangun dan mengembangkan kembali kepemimpinannya yang benar dan sejati juga kembali kepada kebenaran Firman Allah.
Selain 6 (enam) karakteristik di atas maka, Ordway Tead, juga mengemukakan 10 sifat atau karakter Kepemimpinanyang membuatnya lebih dari orang lain,[28] yang hambir memiliki kesamaan dengan karakteristik di atas yaitu:
1.      Energi jasmaniah dan mental yang luar biasa ( yang membuatnya memiliki daya tahan, keuletan yang tampaknya tak pernah habis; ditambah kekutan mental dalam arti semangat juang, mutivasi kerja, disiplin, kesabaran, ketahan batin  dan kemauan yang luar biasa untuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapi),
2.      Kesadaran akan tujuan dan arah (yang membuatnya memiliki keyakinan yang teguh akan kebenaran dan manfaat dar semua yang dikerjakan,
3.      Antusiasme (Semangat, kegairahan dan kegembiraan yang besar,
4.      Keramahan dan Kecintaan (kasih diiringi dengan keramah-tamahan yang mempunyai pengaruh pemimpin yang menuju sasaran tertentu),
5.      Integritas (terbuka dan merasa utuh bersatu dengan yang dipimpinnya; ketulusan dan kejujuran untuk memberi teladan agar yang dipatuhi oleh yang dipimpinnya),
6.      Penguasaan Teknis (kemahiran tertentu agar memiliki kewibawaan dan kekuasaan dalam memimpin kelompoknya),
7.      Ketegasan dalam mengambil keputusan ( tepat, tegas, cepat sebagaihasil kearifan yang diperoleh dari pengaqlaman),
8.      Kecerdasan (kemampuan untuk melihat dan memahami dengan dengan baik, mengerti sebab akibat, menemukan hal-hal yang krusial dan cepat mengambil penyelesaian disertai daya imajinasi yang tinggi dan rasa humor),
9.      Ketrampilan mengajar (menutun, mendidik, mengarahkan, mendorong dan mengerakan anak buah, serta menilai gagal atau suksesnya suatu treatment),
10.  Kepercayaan (perasaan yang timbul dari anak buah dipimpin dengan baik, dipengaruhi secara positif dan diarahkan pada sasaran yang benar).[29]
Dengan demikian, seperti yang telah jelaskan dalam definisi diatas seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki kelibihan lebih banyak dari pada orang yang lain, khususnya yang dipimpinnya. Bagaimana dengan Kepemimpinan Kristen dalam prespektif Reformed, meskipun di atas telah penulis singung sedikit mengenai hal tersebut namun disini penulis ingin menekankan pada Kepemimpinan Kristen dalam prespektif Reformd. 
C.    Kepemimpinan Kristen Dalam Presfektif Reformed
Sekarang Banyak pemimpin Kristen yang telah menyimpang dari kebenaran Firman Allah, yaitu mereka berfokus pada diri sendiri, dan untuk kepentingan pribadinya bahkan mengabaikan panggilan sebagai pemimpin kristen, yang seharus sebagai pelayan namun sekarang mereka menjadi bosnya.
Ketika berbicara tentang Kepemimpinan Kristen yang dalam Presfektif Reformed, maka hal ini tidak dapat dipisahkan dengan Pelayan atau hamba. Pemimpin Kristen yang benar (sejati) dan yang Reformd adalah mendeladani kepemimpinan dari Tuhan Yesus, yaitu sebagai pelayan (hamba), sesuai dengan Alkitab. Terry Taylor, mengatakan: “Pemimpin Rohani sejati adalah orang yang telah mengalihkan fokus dari diri sendiri untuk melayani orang lain, tanpa pamprih, dan membuat mereka seperti pahlawan.[30]  Jelas bahwa pendapat taylor in telah dipengaruhi oleh pemahaman Kepemimpinan Hamba yang terdapat dalam Alkitab.
Kepemimpinan Kristen adalah kepemimpinan yang melayani seperti yang ditegaskan oleh Tuhan Yesus, “Barang siapa terbesar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” (matius 23:11).
Pada perjamuan terakhir, Yesus ingin membentuk pelayanan dengan mencuci kaki murid-muridNya termasuk Yudas Iskariot, seorang mengkhianatiNya. Yesus menujukan pada kita bahwa pelayanan dimulai dari seorang pemimpin yang sejati (benar) perhatikan dalam (Yohanes 13:3).  Tuhan Yesus menempatkan Dirinya dan dengan rela dan tidak memaerkannya. Ia mengerti panggilanNya, dan rela menyerahkan diriNya untuk pelayanan tersebut. Ia tidak ada satupun orang yang dirugukan, tidak ada satupun bukti untuk mengambil keuntungan dari orang lain, dan tidak ada satupun untuk disembunyikan dari pelayananNya. Dari seluruh kehidupan dan kepemimpinan Pelayanan Yesus adalah tentang rencana hal yang utama dan hidup oleh pelayanan Yesus, Yesus rela mengorbankan hidupNya agar yang dipimpin mendapatkan hal utama dan hidup.
Kepemimpinan yang melayani adalah merupakan Pengabdian yang harus terus diupayakan oleh seorang pemimpin. Bahwa Pemimpin/atau Raja pada dasarnya harus mengabdi kepada rakyat,[31] hal ini terungkap dalam kesaksian Alkitab berikut ini :
 Mereka berkata” Jika hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat mau mengabdi kepada   mereka dan menjawab mereka dengan kata yang baik, maka mereka akan menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu” ( I Raja-raja 12:7).

Namun sayang nasihat para tua-tua itu tidak di indahkan oleh Raja Rehabeam, hal seperti itu harus penjadi perhatia para Pemimpin Kristen yang benar dansejati.
Seorang Pemimpin dapat menjadi pemimpin yang melayani apabila ia memiliki hati yang terdorong untuk melayani dengan penuh kasih, “ melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala,” (Matius 9:36).
Serang pemimpin yang melayani hanya dapat melakukan pelayanan itu bila ia bisa menghayati makna perannya sebagai orang yang melayani. Pemimpin yang melayani melakukan pelayanan itu karena dengan melayani orang-orang, maka ia membuka kesempatan agar orang yang ada di sekitarnya memiliki kebebasan lebih luas untuk berkembang atau tranformasi. Dengan bahasa sederhana ia dapat menjadi pemimpin yang melayani bila memiliki hati yang melayani.[32] 
Artinya seorang pemimpim mampu meletakan kebutuhan dan minat orang lain diatas minat dan kebutuhanya sendiri. Sering kali seorang pemimpin melakukan hal seperti karena ia merasa pernah dilayani oleh orang lain, mengalami pemulihan karena pernah ditolong oleh seorang pemimpin atau mampu mengembangkan visi yang tajam karena dialog dengan seorang pemimpin Kristen dan yang lainnya. Semua orang dapat menjadi pemimpin yang melayani dengan benar (sejati) karena mampu menghayati Kasih dan Anugerah Tuhan baginya.
Seorang pemimpin yang melayani sangat peduli pada pertumbuhan dan dinamika kehidupan umat Tuhan yang dipimpinnya serta komunitasnya. Karena itu ia mendahulukan pelayanan dari pada pencapaian ambisi pribadinya atau pola dan kesukaannya saja. Tetapi impiannya ialah agar orang-orang yang mereka layani mendapatkan kehidupan, keuntungan dan lebih dari itu yang dilayani akan menjadi pemimpin yang melayani orang lain juga seperti dirinya bahkan dengan harapan lebih baik dari dirinya.
Kepemimpinan Kristen antara pelayanan terhadap Allah dan pelayanan terhadap sesama manusia. Yang jelas: tugas pimpinan Kristen "bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani" dan menjadi gembala yang tidak "memerintah atas mereka yang dipercayakan" kepadanya, melainkan yang "menjadi teladan" (bdk Mat 20:25-28, Mrk 10:45; Yoh 13:5-15 dll), dan tidak menggunakan paksaan melainkan kesukarelaan (bdk 1 Petr 5:2-4). Disini gereja harus menjadi teladan untuk dunia tentang kepemimpinan yang sebenarnya, dan bukan sebaliknya (menerapkan struktur-struktur kekuasaan dan penindasan duniawi dalam gereja). Kepemimpinan dan administrasi adalah untuk melayani.
Tentu saja pelayanan seorang pemimpin gereja terutama dipahami sebagai pelayanan kepada Tuhan. Namun dimensi vertikal ini tidak pernah terlepas dari dimensi horisontal, karena tidak ada jalan lain untuk melayani Allah kecuali melalui melayani sesama manusia.  Kita selalu harus mengingatkan diri dan para pemimpin kristen bahwa konsep pelayanan ini memutarbalikkan struktur pikiran dan struktur hirarki masyarakat kita: seorang pemimpin baru menjadi pemimpin kalau ia merendahkan diri menjadi seorang pelayan,(sulit!).
 Karena pelayanan seseorang pemimpin bukan hanya masalah antara dia dan Allah, melainkan "masalah duniawi" (antar manusia), pelayanannya harus juga diukur dengan kriteria-kriteria duniawi. Jangan sampai kata "melayani" hanya menjadi kata kosong untuk menyelubungi kekurangan dalam melakukan kerja dan menggunakan kuasa kita secara bertanggungjawab (ada yang sudah "alergi" dengan kata "pelayanan" dalam gereja).
Pendekatan Kepemimpinan Kristen  benar (sejati) adalah kepemimpinan pelayan menciptakan semangat ikut memiliki, keterlibatan, dan kometmen di antara orang-orangnya.[33] Jemaat atau yang dipimpin melakukan pekerjaan karena mereka memang menghendakinya.  Jemaat akan mempunyai sikap, “jika hal itu baik untuk memimpin, itu juga berarti baik untuk kita.” Jemaat tidak hanya menjadi jauh lebih mudah untuk ikut memiliki nilai-nilai cita-cita pemimpinnya, tetapi merasa memiliki kepemimpinan juga akan mengerakan kerterlibatan dan kometmen anggota jemaat sepenuhnya. Sebab kepemimpinan pelayan yang terfokus pada Tuhan jauh lebih efektif untuk mendapatkan hasil tujuan jangka panjang. Karena hal ini lebih condong kearah dialog atau bersifat dua arah, antara pemimpin dan yang dipimpin.
Kepemimpinan kristen yang melayani memiliki visi yang jelas yaitu suatu kepercayaan didiri, kesadaran diri, dan empati, pemimpin visioner akan mengartikulasikan suatu tujuan yang baginya merupakan tujuan sejati dan selaras dengan nilai bersama orang orang yang dipimpinnya.[34] Pemimpin pelayan mengerti bahwa membagikan pengetahuan ialah rahasia menuju keberhasilan kepemimpinannya, maka mereka membagikan visi dan pengetahuannya secara terbuka, dan dengan murah hati.
Kepemimpinan Kristen yang Benar dan sejati sesuai dengan Firman Allah harus dapat menjadi Teladan dengan sepenuh hati dan tanpa menyesali melakukan kepemimpinan sengai pelayan yang menjadi teladan bagi mereka yang di layaniTeladan  dalam hal Ajarannya yang benar sesuai Firman Allah (Kisah Para Rasul 20:25), Dapat mencapai Tujuan kepemimpinan pelayanannya dalam merangkul semua Jemaatnya, baik tetap maupun pengunjung yang baru dalam ibadah dan masyarakat yang ada di sekitarnya, Juga menjadi Teladan dalam Tinkah lakunya. Ia mampu meberikan seluruh hati, jiwa dan pikiranya untuk pelayanannya. Baik di gereja, dirumah dan di masyarakat.    
Bagaimana Pemimpin Kristen yang melayani mampu membangun kometmen dalam diri para pengikutnya pada satu visi bersama? Berikut ini pernyataan Jerry C Wofford:
Membangun kometmen pada suatu visi lebih daripada sekedar menyampaikan informasi. Komitmen yang dibutuhkan adalah didikasi para anggota pada tujuan yang lebih besar daripada diri sendiri mereka sendiri. Memang sulit membayangkan ada organisasi yang tujuannya lebih mengugugah  dari pada organisasi yang berusaha memajukan kehendak Kristus. Saya tidak dapat membayangkan sebuah organisasi sekuler mempunyaio misi yang sebanding dengan organisasi yang membawa orang kepada Kristus, menyiapkan mereka untuk melayani, membangun pemahaman akan Sabda Tuhan, dan memuliakan Tuhan kita. Tidak ada yang lebih mulia daripada itu.                                                                                                Pemimpin harus mengorbankan hasrat yang membara untuk mencapai tujuan ini dan mengubah fokus hidup para anggotanya pada pencapaian mereka. Tujuan ini membutuhkan kometmen yang lebih daripada sekedar intelektualitas. Mereka juga harus melibatkan perasaan mereka. Pemimpin harus mencurahkan diri seluruhnya pada visi dan harus mendapatkan dukungan kometmen yang sama dari orang lain.                                                           Antusiasme, kegairahan, inpirasi optimisme ini semua baru sebagian kecil dari ciri yang membentuk kometmen. Bahkan para pemimpin yang biasanya tidak digambarkan seperti itu akan menujukan ciri tersebut ketika berbicara tentang visi yang telah memikat hati mereka sendiri.[35] 
Selaian hal-hal diatas tadi, Kehidupan seorang pemimpin harus terus menuntut untuk
mengisi diri dan belajar, bagaimana memimpin dengan benar dan mencapai tujuannya sesuai dengan Tujuan Allah. Kehidupan pemimpin adalah kehidupan yang menutut penyelarasan Visi dan misi Allah dengan penerapan sesuai Perkembangan zaman ini, dengan tetap mempertahankan Prinsip-prinsip Alkitab. Karena Orang menuntut pemimpin. Sebagai tambah untuk berhasil, tambah kita memimpin, dan tambah orang akan menuntut kita. Maka mengisi diri sendiri harus menjadi perhatian kita sebagai pemimpin secara khusus.  Seringkali Yesus meninggalkan kerumunan banyak orang, orang-orang yang kepada mereka yesus utus untuk melayani dan pergi ke tempat yang sunyi. Ia mengetahui bahwa waktu menyendiri bersama BapaNya di Sorga memampukanNya untuk mengembaliklan pandanganNya dan mengisiNya untuk menghadapi apa yang akan datang. Jika Yesus perlu mengisi diriNya sendiri, apalagi kita sebagai manusia yang banyak sekali kekurangan dan ketidak mampuan kita.
Namun tidak cukup jika seorang pemimpin Kristen hanya percaya kepada karunia yang diberikannya. Ia juga bertanggung jawab untuk mengembangkannya, untuk memperbaiki kekurangannya dan meningkatkan kompetensinya sesuai dengan tuntutan dan tantangan yang dihadapinya. Sering kita merasa kalau kita sudah mencapai pososi tertentu tidak perlu lagi kita belajar. Sebaliknya, semakin tinggi posisi kita dan  semakin besar tanggung jawab kita, semakin banyak kita harus belajar. Misalnya sering diabaikan bahwa seorang pendeta yang memimpin jemaat atau sebuah struktur gereja bersama dengan orang lain tidak hanya membutuhkan dasar teologis yang cukup kuat, tetapi juga misalnya kepandaian menajemen atau pengelolaan. Disini juga masih terletak salah satu kekurangan dalam pendidikan teologi. Dari kompetensi yang seharusnya lebih dikembangkan saya ingin menekankan kompetensi sosial atau kompetensi komunikasi, termasuk kompetensi untuk menangani konflik secara konstruktif. Ia harus mampu untuk menjadi moderator atau mediator dalam konflik, dari pada hanya menghindari atau menekankan konflik, atau bahkan menyebabkan konflik dan melibatkan emosi pribadi. Ia berada dalam posisi yang paling berpengaruh untuk mendukung atau menghindari perkembangan suatu kultur kritik dan konflik yang konstruktif dalam gereja. Semua ini adalah kompetensi-kompetensi yang dapat dilatih, dan dalam dunia modern dan semakin rumit tidaklah cukup kalau seorang pemimpin sudah puas dengan karunianya dan pengalamannya.
Kekuatan terbesar seorang pemimpin ialah visi pribadinya, yang dikomunikasikan dalam contoh kehidupannya sehari-hari.[36] Sebab kehidupan yang nyata dari seorang pemimpin itu yang akan menjadi perhatian dan akan dijadikan figur atau teladan bagi para anggotanya.
            Jadi Seorang Pemimpin Kristen yang baik, benar, sejati dan yang Reformed adalah seorang pemimpin hadir untuk melayani orang lain. Dan hidupnya seorang pelayan adalah hanya untuk tuannya. Maka segala keperluannya adalah bukan keperluan/kepentingan dirinya sendiri dalam hidupnya, melainkan untuk kepentingan tuannya.
Kepemimpinan Kristen antara teladan dan perubahan. Dalam bagian terakhir ini kita melihat kepemimpinan Kristen dalam ketegangan yang harus menjadi teladani dan upaya untuk menjamin kontinuitas dan tradisi gereja di satu sisi, dan menjadi motor perubahan dan transformasi sosial di sisi lain.
 Di sini , seorang pemimpin Kristen  harus selalu sadar bahwa formalisme aturan, kelembagaan yang statis dan sikap yang eksklusif adalah lawan gereja sebagai gerakan misi Allah dan dinamika Roh Kudus. Injil Yesus Kristus selalu menantang kita sebagai pemimpimpin kristen untuk menerobos dan mentransformasikan nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan kita sesuai dengan inti perintah kasih terhadap Allah dan sesama manusia. Disini kepemimpinan gereja harus selalu siap untuk membaca tanda-tanda zaman, memiliki "krisis indra" dari pada hanya sibuk dengan masalah-masalah intern gereja. Kepemimpinan Kristen benar harus mendengar, mengangkat dan menyuarakan suara-suara kenabian dalam gereja sehingga gereja dapat menjadi motor untuk perubahan atau transformasi masyarakat, dan sekaligus berani untuk ditransformasikan atau mengalami perubahan sesuai dengan konteks di mana kita berada.
Pemimpin Kristen yang benar (sejati) selalu siap dibaharui, sebagai prinsip dan pusatnya adalah Allah dan firman-Nya dalam hal Kepemimpinan gereja Reformed sangat menekankan pada kepemimpinan Kristen dalam membangun kerohanian diri yang siap selalu dibaharui dengan Allah dan Firman-Nya sesuai dengan panggilan Roh Kudus. Karena kepemimpin Kristen Reformed adalah kepemimpinan yang bersifat dinamis dan selalu membutuhkan pembaharuan yang sejati, mampu mengitegrasikan pikiran, hati, intelek, dan emosi dalam kenyataan hidup yang tanpa membeda-bedakan yang lainnya, melainkan tetap melayanani semua yang dipercayakan dengan penuh tanggung jawab dan semua adalah yang utama dan dihormati baik yang dilayani dan mentaati Allah dengan sempurna. 
V.                KESIMPULAN
Dari beberapa hal yang telah dibahas sebelumnya, dapatlah ditarik kesimpulan yang akan terus membangunan pemahaman yang benar tentang konsep dalam hal Kepemimpinan Kristen dalam perspektif Reformed dan membangun serta menghargai pelayanan yang telah di Anugerahkan Tuhan, dalam Kepemimpinan Kristen yang benar (sejati) Yaitu:
1.      Seroang pemimpin Kristen Yang benar (sejati) harus terus mengembangankan dan membangun Krakteristik dan kepribadiana yang benar sesuai dengan Kebenaran Firman Allah. Sehingga mampu membangun dan mengembangkan Pelayanan yang penuh kerendahan hati untuk memimpin umuat Allah kejalan Kebenaran Allah.
2.      Seorang Pemimpin yang benar (sejati) pada akhirnya datang pada titik dimana mereka   melayani dan memberi otoritas orang lain pada keinginan dan semangat mereka. Kadangkala, seorang pemimpin datang hanya mencari orang lain dan turut membagi keinginan yang sama. Satu hal yang pasti Pemimpin yang benar (sejati) selalu berhubungan dengan orang lain. Inilah yang membedakan pemimpin Kristen dengan pemimpin yang lainnya.
3.      Sangat penting bagi para pemimpin Kristen yang benar (sejati) mengembangakan keahlianya agar dapat memimpin secara efektiv. Bagaimanapun juga, ada beberapa karakteristik dan kualitas hati yang penting yang harus dibangun setiap pemimpin dalam kehidupan pelayanan mereka lebih dahulu dan juga terus bersadar kepada Tuhan Yesus sebagai Pemimpin Agungnya.
4.      Kepribadian yang baik dan ketulusan hati sangat diperlukan. Kerena kepribadian dapat disebut juga kepemimpinan diri sendiri. Ketika kita dapat memimpin diri kita sendiri dengan baik, orang lain mungkin ingin mengikuti. Hal tersebut merupakan dasar kehidupan untuk membangun kehidupan seorang pemimpian Kristen yang melayni dengan benar (sejati). Ini semua dimulai dengan Karakeristik  dan kepribadian, sebab kepemimpinan Kristen dijalankan atas dasar kepercayaan baik kepercayan kepada Allah dan dari jemaatnya. Jika seorang tidak percaya  kita, maka mereka tidak akan mengikuti kita. Keuntungan seorang yang memiliki karakteristik dan kepribadian yang baik itu semua tidak terlepas dari Anugerah Allah.
Pemimpin Kristen yang benar (sejati) harus belajar memimpin sebaigai pelayan seorang gembala yang selalu diperbaharui dan membangun, seperti Tuhan Yesus mengenali semua murid-muridNya satu persatu. Pemimpin Kristen benar (sejati) mampu mengenali setiap anggota jemaatnya serta membangun rohaninya dengan baik.     


Daftar Kepustakaan

Abednego Benyamin, Liku-liku Kepemimpinan Kristen, Yakin Surabaya,
Calvin Yohanes, Institutio, BPK Gunung Mulia Jakarta, 2008
Chandra Robby, Landasan Pacu Kepemimpinan,Gloria Graffa, Yogjakarta, 2004
Gangel O. Kenneth, Membina Pemimpin Pendidikan Kristen, Gandum Mas, 1999.
Goloeman Daniel,Richard Boyatzis,Annie Mckee, Kepemimpinan Berdasarkan
  Kecerdasan Emosi, Gramedia Jakarta, 2005.
Lowney Chris, Heroic Leadership, Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Maxwill C. John, The 21 Irrefutable Laws Of Leadership (21 Hukum Kepemimpinan
        Sejati), Interaksasa.
Maxwill C. Jhon, Million Leaders Mandte, Buku Catatan 6,
Octavianus P, Manajemen dan Kepemimpinan Me4nurut Wahyu Allah, Literatur YPPI
 Malang, 1997.
Reesor Lerry. Million Leaders Mandate, Buku Catatan 6.
Sibuarian Togardo, Sola Gratia dan Pergumulan Masa kini, STT, Bandung, 2007.
Sanders J. Oswalds, Kepemimpinan Rohani, Yayasan Kalam Hidup, 1979.
Souza D` Anthony, Proactive Visionary Leadership, PT. Trisewu Nagarawa Graha
 Indramas, 2007.
 Tong Joseph, Diktat Matakuliah Teori Kepemimpinan dalam Perspektif Pastoral,
 STT.Alethea, Lawang, 2011.
                  
[1] Robi Chandra, Landasan Pacu Kepemimpinan, (Gloria Graffa, Yogjakarta, 2004) hal 23-24
[2] Ibid, landasan Pacu kepemimpinan, hal 26.
[3] B.Kreysen Purba, Sola Gratia dan Pergumulan Masa Kini,(STT Bandung, 2007), Hal 219.
[4] J.Oswald Sanders, Kepemimpin Rohani, (Yayasan Kalam Hidup ,1979) hal 20.
[5]  Ibid
[6] Ibid
[7] Ibid
[8] DR. P. Octavianus, Manajemen dan Kepemimpinan menurut Wahyu Allah,(Literatur YPII, 1997) hal 65
[9] Joseph Tong, Diktat Matakuliah Teori Kepemimpinan dalam Perspektif Pastoral, STTA Lawang 2011, hal 4
[10] Ibid,Kepemimpinan Rohani , hal 21  

[12] Ibid
[13] Dr. John C. Maxwell, Sepuluh Unggulan Prinsip dasar Kepemimpinan dari Yesus, Edisi Buku perkenalan, (Mellion Leaders Mandate) hal 1
[14] Ibid, Sepuluh Unggulan Prinsip Dasar Kepemimpinan Dari Yesus, Hal 1-2
[15] Dr. Larry D. Reesor, Tujuan Puncak dari Kepemimpinan Mengenapi Amanat Agung,(Buku Catatan 6), Million Leadrs Mandate , Hal 31
[16] B. Kreysen Purba, Kepemimpinan Hamba dan Anugrerah Allah, Dalam Buku(Sola Gratia dan pergumulan Masa kini), STT. Bandung, 2007, Hal 228
[17] J.Oswald Sanders, kepemimpinan Rohani, Yayasan Kalam Hidup, 1979, hal 49.
[18]  Yohanes Calvin, Institutio,BPK Gunung Mulia Jakarta, 2008. Hal 243.
[19] Kenneth O. Gangel, Membina Pemimpin Pendidikan Kristen, Yayasan Gandum Mas, 1998, hal  101.
[20] John C. Maxwill,  The 21 Irrefutable Laws Of Leadership,(21 Hukum kepemimpinan Sejati), Interaksara, Batam centre, hal 191
[21] Dr. Anthony D`Souza, Proactive Visionary Leadership, PT. Trisewu Nagawarsa Graha Indramas, 2007,h 94.
[22][22]
[23] J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani, Yayasan Kalam Hidup, 1979, hal  60,
[24] Ibid, Kepemimpinan Rohani, hal 62.
[25] Yohanes Calvin, Institutio, BPK Gunung Mulia Jakarta, 2008, hal 152.
[26] J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani, Yayasan Kalam Hidup,1979, hal  69
[27]  Kenneth O. Gangel,  Membina Pemimpin Pendidikan Kristen, Yayasan Gandum Mas, 1998, Hal 102
[28] B. Kreysen Purba, Kepemimpinan Hamba dan Anugerah Allah, Dalam Sola Gratia, STT Bandung, 2007, hal 224-245.
[29] Ibid
[30] Ibid, B. Kreysen Purba, Sola Gratia, hal 226
[31] Benyamin Abednego, Liku-liku Kepemimpinan Kristen,  YAKIN, Surabaya,__ hal 66.
[32] Robby Chandra, Landasan Pacu Kepemimpinan, Gloria Grafa, Yogyakarta,2005, Hal 59
[33] Dr. Anthony D’ Souza, Proactve Visionary Leadership, PT Trisewu Nagawarsa Jakarta,2007, hal  02.
[34] Daniel Golleman, Richard Boyatzis, Annie McKEE , Kepemimpinan berdasarkan Kecerdasan Emosi, (Gramedia Jakarta), 2005 hal 69.
[35] Dr. Anthony D` Souza, Proactive Visionary Leadership, PT. Trisewu Nagawara Graha Indramas, 2007 hal 93-94.
[36]  Chris Lowney, Heroic Leadership, Gramedia Pusta utama, Jakarta, 2005, hal 22.

No comments:

Post a Comment

Misi Kristus Sedunia

PELAJARAN SEKOLAH MINGGU

  TANGGAL   PELAJARAN SEKOLAH MINGGU KATEGORI Babak pertama        ...