Bible Study: TABERNAKEL
- Posts: 19
- Joined: Thu Dec 13, 2007 11:23 pm
Bible Study: TABERNAKEL
Shallom,
Kita sudah melihat di: tabernakel-vt318.html gambaran 'fisik' dari tabernakel ini. Tentu saja ada pengajaran yang indah yang Allah berikan dalam tabernakel ini. Untuk itulah disinilah kita akan mengupas Firman Tuhan ini mengenai 'tabernakel'.
@Moderator
Maaf sebelumnya saya tidak tahu tempat yang tepat untuk share Firman Pengajaran ini. Jika tempatnya tidak tepat, tolong dipindahkan.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengajaran Tabernakel bermula dari ungkapan yang diberikan oleh Roh Kudus pada Pdt. F. G. van Gessel (Alm.), di suatu hari pada tahun 1935 melalui Yohanes 1:14
"... Firman telah menjadi daging dan diam di antara kita ... "
Kata 'diam' tersebut dibaca "... bertabernakel..." (bhs Yunani: skenoo) oleh beliau. Inilah yang merupakan ungkapan awal dari keseluruhan 'Wahyu' hal Pengajaran Tabernakel yang terus diungkap-bukakan Roh Kudus kepada beliau, sehingga dengan sangat akurat seluruh Perjanjian Lama (39 Kitab) dan seluruh Perjanjian Baru (27 Kitab) telah ditempatkan dalam susunan Pola Tabernakel yang ajaib ini.
Tujuan akhir dari Pengajaran Tabernakel ini adalah Gereja sebagai Mempelai Wanita yang dipersiapkan bagi Mempelai Pria Surga yaitu Kristus Anak Domba Allah (Wahyu 19:7, 8; Wahyu 21:22)! Itulah sebabnya kenapa disebut sebagai Pengajaran Kabar Mempelai dalam Terang Tabernakel!
Tujuan thread ini adalah "bible study" tentang tabernakel yang akan dijelaskan secara bertahap. Yang mengerti tabernakel bisa membantu mengkoreksi misal ada ayat yang salah dengan pm saya.
Kita mulai dari pengertian TABERNAKEL itu sendiri:
Wahyu 21: 2-3 -> Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
Yohanes 1: 14 -> Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Ibrani 8: 1-5 -> Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
Perkataan TABERNAKEL tertulis dalam PERJANJIAN LAMA maupun di dalam PERJANJIAN BARU.
Tabernakel dalam bahasa Ibrani disebut "MISHKAN"
Tabernakel dalam bahasa Yunani disebut "SKENE/SKENOO"
Pengertian daripada TABERNAKEL = "TEMPAT KEDIAMAN"
Wahyu 21 : 2 - 3
MEMPELAI WANITA TUHAN adalah TABERNAKEL ALLAH, yakni :
TEMPAT KEDIAMAN ALLAH DITENGAH-TENGAH MANUSIA.
Yohanes 1 : 14
YESUS = FIRMAN yang menjadi daging adalah juga TABERNAKEL, yang BER-TABERNAKEL diantara kita.
Ibrani 8 : 1 - 5
TABERNAKEL YANG SEJATI ada didalam SORGA, dimana Imam Besarnya adalah TUHAN YESUS KRISTUS sendiri yang duduk disebelah kanan Takhta Yang Mahabesar di Sorga.
Musa harus membangun Tabernakel menurut contoh dan model yang diperlihatkan Allah padanya di atas gunung.
Allah memperlihatkan padanya Tabernakel sejati yang ada di Sorga.
KESIMPULANNYA
TABERNAKEL adalah gambaran/bayangan dari KERAJAAN SORGA, TEMPAT KEDIAMAN ALLAH; atau
Pengertian rohani daripada TABERNAKEL adalah KERAJAAN SORGA.
Kita sudah melihat di: tabernakel-vt318.html gambaran 'fisik' dari tabernakel ini. Tentu saja ada pengajaran yang indah yang Allah berikan dalam tabernakel ini. Untuk itulah disinilah kita akan mengupas Firman Tuhan ini mengenai 'tabernakel'.
@Moderator
Maaf sebelumnya saya tidak tahu tempat yang tepat untuk share Firman Pengajaran ini. Jika tempatnya tidak tepat, tolong dipindahkan.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengajaran Tabernakel bermula dari ungkapan yang diberikan oleh Roh Kudus pada Pdt. F. G. van Gessel (Alm.), di suatu hari pada tahun 1935 melalui Yohanes 1:14
"... Firman telah menjadi daging dan diam di antara kita ... "
Kata 'diam' tersebut dibaca "... bertabernakel..." (bhs Yunani: skenoo) oleh beliau. Inilah yang merupakan ungkapan awal dari keseluruhan 'Wahyu' hal Pengajaran Tabernakel yang terus diungkap-bukakan Roh Kudus kepada beliau, sehingga dengan sangat akurat seluruh Perjanjian Lama (39 Kitab) dan seluruh Perjanjian Baru (27 Kitab) telah ditempatkan dalam susunan Pola Tabernakel yang ajaib ini.
Tujuan akhir dari Pengajaran Tabernakel ini adalah Gereja sebagai Mempelai Wanita yang dipersiapkan bagi Mempelai Pria Surga yaitu Kristus Anak Domba Allah (Wahyu 19:7, 8; Wahyu 21:22)! Itulah sebabnya kenapa disebut sebagai Pengajaran Kabar Mempelai dalam Terang Tabernakel!
Tujuan thread ini adalah "bible study" tentang tabernakel yang akan dijelaskan secara bertahap. Yang mengerti tabernakel bisa membantu mengkoreksi misal ada ayat yang salah dengan pm saya.
Kita mulai dari pengertian TABERNAKEL itu sendiri:
Wahyu 21: 2-3 -> Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
Yohanes 1: 14 -> Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Ibrani 8: 1-5 -> Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
Perkataan TABERNAKEL tertulis dalam PERJANJIAN LAMA maupun di dalam PERJANJIAN BARU.
Tabernakel dalam bahasa Ibrani disebut "MISHKAN"
Tabernakel dalam bahasa Yunani disebut "SKENE/SKENOO"
Pengertian daripada TABERNAKEL = "TEMPAT KEDIAMAN"
Wahyu 21 : 2 - 3
MEMPELAI WANITA TUHAN adalah TABERNAKEL ALLAH, yakni :
TEMPAT KEDIAMAN ALLAH DITENGAH-TENGAH MANUSIA.
Yohanes 1 : 14
YESUS = FIRMAN yang menjadi daging adalah juga TABERNAKEL, yang BER-TABERNAKEL diantara kita.
Ibrani 8 : 1 - 5
TABERNAKEL YANG SEJATI ada didalam SORGA, dimana Imam Besarnya adalah TUHAN YESUS KRISTUS sendiri yang duduk disebelah kanan Takhta Yang Mahabesar di Sorga.
Musa harus membangun Tabernakel menurut contoh dan model yang diperlihatkan Allah padanya di atas gunung.
Allah memperlihatkan padanya Tabernakel sejati yang ada di Sorga.
KESIMPULANNYA
TABERNAKEL adalah gambaran/bayangan dari KERAJAAN SORGA, TEMPAT KEDIAMAN ALLAH; atau
Pengertian rohani daripada TABERNAKEL adalah KERAJAAN SORGA.
- Posts: 19
- Joined: Thu Dec 13, 2007 11:23 pm
Re: Bible Study: TABERNAKEL
PENGAJARAN TABERNAKEL
I.Pengantar Pengajaran Tabernakel
I.1. Terang Baru dalam memahami Perjanjian Lama
I.1.1 Terang Baru
Banyak kali orang percaya sekarang ini menganggap kitab-kitab Perjanjian Lama dipandang sebagai kitab sejarah, meskipun ada sebagian isinya yang dapat ditafsirkan sebagai nubuatan akan hal-hal yang akan terjadi. Seringkali orang percaya bertanya-tanya, apa maksud Allah mengilhami para penulis untuk menuliskan peristiwa perjalanan hidup manusia sejak Adam, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, sampai akhirnya menjadi suatu bangsa, yaitu Israel. Yang paling menyedihkan adalah bahkan ada kecenderungan untuk meragukan bahwa isi Alkitab adalah Firman Tuhan. Khususnya kitab Kejadian, tentang masalah penciptaan manusia. Mereka yang tidak percaya, malah lebih mempercayai teori manusia tentang evolusi manusia dari pada Firman Tuhan.
Memahami isi kitab-kitab Perjanjian Lama tidak akan mencapai sasaran, bila kita menafsirkannya secara harfiah semata atau menurut kehendak kita sendiri (2 Petrus 1:20). Kita harus mengakui lebih dulu, bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru merupakan satu kesatuan yang berkesinambungan. Untuk mengerti bagian yang satu harus menggunakan bagian yang lain untuk menjelaskannya. Membandingkan yang rohani dengan yang rohani, membandingkan ayat dengan ayat. Baik Perjanjian Lama diterangi oleh Perjanjian Baru, maupun sebaliknya.
Kita dapat belajar dari surat-surat rasul Paulus, bahwa “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.” (1 Korintus 10:11). Kita sekarang berada dalam zaman akhir, berarti isi surat ini juga ditujukan untuk kita, jemaat Tuhan di akhir zaman. Dengan demikian kita harus menggunakan surat ini sebagai pedoman, untuk memahami atau menafsirkan apa yang tertulis dalam Perjanjian Lama, yang ditempatkan sebagai dan “peringatan” bagi kita.
Kata “contoh” diterjemahkan dari bahasa Yunani tupos, too’-pos, yang menurut Strong’s Concordance:
• nomor 5179 dijelaskan sebagai berikut: “from 5180; a dia (as struck), i.e. (by implication) a stamp or scar; by analogy, a shape, i.e. a statue, (figuratively) style or resemblancel specifically, a sampler (“type”), i.e. a model (for imitation) or instance (for warning); --en-(ex-)ample, fashion, figure, form, manner, pattern, print.”
• nomor 5180 dijelaskan sebagai berikut: tuptw tupto toop’-to ; a primary verb (in a strengthened form); to “thump”, i.e. cudgel or pummel (properly, with a stick or bastinado), but in any case by repeated blows; thus differing from 3817 and 3960, which denote a [usually single] blow with the hand or any instrument, or 4141 with the fist [or a hammer], or 4474 with the palm; as well as from 5177, an accidental collision); by implication, to punish; figuratively, to offend (the conscience): --beat, smite, strike, wound.
Kalau diterjemahkan, kita akan menemukan bahwa penjelasan atas kata tersebut memang benar. Sebab seringkali Alkitab menyampaikan kebenaran dalam bentuk contoh, yang disampaikan dengan cara: bayangan atau gambar-bayang, analogi (perbandingan), kiasan atau symbol, dan perumpamaan. Dengan memahami hal ini, maka kita akan dapat memahami apa yang tertulis dalam Perjanjian Lama, yang merupakan “contoh” atau “types”. Contoh yang dapat dimengerti sebagai gambar-bayang atau analogi, kiasan atau bentuk yang lain, dapat berupa:
• pribadi manusia tertentu (Adam, Hawa, Abraham, Ishak, dan sebagainya);
• peristiwa (penciptaan, banjir, pernikahan dsb);
• riwayat hidup seseorang (perjalanan Abraham, Yusuf);
• benda-benda tertentu (emas, perak, ular, kayu dsb);
• pola (penciptaan, Tabernakel)
Semua itu, pada zaman Perjanjian Lama masih belum dibukakan kepada bangsa Israel. Bangsa Israel tidak memahami, mengapa mereka harus melakukan semua imamat yang demikian rumit dalam ibadah mereka selama bertahun-tahun. Inilah kemurahan Tuhan bagi kita di akhir zaman, suatu terang baru diberikan, agar kita dapat memahami rencana Allah secara lengkap, yang telah digelar mulai kitab-kitab Perjanjian Lama, sampai Perjanjian Baru.
I.1.2 Keuntungan hidup di masa kini
“Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua. Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: “Sesungguhnya, akan datang waktunya,” demikian firman Tuhan, “Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir.” (Ibrani 8:7-9a)
Untuk memahami perbedaan antara sesuatu yang asli dan salinannya, kita dapat membandingkan sebuah foto seekor ikan paus dengan ikan paus yang sebenarnya. Kita akan melihat sesuatu perbedaan yang sangat menyolok, baik dari besarnya maupun beratnya. Selembar kertas foto tidak akan pernah sama dengan ikan paus yang besarnya hampir sama dengan sebuah perahu dan beratnya kurang dari 40 ton. Gambar dua dimensi tidak akan mampu untuk memberi gambaran yang seutuhnya tentang seekor ikan paus raksasa.
Kitab Ibrani menggunakan kata “gambaran dan bayangan” (Ibrani 8:5), yang dapat diartikan “salinan” untuk menjelaskan ritual dan hal-hal yang terdapat dalam Perjanjian Lama, yaitu mengenai: Tabernakel (kemah pertemuan), Paskah, upacara korban dan tugas-tugas keimanan. Surat kepada Jemaat Korintus mengingatkan akan contoh yang diberikan Tuhan melalui kehidupan bangsa Israel di padang gurun [1 Korintus 10:1-11], sehingga kita yang hidup di zaman akhir ini tidak sampai jatuh dalam penyembahan berhala.
Tidak satupun upacara keagamaan yang seberapa besarpun, yang dapat mengekspresikan dengan lengkap tentang pengalaman dengan Allah, seperti sebuah foto seekor ikan paus dan foro sebuah gunung tidak akan pernah mampu mengekspresikan benda-benda yang sebenarnya tersebut dengan lengkap.
Menurut kitab Ibrani, upacara keagamaan Perjanjian Lama adalah suatu gambar bayang, sedangkan Kristus adalah yang penggenapannya. Penulis kitab Ibrani menarik suatu pelajaran dari tradisi Yahudi, yang terbentuk oleh ketaatan terhadap perintah Allah selama bertahun-tahun, meliputi upacara korban, hukum-hukum, tabernakel, imamat, hari pendamaian, dan sebagainya – dan menjelaskan bagaimana Kristus membukakan sekali dan lengkap, makna dari seluruh gambar bayang yang terselubung tersebut. Allah telah menggenapi semua yang telah dijanjikanNya dalam Perjanjian Lama, dengan menunjukkan suatu penggenapan yang sempurna, sehingga kita yang mendapat kemurahan tahu, bagaimana semua itu digenapi dengan lengkap dan sempurna, yaitu dalam Tuhan Yesus Kristus.
I.1.3. Manakah yang lebih baik?
Kitab Ibrani menekankan keuntungan-keuntungan dari hidup di masa kini, dari pada hidup dalam zaman Perjanjian Lama (“Perjanjian yang pertama”). Karena pengorbanan Kristus, maka korban binatang itu tidak diperlukan lagi [Ibrani 10:10-12], dan hukum Allah sekarang dituliskan dalam akal-budi (pikiran) kita dan dalam hati kita, bukan dalam bentuk suatu hukum yang tertulis [Ibrani 8:10]. Tuhan Yesus berseru dari atas kayu salib, “Sudah genap (selesai).” [Yohanes 19:30], makna dari perkataan Tuhan Yesus inilah yang dijelaskan oleh penulis kitab Ibrani, bahwa dalam Yesuslah, segala sesuatu yang dijanjikan Allah telah digenapi, atau diselesaikan.
Meskipun kehidupan dan pola ibadah bangsa Israel berfungsi sebagai contoh atau gambar bayang bagi kita, namun tetap saja kehidupan Israel dan Perjanjian Lama mempunyai makna yang besar bagi kita yang tidak pernah mengalami sendiri bagaimana kehidupan seperti yang dijalani oleh bangsa Israel waktu itu. Tetapi, sekarang timbul pertanyaan: “Siapa yang akan lebih menyukai bayangan daripada yang aslinya?”.
I.2. Perjalanan Bangsa Israel
Demikian besar bagian-bagian Alkitab yang membahas kehidupan bangsa Israel. Tentu Tuhan tidak bermaksud hanya menyajikan catatan sejarah suatu bangsa di bumi. Bila kita mengimani bahwa Alkitab dituliskan untuk menyampaikan rencana kekal-Nya, kita harus mempelajari dengan sudut pandang yang benar, sehingga kita mengetahui apa maksud Allah yang sebenarnya.
Maksud perjalanan yang membawa umat Israel dari Mesir ke tujuan akhir mereka, Gunung Sion, adalah sebagai contoh dan peringatan bagi kita yang hidup di zaman akhir ini [1 Korintus 10:1-11]. Karena itu, kita boleh dengan yakin menyatakan bahwa perjalanan bersejarah yang berlangsung kurang lebih 480 tahun sebelum pembangunan Bait Salomo, adalah sebuah gambar bayang yang menggambarkan perjalanan rohani gereja Tuhan baik secara individu maupun Jemaat secara utuh (tubuh Kristus), sejak dari pertobatannya sampai ia mencapai “kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” (Efesus 4:11-16]
Sebelum seseorang sampai di Gunung Sion rohani, pertama-tama ia harus melewati pengalaman Paskah (menerima korban Kristus), kemudian menyeberangi Laut Teberau (babtisan air). Dia terus maju sampai ke Gunung Sinai, yang melambangkanbabtisan Roh Kudus. Setelah itu, ia perlu dan harus melangkah maju melewati padang gurun yang luas dan tidak mengenakkan bagi daging, menyeberangi sungai Yordan (mengalami sunat hati), kemudian memasui tanah perjanjian (Kanaan). Dari sini, ia harus menaklukkan musuh-musuh di dalam dan di luar tanah Kanaan (masuk ke dalam ruang Suci), yang menggambarkanperjalanan hidup memikul salib setiap hari, mematikan kedagingan dengan pertolongan Roh Kudus [Roma 8:12-17]. Pada akhirnya, ia akan mendaki Gunung Sion rohani, yang disamakan masuk ke dalam perhentian Allah yang sejati (masuk ke dalam ruang Maha Kudus). Tentang Sion, Allah berkata, “Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya, di sini Aku hendak diam.” (Mazmur 132:13-14, Mazmur 74:2).
Adalah baik bagi kita untuk tidak saja menghargai dan merenungkan perjalanan umat Israel dari sudut pandang sejarah saja, tetapi juga dari sudut pandang kekekalan. Dengan memahami perjalanan Israel secara rohani, kita akan mendapatkan pola kehidupan Kristiani di zaman akhir ini dengan benar. Selanjutnya pimpinan Roh Kudus akan memandu kita berjalan seturut penggenapan pola tersebut.
I.2.1. Kitab Kejadian
Dalam pemandangan Allah, perjalanan ini sudah selesai, bahkan sebelum dunia dijadikan [Ibrani 4:3b]. Tidak lama setelah air bah terjadi, Allah mengadakan sebuah perjanjian dengan Abraham dan keturunannya, bahwa Ia akan memberikan tanah Kanaan kepada mereka [Kejadian 15:18-21]. Di tanah Kanaanlah terletak Gunung Sion, tempat kediaman-Nya. Tuhan juga menerangkan dengan sangat jelas kepada Abraham bahwa sebelum keturunannya mewarisi tanah itu, mula-mula mereka akan menjadi pendatang di sebuah tanah asing (Mesir) dan dibuat menderita selama kurang lebih 400 tahun. Setelah itu, Allah akan menghukum bangsa Mesir dan membawa mereka (Israel) keluar dengan banyak harta dari Mesir [Kejadian 15:13-14]. Jelas sekali telihat, bahwa Allah telah mengatur seluruh perjalanan ini jauh sebelum hal itu terjadi. Pertama-tama, Ia mengutus Yusuf ke Mesir, kemudian kelaparan hebat memaksa Yakub dan keluarganya untuk berpindah ke Mesir. Mereka tinggal di Mesir selama kurang lebih 400 tahun, dan bertumbuh menjadi suatu bangsa yang berjumlah kira-kira 3 juta jiwa. Kemudian ketika Firaun lainnya naik tahta, dia tidak lagi mengenal dan menghormati Yusuf. Dia menindas dan menjalankan perbudakkan atas keturunan Abraham tersebut.
1.2.2. Kitab Keluaran sampai Ulangan
Pada waktunya Musa pun dilahirkan. Ia merupakan generasi ke tujuh dari Abraham. Paskah ditetapkan dan keselamatan dari maut ditawarkan melalui darh anak domba (Paskah). Musa melaksanakan penghakiman Allah atas Firaun dan Mesir. Kemudian Musa membawa Israel keluar dari perbudakan dan mengarahkan mereka ke tanah perjanjian. Tujuan mereka bukanlah sekedar sampai ke tanah perjanjian, melainkan ke gunung Sion di tanah Kanaan [Keluaran 15:17]. Gunung Sion adalah tempat kediaman Allah. Panggilan itu tidak pernah hanya sekedar mendapatkan suatu harta pusaka, ibadah atau pelayanan, melainkan menuju atau mendapatkan pribadi Allah sendiri.
Dari Mesir, mereka menyeberangi Laut Teberau (babtisan air). Kemudian mereka sampai ke gunung Sinai pada bulan ke tiga (bulan perayaan Pentakosta). Sinai melambangkan babtisan Roh Kudus. Namun, panggilan tertinggi bukanlah untuk berkemah di sekitar gunung Sinai atau berhenti setelah menerima babtisan Roh Kudus. Gunung Sinai terletak di padang gurun. Panggilan itu adalah panggilan menuju ke sebuah gunung yang lebih besar, yaitu gunung Sion. Tempat perhentian itu terletak di seberang sungai Yordan di dalam tanah perjanjian. Dalam kurun waktu inilah Allah memberikan suatu pola ibadah melalui Musa kepada bangsa Israel, yang saat ini kita menyebutnya pengajaran Tabernakel. Kareka kegagalan mereka dalam melewati ujian-ujian di padang gurun, Allah menyatakan di Kadesy Barnea bahwa mereka tidak akan masuk ke dalam perhentian-Nya. Akibatnya, Israel berputar-putar di padang gurun tanpa tujuan selama kurang lebih 40 tahun sampai generasi yang penuh pemberontakan itu habis, kecuali Yosua dan Kaleb. [Bilangan 14:26-35; 26:64,65]
I.2.3. Kitab Yosua
Yosua memimpin sebuah generasi Israel yang baru menyeberangi sungai Yordan ke dalam tanah perjanjian. Yordan melambangkan “mati terhadap dosa”. Hati mereka lain (berubah) setelah menyeberangi Yordan. Israel tidak lagi ingin kembali ke Mesir. Mereka mengalami penyunatan di Gilgal, dan kedagingan mereka dihadapkan kepada Pedang (Firman Allah). Yosua terus memimpin mereka melawan 31 raja-raja yang berkuasa di tanah Kanaan, yang melambangkan “tuan-tuan” yang memerintah di dalam kehidupan kita. Setiap bagian dari keakuan harus dikerat, seiris demi seiris, oleh Firman Allah.
I.2.4. Kitab Hakim-Hakim
Yosua menyatakan, “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh Tuhan…Masih banyak yang belum diduduki.” Yosua tidak pernah membawa mereka ke dalam perhentian yang penuh [Ibrani 4:8-9]. Setelah Yosua meninggal, kitab Hakim-Hakim memperlihatkan kepada kita betapa Israel berkompromi dan tinggal dengan musuh-musuh yang tinggal di Kanaan, yang menggambarkan kehidupan yang tidak murni, hidup rohani yang mendua hati. Di satu sisi mengikuti Tuhan, tetapi juga membiarkan musuh-musuh rohani menguasai sisi hidup kerohaniannya yang lain. Mereka mengabaikan dan menghindari wilayah-wilayah yang seharusnya dibereskan dengan pedang. Sion masih dikuasai oleh bangsa Yebus, seperti halnya wilayah yang lain.
I.2.5. Kitab 1 dan 2 Samuel
Beberapa generasi kemudian, Daud, seorang yang berkenan di hati Allah menjadi raja. Di usia 37 tahun, dia menawan kubu pertahanan Sion dan meletakkan Tabut Perjanjian disana. Sion terkenal sebagai gunung yang kudus. Oh betapa kemuliaan, kuasa, penyembahan, dan keintiman dengan Tuhan ada di Sion. Akhirnya, kurang lebih 443 tahun setelah Israel memulai perjalanan mereka keluar dari Mesir, mereka mencapai Sion.
I.2.5. Kitab 1 dan 2 Raja-raja, 1 dan 2 Tawarikh
Putra Daud, yaitu Salomo membangun Bait Allah dan membawa Tabut Perjanjian naik (“bring up the ark”) dari Sion dan menempatkannya di sana. Kuasa dan kemuliaan begitu besarnya, sehingga para imam-imam tidak bsa berdiri [1 Raja-raja 8:1-11]. Bangsa-bangsa datang untuk mendengar dan melihat kemuliaan dan hikmat Allah yang ada di Bait Allah ini. Karena itu, sasaran setiap orang percaya adalah menyelesaikan perjalanan mereka dari Mesir (gambaran duniawi) sampai ke Sion (gambaran sorgawi), yaitu untuk sampai kepada kemuliaan, dan membawa kemuliaan Tuhan kepada bangsa-bangsa. [Ibrani 12:22].
I.Pengantar Pengajaran Tabernakel
I.1. Terang Baru dalam memahami Perjanjian Lama
I.1.1 Terang Baru
Banyak kali orang percaya sekarang ini menganggap kitab-kitab Perjanjian Lama dipandang sebagai kitab sejarah, meskipun ada sebagian isinya yang dapat ditafsirkan sebagai nubuatan akan hal-hal yang akan terjadi. Seringkali orang percaya bertanya-tanya, apa maksud Allah mengilhami para penulis untuk menuliskan peristiwa perjalanan hidup manusia sejak Adam, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, sampai akhirnya menjadi suatu bangsa, yaitu Israel. Yang paling menyedihkan adalah bahkan ada kecenderungan untuk meragukan bahwa isi Alkitab adalah Firman Tuhan. Khususnya kitab Kejadian, tentang masalah penciptaan manusia. Mereka yang tidak percaya, malah lebih mempercayai teori manusia tentang evolusi manusia dari pada Firman Tuhan.
Memahami isi kitab-kitab Perjanjian Lama tidak akan mencapai sasaran, bila kita menafsirkannya secara harfiah semata atau menurut kehendak kita sendiri (2 Petrus 1:20). Kita harus mengakui lebih dulu, bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru merupakan satu kesatuan yang berkesinambungan. Untuk mengerti bagian yang satu harus menggunakan bagian yang lain untuk menjelaskannya. Membandingkan yang rohani dengan yang rohani, membandingkan ayat dengan ayat. Baik Perjanjian Lama diterangi oleh Perjanjian Baru, maupun sebaliknya.
Kita dapat belajar dari surat-surat rasul Paulus, bahwa “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.” (1 Korintus 10:11). Kita sekarang berada dalam zaman akhir, berarti isi surat ini juga ditujukan untuk kita, jemaat Tuhan di akhir zaman. Dengan demikian kita harus menggunakan surat ini sebagai pedoman, untuk memahami atau menafsirkan apa yang tertulis dalam Perjanjian Lama, yang ditempatkan sebagai dan “peringatan” bagi kita.
Kata “contoh” diterjemahkan dari bahasa Yunani tupos, too’-pos, yang menurut Strong’s Concordance:
• nomor 5179 dijelaskan sebagai berikut: “from 5180; a dia (as struck), i.e. (by implication) a stamp or scar; by analogy, a shape, i.e. a statue, (figuratively) style or resemblancel specifically, a sampler (“type”), i.e. a model (for imitation) or instance (for warning); --en-(ex-)ample, fashion, figure, form, manner, pattern, print.”
• nomor 5180 dijelaskan sebagai berikut: tuptw tupto toop’-to ; a primary verb (in a strengthened form); to “thump”, i.e. cudgel or pummel (properly, with a stick or bastinado), but in any case by repeated blows; thus differing from 3817 and 3960, which denote a [usually single] blow with the hand or any instrument, or 4141 with the fist [or a hammer], or 4474 with the palm; as well as from 5177, an accidental collision); by implication, to punish; figuratively, to offend (the conscience): --beat, smite, strike, wound.
Kalau diterjemahkan, kita akan menemukan bahwa penjelasan atas kata tersebut memang benar. Sebab seringkali Alkitab menyampaikan kebenaran dalam bentuk contoh, yang disampaikan dengan cara: bayangan atau gambar-bayang, analogi (perbandingan), kiasan atau symbol, dan perumpamaan. Dengan memahami hal ini, maka kita akan dapat memahami apa yang tertulis dalam Perjanjian Lama, yang merupakan “contoh” atau “types”. Contoh yang dapat dimengerti sebagai gambar-bayang atau analogi, kiasan atau bentuk yang lain, dapat berupa:
• pribadi manusia tertentu (Adam, Hawa, Abraham, Ishak, dan sebagainya);
• peristiwa (penciptaan, banjir, pernikahan dsb);
• riwayat hidup seseorang (perjalanan Abraham, Yusuf);
• benda-benda tertentu (emas, perak, ular, kayu dsb);
• pola (penciptaan, Tabernakel)
Semua itu, pada zaman Perjanjian Lama masih belum dibukakan kepada bangsa Israel. Bangsa Israel tidak memahami, mengapa mereka harus melakukan semua imamat yang demikian rumit dalam ibadah mereka selama bertahun-tahun. Inilah kemurahan Tuhan bagi kita di akhir zaman, suatu terang baru diberikan, agar kita dapat memahami rencana Allah secara lengkap, yang telah digelar mulai kitab-kitab Perjanjian Lama, sampai Perjanjian Baru.
I.1.2 Keuntungan hidup di masa kini
“Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua. Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: “Sesungguhnya, akan datang waktunya,” demikian firman Tuhan, “Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir.” (Ibrani 8:7-9a)
Untuk memahami perbedaan antara sesuatu yang asli dan salinannya, kita dapat membandingkan sebuah foto seekor ikan paus dengan ikan paus yang sebenarnya. Kita akan melihat sesuatu perbedaan yang sangat menyolok, baik dari besarnya maupun beratnya. Selembar kertas foto tidak akan pernah sama dengan ikan paus yang besarnya hampir sama dengan sebuah perahu dan beratnya kurang dari 40 ton. Gambar dua dimensi tidak akan mampu untuk memberi gambaran yang seutuhnya tentang seekor ikan paus raksasa.
Kitab Ibrani menggunakan kata “gambaran dan bayangan” (Ibrani 8:5), yang dapat diartikan “salinan” untuk menjelaskan ritual dan hal-hal yang terdapat dalam Perjanjian Lama, yaitu mengenai: Tabernakel (kemah pertemuan), Paskah, upacara korban dan tugas-tugas keimanan. Surat kepada Jemaat Korintus mengingatkan akan contoh yang diberikan Tuhan melalui kehidupan bangsa Israel di padang gurun [1 Korintus 10:1-11], sehingga kita yang hidup di zaman akhir ini tidak sampai jatuh dalam penyembahan berhala.
Tidak satupun upacara keagamaan yang seberapa besarpun, yang dapat mengekspresikan dengan lengkap tentang pengalaman dengan Allah, seperti sebuah foto seekor ikan paus dan foro sebuah gunung tidak akan pernah mampu mengekspresikan benda-benda yang sebenarnya tersebut dengan lengkap.
Menurut kitab Ibrani, upacara keagamaan Perjanjian Lama adalah suatu gambar bayang, sedangkan Kristus adalah yang penggenapannya. Penulis kitab Ibrani menarik suatu pelajaran dari tradisi Yahudi, yang terbentuk oleh ketaatan terhadap perintah Allah selama bertahun-tahun, meliputi upacara korban, hukum-hukum, tabernakel, imamat, hari pendamaian, dan sebagainya – dan menjelaskan bagaimana Kristus membukakan sekali dan lengkap, makna dari seluruh gambar bayang yang terselubung tersebut. Allah telah menggenapi semua yang telah dijanjikanNya dalam Perjanjian Lama, dengan menunjukkan suatu penggenapan yang sempurna, sehingga kita yang mendapat kemurahan tahu, bagaimana semua itu digenapi dengan lengkap dan sempurna, yaitu dalam Tuhan Yesus Kristus.
I.1.3. Manakah yang lebih baik?
Kitab Ibrani menekankan keuntungan-keuntungan dari hidup di masa kini, dari pada hidup dalam zaman Perjanjian Lama (“Perjanjian yang pertama”). Karena pengorbanan Kristus, maka korban binatang itu tidak diperlukan lagi [Ibrani 10:10-12], dan hukum Allah sekarang dituliskan dalam akal-budi (pikiran) kita dan dalam hati kita, bukan dalam bentuk suatu hukum yang tertulis [Ibrani 8:10]. Tuhan Yesus berseru dari atas kayu salib, “Sudah genap (selesai).” [Yohanes 19:30], makna dari perkataan Tuhan Yesus inilah yang dijelaskan oleh penulis kitab Ibrani, bahwa dalam Yesuslah, segala sesuatu yang dijanjikan Allah telah digenapi, atau diselesaikan.
Meskipun kehidupan dan pola ibadah bangsa Israel berfungsi sebagai contoh atau gambar bayang bagi kita, namun tetap saja kehidupan Israel dan Perjanjian Lama mempunyai makna yang besar bagi kita yang tidak pernah mengalami sendiri bagaimana kehidupan seperti yang dijalani oleh bangsa Israel waktu itu. Tetapi, sekarang timbul pertanyaan: “Siapa yang akan lebih menyukai bayangan daripada yang aslinya?”.
I.2. Perjalanan Bangsa Israel
Demikian besar bagian-bagian Alkitab yang membahas kehidupan bangsa Israel. Tentu Tuhan tidak bermaksud hanya menyajikan catatan sejarah suatu bangsa di bumi. Bila kita mengimani bahwa Alkitab dituliskan untuk menyampaikan rencana kekal-Nya, kita harus mempelajari dengan sudut pandang yang benar, sehingga kita mengetahui apa maksud Allah yang sebenarnya.
Maksud perjalanan yang membawa umat Israel dari Mesir ke tujuan akhir mereka, Gunung Sion, adalah sebagai contoh dan peringatan bagi kita yang hidup di zaman akhir ini [1 Korintus 10:1-11]. Karena itu, kita boleh dengan yakin menyatakan bahwa perjalanan bersejarah yang berlangsung kurang lebih 480 tahun sebelum pembangunan Bait Salomo, adalah sebuah gambar bayang yang menggambarkan perjalanan rohani gereja Tuhan baik secara individu maupun Jemaat secara utuh (tubuh Kristus), sejak dari pertobatannya sampai ia mencapai “kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” (Efesus 4:11-16]
Sebelum seseorang sampai di Gunung Sion rohani, pertama-tama ia harus melewati pengalaman Paskah (menerima korban Kristus), kemudian menyeberangi Laut Teberau (babtisan air). Dia terus maju sampai ke Gunung Sinai, yang melambangkanbabtisan Roh Kudus. Setelah itu, ia perlu dan harus melangkah maju melewati padang gurun yang luas dan tidak mengenakkan bagi daging, menyeberangi sungai Yordan (mengalami sunat hati), kemudian memasui tanah perjanjian (Kanaan). Dari sini, ia harus menaklukkan musuh-musuh di dalam dan di luar tanah Kanaan (masuk ke dalam ruang Suci), yang menggambarkanperjalanan hidup memikul salib setiap hari, mematikan kedagingan dengan pertolongan Roh Kudus [Roma 8:12-17]. Pada akhirnya, ia akan mendaki Gunung Sion rohani, yang disamakan masuk ke dalam perhentian Allah yang sejati (masuk ke dalam ruang Maha Kudus). Tentang Sion, Allah berkata, “Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya, di sini Aku hendak diam.” (Mazmur 132:13-14, Mazmur 74:2).
Adalah baik bagi kita untuk tidak saja menghargai dan merenungkan perjalanan umat Israel dari sudut pandang sejarah saja, tetapi juga dari sudut pandang kekekalan. Dengan memahami perjalanan Israel secara rohani, kita akan mendapatkan pola kehidupan Kristiani di zaman akhir ini dengan benar. Selanjutnya pimpinan Roh Kudus akan memandu kita berjalan seturut penggenapan pola tersebut.
I.2.1. Kitab Kejadian
Dalam pemandangan Allah, perjalanan ini sudah selesai, bahkan sebelum dunia dijadikan [Ibrani 4:3b]. Tidak lama setelah air bah terjadi, Allah mengadakan sebuah perjanjian dengan Abraham dan keturunannya, bahwa Ia akan memberikan tanah Kanaan kepada mereka [Kejadian 15:18-21]. Di tanah Kanaanlah terletak Gunung Sion, tempat kediaman-Nya. Tuhan juga menerangkan dengan sangat jelas kepada Abraham bahwa sebelum keturunannya mewarisi tanah itu, mula-mula mereka akan menjadi pendatang di sebuah tanah asing (Mesir) dan dibuat menderita selama kurang lebih 400 tahun. Setelah itu, Allah akan menghukum bangsa Mesir dan membawa mereka (Israel) keluar dengan banyak harta dari Mesir [Kejadian 15:13-14]. Jelas sekali telihat, bahwa Allah telah mengatur seluruh perjalanan ini jauh sebelum hal itu terjadi. Pertama-tama, Ia mengutus Yusuf ke Mesir, kemudian kelaparan hebat memaksa Yakub dan keluarganya untuk berpindah ke Mesir. Mereka tinggal di Mesir selama kurang lebih 400 tahun, dan bertumbuh menjadi suatu bangsa yang berjumlah kira-kira 3 juta jiwa. Kemudian ketika Firaun lainnya naik tahta, dia tidak lagi mengenal dan menghormati Yusuf. Dia menindas dan menjalankan perbudakkan atas keturunan Abraham tersebut.
1.2.2. Kitab Keluaran sampai Ulangan
Pada waktunya Musa pun dilahirkan. Ia merupakan generasi ke tujuh dari Abraham. Paskah ditetapkan dan keselamatan dari maut ditawarkan melalui darh anak domba (Paskah). Musa melaksanakan penghakiman Allah atas Firaun dan Mesir. Kemudian Musa membawa Israel keluar dari perbudakan dan mengarahkan mereka ke tanah perjanjian. Tujuan mereka bukanlah sekedar sampai ke tanah perjanjian, melainkan ke gunung Sion di tanah Kanaan [Keluaran 15:17]. Gunung Sion adalah tempat kediaman Allah. Panggilan itu tidak pernah hanya sekedar mendapatkan suatu harta pusaka, ibadah atau pelayanan, melainkan menuju atau mendapatkan pribadi Allah sendiri.
Dari Mesir, mereka menyeberangi Laut Teberau (babtisan air). Kemudian mereka sampai ke gunung Sinai pada bulan ke tiga (bulan perayaan Pentakosta). Sinai melambangkan babtisan Roh Kudus. Namun, panggilan tertinggi bukanlah untuk berkemah di sekitar gunung Sinai atau berhenti setelah menerima babtisan Roh Kudus. Gunung Sinai terletak di padang gurun. Panggilan itu adalah panggilan menuju ke sebuah gunung yang lebih besar, yaitu gunung Sion. Tempat perhentian itu terletak di seberang sungai Yordan di dalam tanah perjanjian. Dalam kurun waktu inilah Allah memberikan suatu pola ibadah melalui Musa kepada bangsa Israel, yang saat ini kita menyebutnya pengajaran Tabernakel. Kareka kegagalan mereka dalam melewati ujian-ujian di padang gurun, Allah menyatakan di Kadesy Barnea bahwa mereka tidak akan masuk ke dalam perhentian-Nya. Akibatnya, Israel berputar-putar di padang gurun tanpa tujuan selama kurang lebih 40 tahun sampai generasi yang penuh pemberontakan itu habis, kecuali Yosua dan Kaleb. [Bilangan 14:26-35; 26:64,65]
I.2.3. Kitab Yosua
Yosua memimpin sebuah generasi Israel yang baru menyeberangi sungai Yordan ke dalam tanah perjanjian. Yordan melambangkan “mati terhadap dosa”. Hati mereka lain (berubah) setelah menyeberangi Yordan. Israel tidak lagi ingin kembali ke Mesir. Mereka mengalami penyunatan di Gilgal, dan kedagingan mereka dihadapkan kepada Pedang (Firman Allah). Yosua terus memimpin mereka melawan 31 raja-raja yang berkuasa di tanah Kanaan, yang melambangkan “tuan-tuan” yang memerintah di dalam kehidupan kita. Setiap bagian dari keakuan harus dikerat, seiris demi seiris, oleh Firman Allah.
I.2.4. Kitab Hakim-Hakim
Yosua menyatakan, “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh Tuhan…Masih banyak yang belum diduduki.” Yosua tidak pernah membawa mereka ke dalam perhentian yang penuh [Ibrani 4:8-9]. Setelah Yosua meninggal, kitab Hakim-Hakim memperlihatkan kepada kita betapa Israel berkompromi dan tinggal dengan musuh-musuh yang tinggal di Kanaan, yang menggambarkan kehidupan yang tidak murni, hidup rohani yang mendua hati. Di satu sisi mengikuti Tuhan, tetapi juga membiarkan musuh-musuh rohani menguasai sisi hidup kerohaniannya yang lain. Mereka mengabaikan dan menghindari wilayah-wilayah yang seharusnya dibereskan dengan pedang. Sion masih dikuasai oleh bangsa Yebus, seperti halnya wilayah yang lain.
I.2.5. Kitab 1 dan 2 Samuel
Beberapa generasi kemudian, Daud, seorang yang berkenan di hati Allah menjadi raja. Di usia 37 tahun, dia menawan kubu pertahanan Sion dan meletakkan Tabut Perjanjian disana. Sion terkenal sebagai gunung yang kudus. Oh betapa kemuliaan, kuasa, penyembahan, dan keintiman dengan Tuhan ada di Sion. Akhirnya, kurang lebih 443 tahun setelah Israel memulai perjalanan mereka keluar dari Mesir, mereka mencapai Sion.
I.2.5. Kitab 1 dan 2 Raja-raja, 1 dan 2 Tawarikh
Putra Daud, yaitu Salomo membangun Bait Allah dan membawa Tabut Perjanjian naik (“bring up the ark”) dari Sion dan menempatkannya di sana. Kuasa dan kemuliaan begitu besarnya, sehingga para imam-imam tidak bsa berdiri [1 Raja-raja 8:1-11]. Bangsa-bangsa datang untuk mendengar dan melihat kemuliaan dan hikmat Allah yang ada di Bait Allah ini. Karena itu, sasaran setiap orang percaya adalah menyelesaikan perjalanan mereka dari Mesir (gambaran duniawi) sampai ke Sion (gambaran sorgawi), yaitu untuk sampai kepada kemuliaan, dan membawa kemuliaan Tuhan kepada bangsa-bangsa. [Ibrani 12:22].
- Posts: 19
- Joined: Thu Dec 13, 2007 11:23 pm
Re: Bible Study: TABERNAKEL
I.3. Dasar dan Tujuan Pembangunan Tabernakel
I.3.1. Yesus adalah Tabernakel yang sebenarnya
Ketika Allah memerintahkan Musa untuk mendirikan Tabernakel, Dia memberi petunjuk, bahwa bangsa Israel harus membuat tempat kudus bagi Allah menurut contoh Kemah yang ditunjukkan Tuhan di atas gunung Sinai [Keluaran 25:8-9]. Kemah Suci dan pelayanan mereka dalam Kemah Suci adalah gambaran atau bayangan dari apa yang ada di Sorga [Ibrani 8:5].
Yang di sorga adalah Allah, yang ingin membukakan diri, agar manusia mengenal Dia dengan benar. Sebab itu, Allah memberikan kepada Musa suatu Tabernakel di gunung Sinai. Berarti pola yang diberikan adalah gambaran Pribadi dan rencanaNya yang besar, agar manusia yang telah jatuh, dan tidak lagi sempurna seperti awal mula diciptakan, dapat dipulihkan dan diselamatkan. Mengapa demikian? Pola Tabernakel yang diberikan kepada Musa, dikala manusia hidup dalam keadaan berdosa. Tuhan ingin memberikan contoh, atau bayangan akan rencanaNya, dan rencana ini terkait dengan keselamatan manusia dan hubungannya dengan Dia. Tuhan rindu agar keintiman persekutuan di taman Eden itu dipulihkan.
Kita tahu bahwa “Jalan” untuk masuk kembali ke dalam keselamatan adalah hanya melalui satu-satunya jalan, yaitu Tuhan Yesus Kristus [Yohanes 14:6] Berarti Tabernakel atau pola yang diberikan dalam bentuk Tabernakel adalah gambaran bagaimana manusia diselamatkan dan panduan bagi manusia yang telah diselamatkan untuk bersekutu senantiasa dengan Tuhan (ibadah yang sejati).
Karena Tabernakel adalah bayangan jalan keselamatan dan hidup sempurna dalam hadirat Tuhan. Bayangan ini menunjuk kepada Yesus Kristus, Firman (yang adalah Allah) dalam tubuh daging [Yohanes 1:14]. Dari sini kita melihat, bahwa Allah di dalam wujud Yesus Kristus berdia (bertabernakel) ditengah-tengah kita. Yesus berkata tentang tubuh jasmaniNya, sebagai berikut: “Rombak Bait Allah ini, … Tetapi yang dimaksudkanNya dengan Bait Allah adalah tubuhNya sendiri.” [Yohanes 2:19-21].
Mari kita sedikit melihat asal usul kata yang digunakan dalam Yohanes 1:14 (“diam”), dibandingkan dengan Yohanes 2:19-21(“Bait”).
Menurut Strong’s Concordance:
Kata “diam” dalam Yohanes 1:14,
Nomor 4637. skhnw skenoo skay-no’-o ; from 4636; to tent or encamp. i.e. (figuratively) to occupy (as a mansion) or (specifically) to reside (as God did in the Tabernacle of old, a symbol of protection and communion); --dwell.
Nomor 4636. sknov skenos skay’-nos ; from 4633; a hut or temporary residence, i.e. (figuratively) the human body (as the abode of the spirit):--tabernacle.
Kata “Bait” dalam Yohanes 2:19,
Nomor 3485. naov naos nah-os’ ; from a primary naiw naio (to dwell); a fane, shrine, temple: --shrine, temple. Comp 2411.
Nomor 2411. ieron hieron hee-er-on’ ; neuter of 2413; a sacred place, i.e. the entire precints (whereas 3485 denotes the central sanctuary itself) of the Temple (at Jerusalem or elsewhere):--temple.
Dari konkordansi tersebut kita dapat melihat bahwa makna kedua kata tersebut sama, yaitu:
• Membentangkan tenda atau berkemah;
• Berdiam (seperti yang Allah lakukan dalam Tabernakel Perjanjian Lama)
• Secara kiasan, menggambarkan tubuh manusia (sebagai tempat tinggal roh);
Sampai disini tentu sudah cukup jelas kaitan antara: Tabernakel Musa, Keselamatan, Tuhan Yesus Kristus, tubuh Yesus sebagai Bait Allah.
I.3.2. Kita (individu maupun Gereja) adalah Tabernakel Allah
Kemudian, apa kaitannya hal ini dengan kita, orang percaya? Mari kita lihat dari beberapa ayat berikut, untuk membuktikan secara Alkitabiah, bahwa tubuh kita dan Gereja adalah juga tabernakel Allah:
• “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. [1 Korintus 3:16-17];
• “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” [1 Korintus 6:17,19].
• Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita dalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.” [2 Korintus 6:6].
• Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. “ [Efesus 2:21].
• “Lalu ia membuka mulutnya dan menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.” [Wahyu 13:6];
• Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.” [Wahyu 21:3].
Kembali terbukti bahwa manusia adalah Tabernakel atau Bait Allah yang kudus, dan Roh Kudus berdiam di dalamnya. Kalau manusia adalah Tabernakel Allah di zaman sekarang dan yang akan datang, berarti ini adalah bukti bahwa Tabernakel Musa sudah digenapi di dalam kita, baik sebagai individu, maupun sebagai Gereja.
Sampai disini sudah lengkap pembuktian kita, bahwa Tabernakel Musa terkait dengan Keselamatan (Yesus) dan Gereja, yaitu kita. Inilah dasar utama pembangunan Tabernakel yang diberikan kepada Musa, yaitu memberi gambaran akan rencana Allah dalam menyelamatkan umat manusia, dan seterusnya membentuk gereja sebagai suatu tempat tinggal Allah, dan akhirnya Allah akan senantiasa bersama dengan kita.
I.3.3. Pembangunan Tubuh Kristus
Gereja juga digambarkan sebagai tubuh Kristus, terdiri dari banyak anggota namun satu tubuh. Tabernakel adalah suatu bentuk bangunan, demikian juga Gereja adalah bangunan rohani, yang dibangun dari batu-batu yang hidup, “bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. [1 Petrus 2:5].
Namun, agar bangunan rohani ini dapat terbentuk, tentu melalui suatu proses pembangunan, seperti juga yang dicontohkan dalam pembangunan Tabernakel. Rasul Paulus menuliskan dalam Efesus 2:14-22:
2:18 karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.
2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,
2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
2:22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Yang cukup menarik untuk disimak adalah kata-kata kunci sebagai berikut:
• oleh Dia, di dalam Dia,
• dalam satu Roh,
• dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi
• menjadi bait Allah yang kudus, tempat kediaman Allah, dalam Roh,
• Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Jadi, di dalam membangun rumah Allah yang rohani selalu berpusatkan Yesus Kristus. Dan, didasari oleh pengajaran yang telah diberikan melalui para rasul dan para nabi (tertulis dalam Alkitab), yang disampaikan dalam satu kesatuan Roh. Inilah yang akan kita lihat dalam pengajaran Tabernakel, apakah benar dalam pembangunannya, senantiasa berpusatkan Allah dan didasari perintah dan ketetapan Allah.
I.3.4. Kita adalah kawan sekerja Allah
Disamping digambarkan sebagai Bait Allah, batu-batu yang hidup, kita juga disebut: “…kawan sekerja Allah; kamu adalah lading Allah, bangunan Allah.” [1 Korintus 3:9]. Disini kita melihat pernyataan rasul Paulus bahwa dia (rasul) dan pembantu-pembantunya adalah kawan sekerja Allah, sedangkan Jemaat adalah lading atau bangunan Allah.
Saudara akan menemukan hal yang sama dalam pembangunan Tabernakel, ada tukang-tukang yang ahli, yang memegang peran penting dalam pembangunan Tabernakel Musa (Bezaliel dan Aholiab). Di samping itu banyak di antara bangsa Israel yang terpilih membantu Bezaliel dan Aholiab.
Kalau kita membandingkan antara Bezaliel dengan Yesus [Keluaran 31:2; Wahyu 5:5; Keluaran 31:3; Lukas 4:18; Keluaran 31:3; Yohanes 3:34-35], dan antara Aholiab dengan Roh Kudus [Keluaran 31:6; Yohanes 16:8-11; Efesus 2:20-22; Yohanes 14:26; 15:26; Keluaran 31:6; Kisah para Rasul 10:38; Keluaran 31:6; Yohanes 14:26; 16:13-15], maka kita akan mendapatkan kesamaan, baik dari asal suku, arti nama, anak siapa, diurapi Roh Kudus, dilengkapi karunia-karunia Roh, dan sebagainya.
Ini memberi kita pengertian, bahwa bila tukang-tukang yang membangun Tabernakel harus mendapat perlengkapan dari Allah dan Roh Kudus, demikian pula kita, hamba Tuhan, rekan sekerja Allah, harus dilengkapi dengan sifat-sifat Yesus dan kuasa Roh Kudus, supaya kita dapat dipakai membangun Rumah Allah yang rohani.
Kalau kita melihat semua itu, kita akan mengerti bahwa Tabernakel merupakan pola rencana Allah yang sangat besar bagi manusia dan hubungannya dengan Allah. Dengan konteks pemikiran seperti inilah, kita akan mempelajari pengajaran Tabernakel ini, yaitu mempelajarinya dalam kaitan dengan pemahaman rencana Allah bagi hidup kita, orang-orang percaya.
Pola ini sudah dan sedang dilaksanakan pembangunannya menuju kepada kesempurnaan, dalam Tuhan Yesus Kristus. Kita akan membandingkan apa yang ada dalam pola dan bagaimana penggenapannya dan demikian juga sebaliknya.
I.3.1. Yesus adalah Tabernakel yang sebenarnya
Ketika Allah memerintahkan Musa untuk mendirikan Tabernakel, Dia memberi petunjuk, bahwa bangsa Israel harus membuat tempat kudus bagi Allah menurut contoh Kemah yang ditunjukkan Tuhan di atas gunung Sinai [Keluaran 25:8-9]. Kemah Suci dan pelayanan mereka dalam Kemah Suci adalah gambaran atau bayangan dari apa yang ada di Sorga [Ibrani 8:5].
Yang di sorga adalah Allah, yang ingin membukakan diri, agar manusia mengenal Dia dengan benar. Sebab itu, Allah memberikan kepada Musa suatu Tabernakel di gunung Sinai. Berarti pola yang diberikan adalah gambaran Pribadi dan rencanaNya yang besar, agar manusia yang telah jatuh, dan tidak lagi sempurna seperti awal mula diciptakan, dapat dipulihkan dan diselamatkan. Mengapa demikian? Pola Tabernakel yang diberikan kepada Musa, dikala manusia hidup dalam keadaan berdosa. Tuhan ingin memberikan contoh, atau bayangan akan rencanaNya, dan rencana ini terkait dengan keselamatan manusia dan hubungannya dengan Dia. Tuhan rindu agar keintiman persekutuan di taman Eden itu dipulihkan.
Kita tahu bahwa “Jalan” untuk masuk kembali ke dalam keselamatan adalah hanya melalui satu-satunya jalan, yaitu Tuhan Yesus Kristus [Yohanes 14:6] Berarti Tabernakel atau pola yang diberikan dalam bentuk Tabernakel adalah gambaran bagaimana manusia diselamatkan dan panduan bagi manusia yang telah diselamatkan untuk bersekutu senantiasa dengan Tuhan (ibadah yang sejati).
Karena Tabernakel adalah bayangan jalan keselamatan dan hidup sempurna dalam hadirat Tuhan. Bayangan ini menunjuk kepada Yesus Kristus, Firman (yang adalah Allah) dalam tubuh daging [Yohanes 1:14]. Dari sini kita melihat, bahwa Allah di dalam wujud Yesus Kristus berdia (bertabernakel) ditengah-tengah kita. Yesus berkata tentang tubuh jasmaniNya, sebagai berikut: “Rombak Bait Allah ini, … Tetapi yang dimaksudkanNya dengan Bait Allah adalah tubuhNya sendiri.” [Yohanes 2:19-21].
Mari kita sedikit melihat asal usul kata yang digunakan dalam Yohanes 1:14 (“diam”), dibandingkan dengan Yohanes 2:19-21(“Bait”).
Menurut Strong’s Concordance:
Kata “diam” dalam Yohanes 1:14,
Nomor 4637. skhnw skenoo skay-no’-o ; from 4636; to tent or encamp. i.e. (figuratively) to occupy (as a mansion) or (specifically) to reside (as God did in the Tabernacle of old, a symbol of protection and communion); --dwell.
Nomor 4636. sknov skenos skay’-nos ; from 4633; a hut or temporary residence, i.e. (figuratively) the human body (as the abode of the spirit):--tabernacle.
Kata “Bait” dalam Yohanes 2:19,
Nomor 3485. naov naos nah-os’ ; from a primary naiw naio (to dwell); a fane, shrine, temple: --shrine, temple. Comp 2411.
Nomor 2411. ieron hieron hee-er-on’ ; neuter of 2413; a sacred place, i.e. the entire precints (whereas 3485 denotes the central sanctuary itself) of the Temple (at Jerusalem or elsewhere):--temple.
Dari konkordansi tersebut kita dapat melihat bahwa makna kedua kata tersebut sama, yaitu:
• Membentangkan tenda atau berkemah;
• Berdiam (seperti yang Allah lakukan dalam Tabernakel Perjanjian Lama)
• Secara kiasan, menggambarkan tubuh manusia (sebagai tempat tinggal roh);
Sampai disini tentu sudah cukup jelas kaitan antara: Tabernakel Musa, Keselamatan, Tuhan Yesus Kristus, tubuh Yesus sebagai Bait Allah.
I.3.2. Kita (individu maupun Gereja) adalah Tabernakel Allah
Kemudian, apa kaitannya hal ini dengan kita, orang percaya? Mari kita lihat dari beberapa ayat berikut, untuk membuktikan secara Alkitabiah, bahwa tubuh kita dan Gereja adalah juga tabernakel Allah:
• “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. [1 Korintus 3:16-17];
• “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” [1 Korintus 6:17,19].
• Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita dalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.” [2 Korintus 6:6].
• Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. “ [Efesus 2:21].
• “Lalu ia membuka mulutnya dan menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.” [Wahyu 13:6];
• Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.” [Wahyu 21:3].
Kembali terbukti bahwa manusia adalah Tabernakel atau Bait Allah yang kudus, dan Roh Kudus berdiam di dalamnya. Kalau manusia adalah Tabernakel Allah di zaman sekarang dan yang akan datang, berarti ini adalah bukti bahwa Tabernakel Musa sudah digenapi di dalam kita, baik sebagai individu, maupun sebagai Gereja.
Sampai disini sudah lengkap pembuktian kita, bahwa Tabernakel Musa terkait dengan Keselamatan (Yesus) dan Gereja, yaitu kita. Inilah dasar utama pembangunan Tabernakel yang diberikan kepada Musa, yaitu memberi gambaran akan rencana Allah dalam menyelamatkan umat manusia, dan seterusnya membentuk gereja sebagai suatu tempat tinggal Allah, dan akhirnya Allah akan senantiasa bersama dengan kita.
I.3.3. Pembangunan Tubuh Kristus
Gereja juga digambarkan sebagai tubuh Kristus, terdiri dari banyak anggota namun satu tubuh. Tabernakel adalah suatu bentuk bangunan, demikian juga Gereja adalah bangunan rohani, yang dibangun dari batu-batu yang hidup, “bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. [1 Petrus 2:5].
Namun, agar bangunan rohani ini dapat terbentuk, tentu melalui suatu proses pembangunan, seperti juga yang dicontohkan dalam pembangunan Tabernakel. Rasul Paulus menuliskan dalam Efesus 2:14-22:
2:18 karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.
2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,
2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
2:22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Yang cukup menarik untuk disimak adalah kata-kata kunci sebagai berikut:
• oleh Dia, di dalam Dia,
• dalam satu Roh,
• dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi
• menjadi bait Allah yang kudus, tempat kediaman Allah, dalam Roh,
• Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Jadi, di dalam membangun rumah Allah yang rohani selalu berpusatkan Yesus Kristus. Dan, didasari oleh pengajaran yang telah diberikan melalui para rasul dan para nabi (tertulis dalam Alkitab), yang disampaikan dalam satu kesatuan Roh. Inilah yang akan kita lihat dalam pengajaran Tabernakel, apakah benar dalam pembangunannya, senantiasa berpusatkan Allah dan didasari perintah dan ketetapan Allah.
I.3.4. Kita adalah kawan sekerja Allah
Disamping digambarkan sebagai Bait Allah, batu-batu yang hidup, kita juga disebut: “…kawan sekerja Allah; kamu adalah lading Allah, bangunan Allah.” [1 Korintus 3:9]. Disini kita melihat pernyataan rasul Paulus bahwa dia (rasul) dan pembantu-pembantunya adalah kawan sekerja Allah, sedangkan Jemaat adalah lading atau bangunan Allah.
Saudara akan menemukan hal yang sama dalam pembangunan Tabernakel, ada tukang-tukang yang ahli, yang memegang peran penting dalam pembangunan Tabernakel Musa (Bezaliel dan Aholiab). Di samping itu banyak di antara bangsa Israel yang terpilih membantu Bezaliel dan Aholiab.
Kalau kita membandingkan antara Bezaliel dengan Yesus [Keluaran 31:2; Wahyu 5:5; Keluaran 31:3; Lukas 4:18; Keluaran 31:3; Yohanes 3:34-35], dan antara Aholiab dengan Roh Kudus [Keluaran 31:6; Yohanes 16:8-11; Efesus 2:20-22; Yohanes 14:26; 15:26; Keluaran 31:6; Kisah para Rasul 10:38; Keluaran 31:6; Yohanes 14:26; 16:13-15], maka kita akan mendapatkan kesamaan, baik dari asal suku, arti nama, anak siapa, diurapi Roh Kudus, dilengkapi karunia-karunia Roh, dan sebagainya.
Ini memberi kita pengertian, bahwa bila tukang-tukang yang membangun Tabernakel harus mendapat perlengkapan dari Allah dan Roh Kudus, demikian pula kita, hamba Tuhan, rekan sekerja Allah, harus dilengkapi dengan sifat-sifat Yesus dan kuasa Roh Kudus, supaya kita dapat dipakai membangun Rumah Allah yang rohani.
Kalau kita melihat semua itu, kita akan mengerti bahwa Tabernakel merupakan pola rencana Allah yang sangat besar bagi manusia dan hubungannya dengan Allah. Dengan konteks pemikiran seperti inilah, kita akan mempelajari pengajaran Tabernakel ini, yaitu mempelajarinya dalam kaitan dengan pemahaman rencana Allah bagi hidup kita, orang-orang percaya.
Pola ini sudah dan sedang dilaksanakan pembangunannya menuju kepada kesempurnaan, dalam Tuhan Yesus Kristus. Kita akan membandingkan apa yang ada dalam pola dan bagaimana penggenapannya dan demikian juga sebaliknya.
- Posts: 19
- Joined: Thu Dec 13, 2007 11:23 pm
Re: Bible Study: TABERNAKEL
II. Halaman dan Alat-alatnya
II.1. Pendahuluan
Melewati Pintu Gerbang kita akan melihat dua alat di halaman luar ini, yaitu: Mezbah Korban Bakaran dan Bejana Pembasuhan. Mezbah Korban Bakaran terletak tepat di depan sebelah dalam Pintu Gerbang. Di sanalah hewan korban dipersembahkan dan dibakar. Kita tidak dapat hanya sekedar melewatinya saja. Ketika mencari hadirat Tuhan, kita harus berhenti di Mezbah ini untuk mempersembahkan korban yang tepat.
Mezbah Korban Bakaran mewakili salib Kristus, langsung berada di dalam Pintu Gerbang keselamatan. Ini menggambarkan komitmen kita untuk menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam kehidupan kita dan juga persembahan hidup kita setiap hari sebagai korban yang hidup, kudus dan berkenan di hadapan Allah [Roma 12:1-2]. Sama seperti Ia memberikan diri-Nya sebagai korban penebus dosa bagi kita, Yesus sekarang minta kita mempersembahkan hidup kita kepada-Nya. Paulus berkata, "Aku telah disalibkan bersama Kristus [Galatia 2:20]. Seringkali kita tergoda untuk menjauhkan diri dari Mezbah Korban Bakaran.Kita ingin sama sekali menghindarinya karena Mezbah ini panas, dan menghanguskan! Itu berarti mati bagi diri sendiri; meletakkan apa yang kita inginkan dan hanya merindukan kehendak-Nya. Ini harus dialami setiap hari.
Alat yang kedua yang ada di halaman adalah Kolam (Bejana) Pembasuhan. Sebuah mangkuk yang bundar dan besar, tempat imam-imam membasuh tangan dan kakinya sebelum melakukan upacara korban [Keluaran 30:20, 21]. Bahan yang digunakan adalah persembahan sejumlah cermin tembaga dari para wanita [Keluaran 38:8]
Air dalam Bejana Pembasuhan ini menggambarkan Firman Allah. Dalam surat kepada Jemaat Efesus, Paulus berkata mengenai tubuh hidup yang dibasuh dengan air Firman [Efesus 5:26 Ibrani 10:22]. Logos memiliki kuasa yang membersihkan hidup kita. Kenajisan daging dicuci bersih bila kita bertindak dalam ketaatan pada perintah yang jelas dalam Alkitab.
II.2. Kain Pagar dan Tiang-tiangnya
II.2.1. Gambaran Fisik (Illustrasi Visual)
[Keluaran 27:9-19; 38:9-20]
Menurut pandangan mata fisik, yang terlihat lebih dulu dari luar sebelum memasuki halaman Tabernakel adalah pagar (layar kain) yang berwarna putih, yang mengelilingi halaman dengan sebuah Pintu Gerbang untuk masuk ke dalamnya.
Bagi orang yang ingin mengetahui atau mengenal apa itu tabernakel, kain pagar dan pintu gerbang inilah yang akan pertama dilihatnya. Pagar dibuat dari kain lenan yang dipintal benangnya dan berwarna putih [Keluaran 27:9-12]. Pada sisi selatan dan utara masing-masing 100 hasta panjangnya, pada sisi barat dan timur masing-masing 50 hasta lebarnya. Khusus pada sisi timur terdapat PIntu Gerbang selebar 20 hasta, dan kain layar di kiri dan kanan Pintu Gerbang selebar masing-masing 15 hasta. Seluruh Kain Pagar itu tingginya 5 hasta.
Agar kain pagar dapat berdiri tegak dan bertahan terhadap terpaan angin padang gurun, maka kain layar tersebut dipasang pada tiang-tiang yang diberi alas (tembaga) yang diikat dengan tali-tali yang terkait melalui kaitan (perak) dan pada patok-patok di tanah; sementara tiang-tiangnya dihubungkan dengan penyambung-penyambung dari perak. Patok atau Paku dibuat dari tembaga, sedangkan talinya dari benang lenan yang dipintal.
II.2.2. Penerapannya Bagi Orang Percaya
• Tiang-tiang pagar -> menunjuk pada manusia-manusia yang telah percaya Yesus dan menyaksikan tentang Tuhan Yesus sebagai Juruselamat[bnd. Markus 8:24]
• Tiang-tiang Pagar -> Ada 60 tiang dengan alasnya yang menopang pagar dan pintu gerbang, bandingkan dengan: Kidung Agung 3:7 (Tandu Salomo dikelilingi enam puluh pahlawan).
• Tiang-tiang Pagar beralaskan alas tembaga -> menunjuk pada 'pendirian' orang-orang Kristen atas kebenaran firman (iman) dan menghukum segala bentuk dosa (alas tembaga) [Roma 5:1, 2; 1 Korintus 15:1, 2; 16:13; 2 Korintus 1:24; 1 Petrus 5:12 bnd. Matius 7:24, 25].
• Kain layar -> menunjuk pada manusia-manusia yang telah dibenarkan oleh Allah karena percaya kepada Yesus [Roma 3:24-26],telah mengenakan pakaian (kebenaran) Kristus [Galatia 3:27 bnd. Yesaya 61:10]. berfungsi memberi batasan yang jelas antara yang diluar halaman dan yang di dalam halaman, berarti dipisahkan dari keduniawian [bnd. 2 Korintus 6:16-18].
• Penyambung-penyambung perak dan tali-tali, patok -> menunjuk persekutuan dari kehidupan orang-orang percaya dikerjakan oleh kuasa ketebusan Kristus (perak - Keluaran 30:11-16 bnd. 1 Petrus 1:18,19], dan diperkokoh kuat oleh 'tali-tali' kesetiaan kasih Allah: "Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih [Hosea 11:4] serta dipatok tembaga - yang menunjuk pada kerelaan diri untuk menghukum (daging) dosa - sehingga tak tergoyahkan lagi oleh angin-angin pengajaran (lain).
II.2.3. Tanggung Jawab Orang Percaya
Pagar memang mengingatkan kita bahwa kita sudah dipisahkan dari dunia, hidup hanya untuk Kristus. Ini adalah tanggung jawab pribadi. Namun, ketika kita keluar dari Pintu Gerbang Kemah Pertemuan, kita akan berhadapan dengan dunia yang masih gelap dan perlu pertolongan. Kita dapat membandingkannya dengan penglihatan Yehezkiel tentang apa yang diukur adalah setelah keluar dari Pintu Gerbang, keluar dari batas-batas pagar.
[Yehezkiel 47:2-5 (2) Lalu diiringnya aku ke luar melalui pintu gerbang utara dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur, sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. (3) Sedang orang itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan kaki. (4) Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang. (5) Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi]. Inilah tanggung jawab kita bersama, dalam kendali Roh Kudus, yang semakin lama, semakin penuh, akan menolong kita untuk meluaskan bentangan kemah, bertambah ke kanan dan ke kiri [bnd. Yesaya 54:2-3 (2) Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! (3) Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.]. Dengan demikian, visi pengajaran Tabernakel akan semakin dikenal banyak bangsa dan semakin banyak jiwa yang diselamatkan.
II.3. Pintu Gerbang
II.3.1. Gambaran Fisik (Ilustrasi Visual)
[Keluaran 27:16; 38:18, 19]
Dibuat dari kain lenan halus (putih) yang dipintal benangnya -- tenunan yang berwarna-warna - ungu tua (biru), ungu muda (ungu), kirmizi (merah) -- dan dipasang pada empat tiang dan empat alas tiang yang terbuat dari tembaga, sedangkan kaitan, salut kepala dan penyambungnya dari perak [Keluaran 27:16; 38:19]. Pintu gerbang ini berukuran 20 hasta dan 5 hasta tingginya [Keluaran 38:18].
II.3.2. Gambar bayang Kristus
Yesus Kristus adalah Pintu, Dialah Jalan Keselamatan
[Yohanes 10:9, Yohanes 14:6; Kisah para Rasul 4:10-12]
Pengertian rohani yang dapat diambil dari Pintu Gerbang adalah:
a. Warna kain Pintu Gerbang menunjuk pada sifat-sifat Yesus sebagai berikut
• Ungu tua atau ungu adalah warna yang biasa dipakai raja di Timur Tengah pada zaman itu; ini menunjuk pada salah satu 'sifat' Yesus yang adalah Allah yang bertabernakel (berdiam) dalam manusia sebagai Raja di atas segala raja [bnd. Matius 1:1; 2:1, 2; 1 Timotius 1:17; 6:15, 16 Wahyu 17:14; 19:13, 16]
• Ungu muda atau biru adalah warna yang biasa dipakai sebagai pakaian hamba di Timur Tengah pada zaman itu. Ini menunjuk 'sifat' lain dari Yesus yang adalah Allah namun rela mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia [Filipi 2:5-8, Matius 12:17-21]. Sedangkan makna rohani lain dari warna biru (langit) adalah kuasa kebangkitan.
• Merah kirmizi adalah warna darah, bermakna sengsara, menderita sebagai manusia. Ini 'sifat' dari Tuhan Yesus sebagai Anak Manusia yang rela berkorban sebagai penebusan [Roma 3:25]. Yesus adalah Allah yang berdiam dalam tubuh manusia, yang telah tersalib demi penebusan kita melalui darah-Nya yang tertumpah di Golgota [Filipi 2:8. Ibrani 9:14; 1 Petrus 1:18-20].
• Putih (Lenan Halus) melambangkan kesucian, kekudusan, korban yang tidak bercela [Wahyu 5:6, 9]. Yesus adalah Firman Allah yang berdiam dalam tubuh manusia yang suci dan kekal sebagai Anak Allah [Yohanes 1:1-2, 14; Matius 17:1-8; Markus 8:2-8; Lukas 9:28-36; 2 Petrus 1:16-18].
b. Empat tiang mempunyai arti:
• Menunjuk 4 penulis Injil Tuhan Yesus, yaitu:
a. Matius, menampilkan Yesus sebagai Raja di atas segala raja (dengan silsilah kerajaan - Daud) [Matius 1:1-17; 28:18].
b. Markus, menampilkan Yesus sebagai Hamba Allah (tanpa silsilah) yang penuh kuasa kebangkitan dalam pelayanan-Nya hingga kini [Markus 16:20].
c. Lukas, menampilkan Yesus sebagai Anak Manusia (menderita sengsara) yang penuh perhatian dan kasih terhadap sesama manusia (dengan silsilah manusia) [Lukas 3:23-38; 24:38-43, 46].
d. Yohanes, menampilkan Yesus sebagai Firman Allah yang menjadi daging (manusia) dalam kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaarn [Yohanes 1:1, 2, 14, 21:25]
• Kita dapat juga membandingkan dengan tiang yang ada dalam Bait Allah yang dibangun oleh Salomo, disana terdapat dua tiang utama yang dinamakan "yakhin" yang berarti "Dia yang menguatkan" dan "boaz" yang berarti "Dia yang meneguhkan". [BacaKidung Agung 5:15; Yeremia 1:18; Galatia 2:9; 1 Timotius 3:15; Wahyu 3:12].
Itulah Yesus Kristus yang diperkenalkan dalam wujud Pintu Gerbang Tabernakel!
II.3.3. Penerapannya Bagi Orang Percaya
a. Mari, kita masuk melalui pintu gerbang keselamatan ini dengan iman [Efesus 2:8-9]; Roma 5:1-2; 1 Korintus 3:5].
b. Pintu keselamatan itu sempit (sesak), dan perlu perjuangan untuk memasukinya, sebab itu kita harus memasuki pintu itu dengan benar [Matius 7:12-14; Lukas 13:23-30].
c. Bertobat [Markus 1:15; Kisah para Rasul 2:38; 3:19; 17:30; 20:21].
d. Percaya pada Tuhan Yesus Kristus [Kisah para Rasul 16:31; 10:43; 13:39; Yohanes 3:16].
e. Berseru memanggil nama Tuhan Yesus Kristus [Kisah para Rasul 2:21; Roma 10:13].
f. Menerima Dia [Yohanes 1:12].
II.3.4. Tanggung Jawab Orang Percaya
Bagi orang yang sudah melalui proses untuk menjadi percaya kepada Tuhan Yesus, yang digambarkan dengan masuk melaluiPintu Gerbang, maka sudah sewajarnya untuk bersaksi mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat di hadapan manusia [Roma 10:9-10]
Catatan:
Gambar diambil dari: http://koti.phnet.fi/petripaavola/Holy_Most_Holy, http://www.gptkk.org/images/mkb.jpg,http://www.gptkk.org/images/bejana.jpg, http://www.gptkk.org/images/pelataran.jpg
Materi dari berbagai sumber.
II.1. Pendahuluan
Melewati Pintu Gerbang kita akan melihat dua alat di halaman luar ini, yaitu: Mezbah Korban Bakaran dan Bejana Pembasuhan. Mezbah Korban Bakaran terletak tepat di depan sebelah dalam Pintu Gerbang. Di sanalah hewan korban dipersembahkan dan dibakar. Kita tidak dapat hanya sekedar melewatinya saja. Ketika mencari hadirat Tuhan, kita harus berhenti di Mezbah ini untuk mempersembahkan korban yang tepat.
Mezbah Korban Bakaran mewakili salib Kristus, langsung berada di dalam Pintu Gerbang keselamatan. Ini menggambarkan komitmen kita untuk menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam kehidupan kita dan juga persembahan hidup kita setiap hari sebagai korban yang hidup, kudus dan berkenan di hadapan Allah [Roma 12:1-2]. Sama seperti Ia memberikan diri-Nya sebagai korban penebus dosa bagi kita, Yesus sekarang minta kita mempersembahkan hidup kita kepada-Nya. Paulus berkata, "Aku telah disalibkan bersama Kristus [Galatia 2:20]. Seringkali kita tergoda untuk menjauhkan diri dari Mezbah Korban Bakaran.Kita ingin sama sekali menghindarinya karena Mezbah ini panas, dan menghanguskan! Itu berarti mati bagi diri sendiri; meletakkan apa yang kita inginkan dan hanya merindukan kehendak-Nya. Ini harus dialami setiap hari.
Alat yang kedua yang ada di halaman adalah Kolam (Bejana) Pembasuhan. Sebuah mangkuk yang bundar dan besar, tempat imam-imam membasuh tangan dan kakinya sebelum melakukan upacara korban [Keluaran 30:20, 21]. Bahan yang digunakan adalah persembahan sejumlah cermin tembaga dari para wanita [Keluaran 38:8]
Air dalam Bejana Pembasuhan ini menggambarkan Firman Allah. Dalam surat kepada Jemaat Efesus, Paulus berkata mengenai tubuh hidup yang dibasuh dengan air Firman [Efesus 5:26 Ibrani 10:22]. Logos memiliki kuasa yang membersihkan hidup kita. Kenajisan daging dicuci bersih bila kita bertindak dalam ketaatan pada perintah yang jelas dalam Alkitab.
II.2. Kain Pagar dan Tiang-tiangnya
II.2.1. Gambaran Fisik (Illustrasi Visual)
[Keluaran 27:9-19; 38:9-20]
Menurut pandangan mata fisik, yang terlihat lebih dulu dari luar sebelum memasuki halaman Tabernakel adalah pagar (layar kain) yang berwarna putih, yang mengelilingi halaman dengan sebuah Pintu Gerbang untuk masuk ke dalamnya.
Bagi orang yang ingin mengetahui atau mengenal apa itu tabernakel, kain pagar dan pintu gerbang inilah yang akan pertama dilihatnya. Pagar dibuat dari kain lenan yang dipintal benangnya dan berwarna putih [Keluaran 27:9-12]. Pada sisi selatan dan utara masing-masing 100 hasta panjangnya, pada sisi barat dan timur masing-masing 50 hasta lebarnya. Khusus pada sisi timur terdapat PIntu Gerbang selebar 20 hasta, dan kain layar di kiri dan kanan Pintu Gerbang selebar masing-masing 15 hasta. Seluruh Kain Pagar itu tingginya 5 hasta.
Agar kain pagar dapat berdiri tegak dan bertahan terhadap terpaan angin padang gurun, maka kain layar tersebut dipasang pada tiang-tiang yang diberi alas (tembaga) yang diikat dengan tali-tali yang terkait melalui kaitan (perak) dan pada patok-patok di tanah; sementara tiang-tiangnya dihubungkan dengan penyambung-penyambung dari perak. Patok atau Paku dibuat dari tembaga, sedangkan talinya dari benang lenan yang dipintal.
II.2.2. Penerapannya Bagi Orang Percaya
• Tiang-tiang pagar -> menunjuk pada manusia-manusia yang telah percaya Yesus dan menyaksikan tentang Tuhan Yesus sebagai Juruselamat[bnd. Markus 8:24]
• Tiang-tiang Pagar -> Ada 60 tiang dengan alasnya yang menopang pagar dan pintu gerbang, bandingkan dengan: Kidung Agung 3:7 (Tandu Salomo dikelilingi enam puluh pahlawan).
• Tiang-tiang Pagar beralaskan alas tembaga -> menunjuk pada 'pendirian' orang-orang Kristen atas kebenaran firman (iman) dan menghukum segala bentuk dosa (alas tembaga) [Roma 5:1, 2; 1 Korintus 15:1, 2; 16:13; 2 Korintus 1:24; 1 Petrus 5:12 bnd. Matius 7:24, 25].
• Kain layar -> menunjuk pada manusia-manusia yang telah dibenarkan oleh Allah karena percaya kepada Yesus [Roma 3:24-26],telah mengenakan pakaian (kebenaran) Kristus [Galatia 3:27 bnd. Yesaya 61:10]. berfungsi memberi batasan yang jelas antara yang diluar halaman dan yang di dalam halaman, berarti dipisahkan dari keduniawian [bnd. 2 Korintus 6:16-18].
• Penyambung-penyambung perak dan tali-tali, patok -> menunjuk persekutuan dari kehidupan orang-orang percaya dikerjakan oleh kuasa ketebusan Kristus (perak - Keluaran 30:11-16 bnd. 1 Petrus 1:18,19], dan diperkokoh kuat oleh 'tali-tali' kesetiaan kasih Allah: "Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih [Hosea 11:4] serta dipatok tembaga - yang menunjuk pada kerelaan diri untuk menghukum (daging) dosa - sehingga tak tergoyahkan lagi oleh angin-angin pengajaran (lain).
II.2.3. Tanggung Jawab Orang Percaya
Pagar memang mengingatkan kita bahwa kita sudah dipisahkan dari dunia, hidup hanya untuk Kristus. Ini adalah tanggung jawab pribadi. Namun, ketika kita keluar dari Pintu Gerbang Kemah Pertemuan, kita akan berhadapan dengan dunia yang masih gelap dan perlu pertolongan. Kita dapat membandingkannya dengan penglihatan Yehezkiel tentang apa yang diukur adalah setelah keluar dari Pintu Gerbang, keluar dari batas-batas pagar.
[Yehezkiel 47:2-5 (2) Lalu diiringnya aku ke luar melalui pintu gerbang utara dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur, sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. (3) Sedang orang itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan kaki. (4) Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang. (5) Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi]. Inilah tanggung jawab kita bersama, dalam kendali Roh Kudus, yang semakin lama, semakin penuh, akan menolong kita untuk meluaskan bentangan kemah, bertambah ke kanan dan ke kiri [bnd. Yesaya 54:2-3 (2) Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! (3) Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.]. Dengan demikian, visi pengajaran Tabernakel akan semakin dikenal banyak bangsa dan semakin banyak jiwa yang diselamatkan.
II.3. Pintu Gerbang
II.3.1. Gambaran Fisik (Ilustrasi Visual)
[Keluaran 27:16; 38:18, 19]
Dibuat dari kain lenan halus (putih) yang dipintal benangnya -- tenunan yang berwarna-warna - ungu tua (biru), ungu muda (ungu), kirmizi (merah) -- dan dipasang pada empat tiang dan empat alas tiang yang terbuat dari tembaga, sedangkan kaitan, salut kepala dan penyambungnya dari perak [Keluaran 27:16; 38:19]. Pintu gerbang ini berukuran 20 hasta dan 5 hasta tingginya [Keluaran 38:18].
II.3.2. Gambar bayang Kristus
Yesus Kristus adalah Pintu, Dialah Jalan Keselamatan
[Yohanes 10:9, Yohanes 14:6; Kisah para Rasul 4:10-12]
Pengertian rohani yang dapat diambil dari Pintu Gerbang adalah:
a. Warna kain Pintu Gerbang menunjuk pada sifat-sifat Yesus sebagai berikut
• Ungu tua atau ungu adalah warna yang biasa dipakai raja di Timur Tengah pada zaman itu; ini menunjuk pada salah satu 'sifat' Yesus yang adalah Allah yang bertabernakel (berdiam) dalam manusia sebagai Raja di atas segala raja [bnd. Matius 1:1; 2:1, 2; 1 Timotius 1:17; 6:15, 16 Wahyu 17:14; 19:13, 16]
• Ungu muda atau biru adalah warna yang biasa dipakai sebagai pakaian hamba di Timur Tengah pada zaman itu. Ini menunjuk 'sifat' lain dari Yesus yang adalah Allah namun rela mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia [Filipi 2:5-8, Matius 12:17-21]. Sedangkan makna rohani lain dari warna biru (langit) adalah kuasa kebangkitan.
• Merah kirmizi adalah warna darah, bermakna sengsara, menderita sebagai manusia. Ini 'sifat' dari Tuhan Yesus sebagai Anak Manusia yang rela berkorban sebagai penebusan [Roma 3:25]. Yesus adalah Allah yang berdiam dalam tubuh manusia, yang telah tersalib demi penebusan kita melalui darah-Nya yang tertumpah di Golgota [Filipi 2:8. Ibrani 9:14; 1 Petrus 1:18-20].
• Putih (Lenan Halus) melambangkan kesucian, kekudusan, korban yang tidak bercela [Wahyu 5:6, 9]. Yesus adalah Firman Allah yang berdiam dalam tubuh manusia yang suci dan kekal sebagai Anak Allah [Yohanes 1:1-2, 14; Matius 17:1-8; Markus 8:2-8; Lukas 9:28-36; 2 Petrus 1:16-18].
b. Empat tiang mempunyai arti:
• Menunjuk 4 penulis Injil Tuhan Yesus, yaitu:
a. Matius, menampilkan Yesus sebagai Raja di atas segala raja (dengan silsilah kerajaan - Daud) [Matius 1:1-17; 28:18].
b. Markus, menampilkan Yesus sebagai Hamba Allah (tanpa silsilah) yang penuh kuasa kebangkitan dalam pelayanan-Nya hingga kini [Markus 16:20].
c. Lukas, menampilkan Yesus sebagai Anak Manusia (menderita sengsara) yang penuh perhatian dan kasih terhadap sesama manusia (dengan silsilah manusia) [Lukas 3:23-38; 24:38-43, 46].
d. Yohanes, menampilkan Yesus sebagai Firman Allah yang menjadi daging (manusia) dalam kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaarn [Yohanes 1:1, 2, 14, 21:25]
• Kita dapat juga membandingkan dengan tiang yang ada dalam Bait Allah yang dibangun oleh Salomo, disana terdapat dua tiang utama yang dinamakan "yakhin" yang berarti "Dia yang menguatkan" dan "boaz" yang berarti "Dia yang meneguhkan". [BacaKidung Agung 5:15; Yeremia 1:18; Galatia 2:9; 1 Timotius 3:15; Wahyu 3:12].
Itulah Yesus Kristus yang diperkenalkan dalam wujud Pintu Gerbang Tabernakel!
II.3.3. Penerapannya Bagi Orang Percaya
a. Mari, kita masuk melalui pintu gerbang keselamatan ini dengan iman [Efesus 2:8-9]; Roma 5:1-2; 1 Korintus 3:5].
b. Pintu keselamatan itu sempit (sesak), dan perlu perjuangan untuk memasukinya, sebab itu kita harus memasuki pintu itu dengan benar [Matius 7:12-14; Lukas 13:23-30].
c. Bertobat [Markus 1:15; Kisah para Rasul 2:38; 3:19; 17:30; 20:21].
d. Percaya pada Tuhan Yesus Kristus [Kisah para Rasul 16:31; 10:43; 13:39; Yohanes 3:16].
e. Berseru memanggil nama Tuhan Yesus Kristus [Kisah para Rasul 2:21; Roma 10:13].
f. Menerima Dia [Yohanes 1:12].
II.3.4. Tanggung Jawab Orang Percaya
Bagi orang yang sudah melalui proses untuk menjadi percaya kepada Tuhan Yesus, yang digambarkan dengan masuk melaluiPintu Gerbang, maka sudah sewajarnya untuk bersaksi mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat di hadapan manusia [Roma 10:9-10]
Catatan:
Gambar diambil dari: http://koti.phnet.fi/petripaavola/Holy_Most_Holy, http://www.gptkk.org/images/mkb.jpg,http://www.gptkk.org/images/bejana.jpg, http://www.gptkk.org/images/pelataran.jpg
Materi dari berbagai sumber.
- Posts: 8
- Joined: Tue May 21, 2013 9:25 am
Re: Bible Study: TABERNAKEL
Apakah yang membuat postingan ini masih memantau? Saya ada beberapa pertanyaan mengenai ajaran ini.
Thanks
Thanks
- Posts: 8
- Joined: Tue May 21, 2013 9:25 am
Re: Bible Study: TABERNAKEL
Wah, sayang sekali ternyata tidak dipantau oleh sipenulis.
Saya adalah ex. pengikut ajaran ini & saya rasa ajarannya tidak konsisten dan terlalu kreatif.
Salah contoh paling dasar :
1. Wahyu 21: 1-3. Yg. disebut "BAGAIKAN" Mempelai Wanita adalah kota Yerusalem Baru. Mengapa disebut bagaikan? Ini karena di dalam kota tsb. diisi oleh umat pilihan Tuhan sepanjang masa (Mempelai Wanita) dan di dalam kota itu terdapat Kemah Allah tempat umat beribadah sebagaimana dilambangkan pada Tabernakel Musa. Jadi bukan kemah itu = Mempelai Wanita. Jika Kemah = Mempelai Wanita, siapakah manusia lain yang ada di tengah2 kemah? Adalah manusia yang bukan umat pilihan boleh masuk ke Kota Yerusalem Baru (Kerajaan Sorga) ?
2. Yoh 1:14. Disana disebutkan "..diam.." diantara kira. Diam disini adalah kata kerja sedangkan Yesus adalah Tabernakel adalah kata sifat. Misalkan, saya berkemah di gunung A. Bukan berarti saya adalah kemah, bukan? Ini menunjukkan kegiatan saya.
3. Ibrani 8:1-5. Ayat ini sebenarnya bertentangan dengan penjelasan ajaran ini di point no. 2. Ayat sangat jelas bahwa Yesus adalah Imam Besar dari Tabernakel sejati. Dia BUKAN Tabernakel itu sendiri tetapi Imam Besar.
Masih banyak contoh2 lain yang patut dipertanyakan, apalagi ketika ukuran Tabernakel dikaitkan dengan Peta Zaman, sampai sekarang tidak terbukti bukan?
Ada juga yang beralasan, "Sebenarnya waktu Tuhan sudah datang dan kita ada dalam Injury time dimana sewaktu2 wasit bisa menghentikan pertandingan. Ini karena Tuhan menunggu orang2 bertobat"
Kalau alasan ini benar maka Tuhan orang Kristen adalah Tuhan yang tidak berdaulat karena rencana nya bisa dianulir karena orang2 bertobat? Apakah rencana Allah tunduk pada kebebalan manusia yang tidak mau bertobat?
Ada juga yang beralasan, "Waktu itu bukan waktu menurut ukuran manusia tetapi waktunya Tuhan." Kalau begitu sebaiknya jangan dijelaskan menurut waktu di dunia. Mereka menjelaskan 2000 tahun pertama adalah zaman Adam - Abraham, 2000 th. ke-2 Abraham - Kedatangan Tuhan Yesus yang pertama dam 2000 tahun ke tiga adalah dari kedatangan Tuhan Yesus I - II. Mereka mengukur ini dengan ukuran waktu dunia tetapi ketika peta zaman ini gagal maka mereka langsung mengalihkan kalau itu waktu menurut aturan Tuhan.
Mengenai waktu, mereka juga mengukur dengan sembarangan karena ada beberapa genersi yang tidak tercatat terutama pada masa pembuangan. Bagaimana mungkin ukuran mereka akurat?
Jadi, jangan langsung menerima yang katanya "Wahyu" Tuhan. Belajarlah Alkitab dengan seksama. Alkitab adalah Wahyu yang memiliki otoritas tertinggi.
Soli Deo Gloria.
Saya adalah ex. pengikut ajaran ini & saya rasa ajarannya tidak konsisten dan terlalu kreatif.
Salah contoh paling dasar :
1. Wahyu 21: 1-3. Yg. disebut "BAGAIKAN" Mempelai Wanita adalah kota Yerusalem Baru. Mengapa disebut bagaikan? Ini karena di dalam kota tsb. diisi oleh umat pilihan Tuhan sepanjang masa (Mempelai Wanita) dan di dalam kota itu terdapat Kemah Allah tempat umat beribadah sebagaimana dilambangkan pada Tabernakel Musa. Jadi bukan kemah itu = Mempelai Wanita. Jika Kemah = Mempelai Wanita, siapakah manusia lain yang ada di tengah2 kemah? Adalah manusia yang bukan umat pilihan boleh masuk ke Kota Yerusalem Baru (Kerajaan Sorga) ?
2. Yoh 1:14. Disana disebutkan "..diam.." diantara kira. Diam disini adalah kata kerja sedangkan Yesus adalah Tabernakel adalah kata sifat. Misalkan, saya berkemah di gunung A. Bukan berarti saya adalah kemah, bukan? Ini menunjukkan kegiatan saya.
3. Ibrani 8:1-5. Ayat ini sebenarnya bertentangan dengan penjelasan ajaran ini di point no. 2. Ayat sangat jelas bahwa Yesus adalah Imam Besar dari Tabernakel sejati. Dia BUKAN Tabernakel itu sendiri tetapi Imam Besar.
Masih banyak contoh2 lain yang patut dipertanyakan, apalagi ketika ukuran Tabernakel dikaitkan dengan Peta Zaman, sampai sekarang tidak terbukti bukan?
Ada juga yang beralasan, "Sebenarnya waktu Tuhan sudah datang dan kita ada dalam Injury time dimana sewaktu2 wasit bisa menghentikan pertandingan. Ini karena Tuhan menunggu orang2 bertobat"
Kalau alasan ini benar maka Tuhan orang Kristen adalah Tuhan yang tidak berdaulat karena rencana nya bisa dianulir karena orang2 bertobat? Apakah rencana Allah tunduk pada kebebalan manusia yang tidak mau bertobat?
Ada juga yang beralasan, "Waktu itu bukan waktu menurut ukuran manusia tetapi waktunya Tuhan." Kalau begitu sebaiknya jangan dijelaskan menurut waktu di dunia. Mereka menjelaskan 2000 tahun pertama adalah zaman Adam - Abraham, 2000 th. ke-2 Abraham - Kedatangan Tuhan Yesus yang pertama dam 2000 tahun ke tiga adalah dari kedatangan Tuhan Yesus I - II. Mereka mengukur ini dengan ukuran waktu dunia tetapi ketika peta zaman ini gagal maka mereka langsung mengalihkan kalau itu waktu menurut aturan Tuhan.
Mengenai waktu, mereka juga mengukur dengan sembarangan karena ada beberapa genersi yang tidak tercatat terutama pada masa pembuangan. Bagaimana mungkin ukuran mereka akurat?
Jadi, jangan langsung menerima yang katanya "Wahyu" Tuhan. Belajarlah Alkitab dengan seksama. Alkitab adalah Wahyu yang memiliki otoritas tertinggi.
Soli Deo Gloria.
- Posts: 8
- Joined: Tue May 21, 2013 9:25 am
Re: Bible Study: TABERNAKEL
Satu contoh lagi hal yang membuat saya tidak ngerti, yaitu perak = ketebusan.
Dasar ayatnya : Keluaran 30:11-16 bnd. 1 Petrus 1:18,19
Dalam Keluaran hanya disebutkan uang tebusan -> Mengapa ini diasumsikan perak? Apakah ada referensi yang menunjukkan bahwa uang tebusan terbuat dari perak?
Dalam I Petrus dikatakan jika kita TIDAK ditebus dengan PERAK dan EMAS tetapi oleh Darah Kristus. Mengapa kemudian perak = ketebusan?
Dasar ayatnya : Keluaran 30:11-16 bnd. 1 Petrus 1:18,19
Dalam Keluaran hanya disebutkan uang tebusan -> Mengapa ini diasumsikan perak? Apakah ada referensi yang menunjukkan bahwa uang tebusan terbuat dari perak?
Dalam I Petrus dikatakan jika kita TIDAK ditebus dengan PERAK dan EMAS tetapi oleh Darah Kristus. Mengapa kemudian perak = ketebusan?
- Posts: 2
- Joined: Fri Dec 26, 2014 11:50 am
Re: Bible Study: TABERNAKEL
@ KICKEY
Terima kasih untuk postingannya..
Saya sudah mencarinya kemana-mana,taunya dapat disini.
Terima kasih untuk postingannya..
Saya sudah mencarinya kemana-mana,taunya dapat disini.
- Posts: 19
- Joined: Thu Dec 13, 2007 11:23 pm
Re: Bible Study: TABERNAKEL
Maaf, baru memantau thread.
"Bagaikan" itu hanyalah penggambaran dari "Yesus di dalam aku" dan "aku di dalam Yesus" yang menerangkan Yerusalem Baru.
Diam secara harfiah yaitu kehadiran Allah tidak kelihatan. Sedangkan hubungannya dengan kemah adalah keluarga kata "diam" yaitu berdiam yang berarti "tempat tinggal" / kemah.
Yesus adalah tabernakel yang sejati. Dan karena itulah kenapa Yesus juga disebut sebagai Imam Besar.
Setuju. Mungkin tepatnya memang bukan "wahyu" melainkan "iluminasi" dari Tuhan / mendapatkan pencerahan dari Tuhan.
Dalam keluaran 30:11-16, mata uang syikal itu terbuat dari perak.
"Bagaikan" itu hanyalah penggambaran dari "Yesus di dalam aku" dan "aku di dalam Yesus" yang menerangkan Yerusalem Baru.
Diam secara harfiah yaitu kehadiran Allah tidak kelihatan. Sedangkan hubungannya dengan kemah adalah keluarga kata "diam" yaitu berdiam yang berarti "tempat tinggal" / kemah.
Yesus adalah tabernakel yang sejati. Dan karena itulah kenapa Yesus juga disebut sebagai Imam Besar.
Setuju. Mungkin tepatnya memang bukan "wahyu" melainkan "iluminasi" dari Tuhan / mendapatkan pencerahan dari Tuhan.
Dalam keluaran 30:11-16, mata uang syikal itu terbuat dari perak.
- Posts: 19
- Joined: Thu Dec 13, 2007 11:23 pm
Re: Bible Study: TABERNAKEL
Merupakan ironi bahwa Darah Kristus tercurah karena 30 keping perak seperti yang tertulis dalam Matius 26:15, Matius 27:3, Matius 27:9.
- Posts: 8
- Joined: Tue May 21, 2013 9:25 am
Re: Bible Study: TABERNAKEL
Thanks untuk reply nya tapi ada beberapa yang tidak nyambung dan tidak tepat menurut saya :
1. Yg saya tekankan dalam point 1 adalah bahwa kemah itu tidak menunjuk pada mempelai wanita melainkan suatu simbol kehadiran Allah seperti yang terjadi di padang gurun.
2. Yg saya maksudkan adalah berkemah / berdiam tidak sama dengan kemah atau diam itu sendiri. Jika saya berenang maka tidak bisa disimpulkan saya = renang hanya karena berenang berasal dari kata renang. Jika dikatakan Yesus berdiam / berkemah maka tidak mungkin diartikan Yesus = diam / kemah. Saya yakin semua bahasa mengenal prinsip ini.
3. Harun tidak sama dengan kemah Musa. Dalam Ibrani Yesus memenuhi syarat sebagai Imam Besar bukan karena dia adalah tabernakel sejati. Dialah Imam Besar yang melayani tabernakel sejati. Banyak ayat2 mengenai hal ini dalam kitab Ibrani, seperti Ibr. 3:6, Ibr. 5 dst.
4. Kita sepaham
5. Syikal bisa terbuat dari perak dan emas : https://en.wikipedia.org/wiki/Shekel, bahkan dalam link inihttp://www.gotquestions.org/sanctuary-shekel.html kemungkinan syikal kudus adalah 0.4 of an ounce of gold. Jadi hal itu bisa ya atau tidak. Tapi katakanlah itu benar, bagaimana dengan I Petrus 1:18,19 yang menyatakan bahwa .... TIDAK ditebus dengan PERAK dan EMAS .... ? Bagaimana dengan 30 keping perak yang diberikan kepada Yudas ? Kalau anda konsisten dengan penebusan maka 30 uang perak dari Yudas bisa diartikan penebusan juga.
1. Yg saya tekankan dalam point 1 adalah bahwa kemah itu tidak menunjuk pada mempelai wanita melainkan suatu simbol kehadiran Allah seperti yang terjadi di padang gurun.
2. Yg saya maksudkan adalah berkemah / berdiam tidak sama dengan kemah atau diam itu sendiri. Jika saya berenang maka tidak bisa disimpulkan saya = renang hanya karena berenang berasal dari kata renang. Jika dikatakan Yesus berdiam / berkemah maka tidak mungkin diartikan Yesus = diam / kemah. Saya yakin semua bahasa mengenal prinsip ini.
3. Harun tidak sama dengan kemah Musa. Dalam Ibrani Yesus memenuhi syarat sebagai Imam Besar bukan karena dia adalah tabernakel sejati. Dialah Imam Besar yang melayani tabernakel sejati. Banyak ayat2 mengenai hal ini dalam kitab Ibrani, seperti Ibr. 3:6, Ibr. 5 dst.
4. Kita sepaham
5. Syikal bisa terbuat dari perak dan emas : https://en.wikipedia.org/wiki/Shekel, bahkan dalam link inihttp://www.gotquestions.org/sanctuary-shekel.html kemungkinan syikal kudus adalah 0.4 of an ounce of gold. Jadi hal itu bisa ya atau tidak. Tapi katakanlah itu benar, bagaimana dengan I Petrus 1:18,19 yang menyatakan bahwa .... TIDAK ditebus dengan PERAK dan EMAS .... ? Bagaimana dengan 30 keping perak yang diberikan kepada Yudas ? Kalau anda konsisten dengan penebusan maka 30 uang perak dari Yudas bisa diartikan penebusan juga.
- Posts: 19
- Joined: Thu Dec 13, 2007 11:23 pm
Re: Bible Study: TABERNAKEL
Untuk itu kita harus menyamakan persepsi terlebih dulu, apakah arti orang-orang percaya/kudus adalah bisa disebut sebagai mempelai wanita Kristus atau tidak? Dan apakah Yesus “hadir” di dalam orang-orang percaya atau tidak? Hanya orang yang percaya kepada Yesus yang dapat menjadi “bait” / tempat kediaman Allah.
Asal usul kata yang digunakan dalam Yohanes 1:14 (“diam”), dibandingkan dengan Yohanes 2:19-21(“Bait”).
Menurut Strong’s Concordance:
Kata “diam” dalam Yohanes 1:14,
Nomor 4637. skhnw skenoo skay-no’-o ; from 4636; to tent or encamp. i.e. (figuratively) to occupy (as a mansion) or (specifically) to reside (as God did in the Tabernacle of old, a symbol of protection and communion); --dwell.
Nomor 4636. sknov skenos skay’-nos ; from 4633; a hut or temporary residence, i.e. (figuratively) the human body (as the abode of the spirit):--tabernacle.
Kata “Bait” dalam Yohanes 2:19,
Nomor 3485. naov naos nah-os’ ; from a primary naiw naio (to dwell); a fane, shrine, temple: --shrine, temple. Comp 2411.
Nomor 2411. ieron hieron hee-er-on’ ; neuter of 2413; a sacred place, i.e. the entire precints (whereas 3485 denotes the central sanctuary itself) of the Temple (at Jerusalem or elsewhere):--temple.
Dari konkordansi tersebut kita dapat melihat bahwa makna kedua kata tersebut sama, yaitu:
• Membentangkan tenda atau berkemah;
• Berdiam (seperti yang Allah lakukan dalam Tabernakel Perjanjian Lama)
• Secara kiasan, menggambarkan tubuh manusia (sebagai tempat tinggal roh);
Sampai disini tentu sudah cukup jelas kaitan antara: Tabernakel Musa, Keselamatan, Tuhan Yesus Kristus, tubuh Yesus sebagai Bait Allah.
Anda sudah menjawabnya sendiri dengan mengatakan “simbol” kehadiran Allah. Allah “hadir” di dalam orang-orang percaya.
Jadi hubungan Kristus dan Jemaat digambarkan sebagai hubungan nikah antara mempelai pria dan mempelai wanita dimana mempelai wanita menjadi tabernakel Allah = tempat kediaman Allah (sesuai konkordansi diatas), secara kiasan menggambarkan tubuh manusia sebagai tempat tinggal roh. Anda bisa membaca point 1.3.2 dari thread dst agar bisa menyamakan persepsi terlebih dahulu.
Setuju, dalam point 1, yaitu “simbol”, jadi bahasa yang bagaimanapun tidak akan terjawab jika sebuah kiasan/simbol ditafsirkan sebagai kata sifat atau kegiatan itu sendiri.
Saya berkemah di gunung A. Apakah saya = kemah? Karena kemah merupakan “simbol” dari tinggal di dalam / hadir. Sedangkan Anda sedang mengartikan sebuah “simbol” yang secara kiasan dengan arti jasmani itu sendiri (Ibr 8:5). Dan ini penting, karena mempelai wanita merupakan kiasan hubungan Kristus dengan jemaat (Ef 5:23-33)
Kalau pertanyaan point 1 dan pertanyaan point 2 kita tidak sepaham, maka akan muncullah pertanyaan ini.
OK
Makanya disebut ironi “penebusan”. Penebusan melalui Darah Yesus yang mahal, hanya dihargai senilai 30 keping perak OLEH Yudas. Mengenai hal apakah saya tidak konsisten tentang “penebusan” ini?
- Posts: 8
- Joined: Tue May 21, 2013 9:25 am
Re: Bible Study: TABERNAKEL
Maaf kita tetap tidak sepaham. Sebab dalam perjalanan Israel di padang gurun, ada Tabernakel, kemah orang Israel dan Allah. Tabernakel melambangkan hadirat Allah, bukan Allah itu sendiri. Sedangkan kemah orang Israel melambangkan umatNya. Dalam Yoh 1:14 : Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita. Dalam kalimat itu juga ada tiga unsur : Yesus, diam (berkemah), kita (kemah orang Israel). Jadi bagi saya tabernakel tidak menyimbolkan Allah itu sendiri tapi symbol hadirat Allah.
Menurut saya bait Allah yang dimaksud dalam Yoh 2:19-21 dan I Kor 3:16 menyimbolkan hal yang berbeda dengan tabernakel. Kita disebut bait dalam konteks Roh Kudus diam diantara kita dan suatu kebertundukan kepada Allah sang Kepala karena kita adalah tubuh.
"Tidak ditebus dari emas / perak" berarti kita TIDAK ditebus melalui 30 keping uang perak yang diberikan kepada yudas. 30 puluh keping uang perak lebih cocok melambangkan "PENGKHIANATAN", bukan penebusan. Ironi yang anda kemukakan justru menunjukkan bahwa penghianatan Yudas memiliki andil yang signifikan dalam penebusan dan harus disyukuri sebab tanpanya kita semua mati binasa dalam dosa.
Menurut saya bait Allah yang dimaksud dalam Yoh 2:19-21 dan I Kor 3:16 menyimbolkan hal yang berbeda dengan tabernakel. Kita disebut bait dalam konteks Roh Kudus diam diantara kita dan suatu kebertundukan kepada Allah sang Kepala karena kita adalah tubuh.
"Tidak ditebus dari emas / perak" berarti kita TIDAK ditebus melalui 30 keping uang perak yang diberikan kepada yudas. 30 puluh keping uang perak lebih cocok melambangkan "PENGKHIANATAN", bukan penebusan. Ironi yang anda kemukakan justru menunjukkan bahwa penghianatan Yudas memiliki andil yang signifikan dalam penebusan dan harus disyukuri sebab tanpanya kita semua mati binasa dalam dosa.
- Posts: 8
- Joined: Tue May 21, 2013 9:25 am
Re: Bible Study: TABERNAKEL
Tabernakel Musa bisa disebut juga Kemah Musa (Kemah ibadah yang didirikan pada zaman Musa di padang gurun).
- Posts: 19
- Joined: Thu Dec 13, 2007 11:23 pm
Re: Bible Study: TABERNAKEL
Begini saja saya jelaskan lebih simple:
Jadi kita setuju bahwa tabernakel merupakan simbol dari Allah berhadirat di tengah umat-Nya.
Jaman dahulu, kemah musa (tabernakel Musa) secara fisik dapat dipindah (bongkar pasang) dan yang tinggal di sekeliling kemah menurut pengertian secara rohani, sekarang adalah orang-orang yang sudah dewasa secara rohani (Bilangan 1).
Dalam Keluaran 25:8 dikatakan: Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.
Jadi Allah berdiam diatas tabut perjanjian -> 2 kerubium -> Shekinah Glory -> Allah hadir.
Pada jaman Salomo, ada perubahan dari tabernakel yang bongkar pasang menjadi bangunan fisik permanen -> Bait Allah
Pada jaman Yesus, Allah berdiam di tengah manusia itu dalam wujud daging / manusia. Jadi mengapa Yesus disebut tabernakel sejati, karena Allah berdiam di tengah manusia dalam WUJUD DAGING.
Dan hubungannya mengapa dalam Ibrani 8:1-5 (tidak ada pertentangan menurut saya) adalah menjelaskan kedudukan yesusSESUDAH mati. Yaitu sebagai Imam Besar yang duduk di sebelah kanan Takhta Allah. Ini artinya Yesus menjadi "pengantara" orang berdosa -> Imam Besar. Dimana pada jaman Musa, yang menjadi Imam Besar hanyalah Harun. Imam Besar haruslah menyembelih binatang, memercikkan darah binatang di atas tabut sebagai tanda "pendamaian" antara Allah dan manusia. Yesus disebut Imam Besar dikarenakan Dia sendirilah yang menjadi "korban" pendamaian. Darah-Nya sendiri yang terpercik untuk mendamaikan segala dosa kita dengan Allah. Jadi tidak bertentangan dengan Ibrani 8:4.
Dan sekarang seperti yang kita tahu, wujud Allah hadir tidak dalam bentuk fisik lagi (menjadi daging), melainkan dalam bentuk roh. Jadi saya tidak setuju kalau Yesus dikatakan bukan tabernakel, karena arti tabernakel adalah Allah hadir. Dan Yesus adalah tabernakel dalam wujud daging (hadir di tengah umat-Nya dalam wujud manusia).
Mengapa menyamakan Jabatan Harun sebagai Imam Besar = Kemah Musa? Jawabannya simple seperti yang saya tulis diatas, jabatan Imam Besar ada setelah Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa, bukan ketika Yesus dalam wujud manusia (tabernakel dalam bentuk daging).
Kita rangkum sejenak:
1. Jaman Musa -> Tabernakel Musa/Kemah Musa -> Ada dalam bentuk fisik (dapat dibongkar pasang)
Note: Jabatan Harun = Imam Besar (melalui proses seleksi ketat) mendamaikan dosa melalui darah binatang
2. Jaman Salomo -> Tabernakel -> Bait Allah yang permanen di Yerusalem
3. Jaman Yesus -> Tabernakel -> Allah hadir di tengah umat-Nya dalam wujud daging/manusia
Note: Jabatan Imam Besar ada setelah Yesus mati, Yesus sendiri yang menjadi korban pendamaian.
4. Jaman Sekarang -> Tabernakel -> Wujud roh yang mendiami orang percaya
Gambaran tabernakel itu adalah seperti Kerajaan Sorga/Yerusalem Baru. Kita sebagai orang percaya juga disebut "Bait Allah". Untuk dapat menghampiri Takhta Allah, kita melakukan ibadah seperti POLA TABERNAKEL (yang pada akhirnya nanti akan menjadi wujud GEREJA SEMPURNA). Yaitu melalui percaya kepada Yesus (Gambaran dari Pintu Tabernakel), Bertobat dan dibaptis (Gambaran dari Mezbah korban bakaran, kolam pembasuhan), dibaptis dalam roh kudus (pintu kemah suci) dst sampai ke tabut perjanjian dimana Allah berhadirat.
Jadi tabernakel secara rohani sekarang adalah gambaran tentang Kerajaan Sorga / Yerusalem Baru, yang tinggal disekitarnya adalah orang-orang yang sudah dewasa secara rohani yang digambarkan sebagai mempelai wanita Kristus.
Maksud saya adalah bahwa Yudas JUSTRU menolak "penebusan" dan menukarnya dengan 30 keping perak.
Jadi kita setuju bahwa tabernakel merupakan simbol dari Allah berhadirat di tengah umat-Nya.
Jaman dahulu, kemah musa (tabernakel Musa) secara fisik dapat dipindah (bongkar pasang) dan yang tinggal di sekeliling kemah menurut pengertian secara rohani, sekarang adalah orang-orang yang sudah dewasa secara rohani (Bilangan 1).
Dalam Keluaran 25:8 dikatakan: Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.
Jadi Allah berdiam diatas tabut perjanjian -> 2 kerubium -> Shekinah Glory -> Allah hadir.
Pada jaman Salomo, ada perubahan dari tabernakel yang bongkar pasang menjadi bangunan fisik permanen -> Bait Allah
Pada jaman Yesus, Allah berdiam di tengah manusia itu dalam wujud daging / manusia. Jadi mengapa Yesus disebut tabernakel sejati, karena Allah berdiam di tengah manusia dalam WUJUD DAGING.
Dan hubungannya mengapa dalam Ibrani 8:1-5 (tidak ada pertentangan menurut saya) adalah menjelaskan kedudukan yesusSESUDAH mati. Yaitu sebagai Imam Besar yang duduk di sebelah kanan Takhta Allah. Ini artinya Yesus menjadi "pengantara" orang berdosa -> Imam Besar. Dimana pada jaman Musa, yang menjadi Imam Besar hanyalah Harun. Imam Besar haruslah menyembelih binatang, memercikkan darah binatang di atas tabut sebagai tanda "pendamaian" antara Allah dan manusia. Yesus disebut Imam Besar dikarenakan Dia sendirilah yang menjadi "korban" pendamaian. Darah-Nya sendiri yang terpercik untuk mendamaikan segala dosa kita dengan Allah. Jadi tidak bertentangan dengan Ibrani 8:4.
Dan sekarang seperti yang kita tahu, wujud Allah hadir tidak dalam bentuk fisik lagi (menjadi daging), melainkan dalam bentuk roh. Jadi saya tidak setuju kalau Yesus dikatakan bukan tabernakel, karena arti tabernakel adalah Allah hadir. Dan Yesus adalah tabernakel dalam wujud daging (hadir di tengah umat-Nya dalam wujud manusia).
Mengapa menyamakan Jabatan Harun sebagai Imam Besar = Kemah Musa? Jawabannya simple seperti yang saya tulis diatas, jabatan Imam Besar ada setelah Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa, bukan ketika Yesus dalam wujud manusia (tabernakel dalam bentuk daging).
Kita rangkum sejenak:
1. Jaman Musa -> Tabernakel Musa/Kemah Musa -> Ada dalam bentuk fisik (dapat dibongkar pasang)
Note: Jabatan Harun = Imam Besar (melalui proses seleksi ketat) mendamaikan dosa melalui darah binatang
2. Jaman Salomo -> Tabernakel -> Bait Allah yang permanen di Yerusalem
3. Jaman Yesus -> Tabernakel -> Allah hadir di tengah umat-Nya dalam wujud daging/manusia
Note: Jabatan Imam Besar ada setelah Yesus mati, Yesus sendiri yang menjadi korban pendamaian.
4. Jaman Sekarang -> Tabernakel -> Wujud roh yang mendiami orang percaya
Gambaran tabernakel itu adalah seperti Kerajaan Sorga/Yerusalem Baru. Kita sebagai orang percaya juga disebut "Bait Allah". Untuk dapat menghampiri Takhta Allah, kita melakukan ibadah seperti POLA TABERNAKEL (yang pada akhirnya nanti akan menjadi wujud GEREJA SEMPURNA). Yaitu melalui percaya kepada Yesus (Gambaran dari Pintu Tabernakel), Bertobat dan dibaptis (Gambaran dari Mezbah korban bakaran, kolam pembasuhan), dibaptis dalam roh kudus (pintu kemah suci) dst sampai ke tabut perjanjian dimana Allah berhadirat.
Jadi tabernakel secara rohani sekarang adalah gambaran tentang Kerajaan Sorga / Yerusalem Baru, yang tinggal disekitarnya adalah orang-orang yang sudah dewasa secara rohani yang digambarkan sebagai mempelai wanita Kristus.
Maksud saya adalah bahwa Yudas JUSTRU menolak "penebusan" dan menukarnya dengan 30 keping perak.
- Posts: 8
- Joined: Tue May 21, 2013 9:25 am
Re: Bible Study: TABERNAKEL
Yesus disebut tabernakel karena Allah tinggal di tengah2 manusia dalam wujud daging? Apakah ini berarti Allah yang hadir sedangkan Yesus adalah tabernakelnya? Bukankah dalam Yoh 1:14 menunjukkan yang hadir adalah Firman, sang Anak Allah (pribadi kedua dari Allah Tritunggal) ?
Jika Yesus sebagai tabernakel berarti Dia juga mengalami proses (pola tabernakel), mulai dari pintu gerbang, mezbah korban bakaran (penebusan), kolam pembasuhan, dst? Dia adalah Allah mana mungkin mengalami proses seperti itu?
Dalam Ibr 8:1-5. Disebutkan kemah sejati didirikan (dibuat) oleh Allah. Jika kemah sejati = tabernakel = Yesus maka berarti Yesus didirikan (dibuat) oleh Allah. Tentu ini melanggar prinsip ke Tritunggalan Allah. Yesus dikatakan bahwa Ia melayani ibadah di dalam kemah dengan membawa darahNya sendiri. Jika Yesus = tabernakel maka dapat dikatakan. Tabernakel (Yesus) melayani ibadah di tempat kudus, yaitu tabernakel (Yesus) sejati. Tabernakel melayani tabernakel / Yesus melayani Yesus ?
Jawaban anda mengenai Yudas masih tidak menjawab mengapa perak disimbolkan dengan penebusan. Saya rasa Yudas tidak menolak penebusan pada waktu itu karena Kristus belum disalib. Mungkin tepatnya dia menolak Yesus untuk 30 keping uang perak.
Jika Yesus sebagai tabernakel berarti Dia juga mengalami proses (pola tabernakel), mulai dari pintu gerbang, mezbah korban bakaran (penebusan), kolam pembasuhan, dst? Dia adalah Allah mana mungkin mengalami proses seperti itu?
Dalam Ibr 8:1-5. Disebutkan kemah sejati didirikan (dibuat) oleh Allah. Jika kemah sejati = tabernakel = Yesus maka berarti Yesus didirikan (dibuat) oleh Allah. Tentu ini melanggar prinsip ke Tritunggalan Allah. Yesus dikatakan bahwa Ia melayani ibadah di dalam kemah dengan membawa darahNya sendiri. Jika Yesus = tabernakel maka dapat dikatakan. Tabernakel (Yesus) melayani ibadah di tempat kudus, yaitu tabernakel (Yesus) sejati. Tabernakel melayani tabernakel / Yesus melayani Yesus ?
Jawaban anda mengenai Yudas masih tidak menjawab mengapa perak disimbolkan dengan penebusan. Saya rasa Yudas tidak menolak penebusan pada waktu itu karena Kristus belum disalib. Mungkin tepatnya dia menolak Yesus untuk 30 keping uang perak.
- Posts: 581
- Joined: Tue Dec 03, 2013 11:02 am
Re: Bible Study: TABERNAKEL
Yg satu mnulis scr simbolik, yg lainnya mbantah scr harafiah, kmudian disanggah dg simbolik dan didebat lagi dg harafiah.
- Posts: 8
- Joined: Tue May 21, 2013 9:25 am
Re: Bible Study: TABERNAKEL
Dalam menyimbolkan sesuatu harus ada dasarnya. Kalau tidak maka kita akan sembarangan menyimbolkan segala sesuatu.
- Posts: 19
- Joined: Thu Dec 13, 2007 11:23 pm
Re: Bible Study: TABERNAKEL
Lebih simple lagi...
Tempat kediaman Allah di dunia ini dahulu = tabernakel Musa
Tempat kediaman Allah sekarang = Orang percaya -> Merupakan gambaran/bayangan tempat kediaman Allah di Sorga (KERAJAAN SORGA) di masa yang akan datang, dimana Yesus menjadi Imam Besar menurut Ibrani 8
Secara rohani, pola tabernakel = pola Kerajaan Sorga. Kerajaan Sorga inilah yang didirikan oleh Allah, bukan manusia.
Semoga kemurahan Allah memampukan Saudara samliem untuk mengerti hal ini...
Imamat 5:15 "Bila ada orang yang secara tidak sengaja telah berbuat dosa sehingga ia menajiskan apa yang kudus, ia harus mempersembahkan kepada TUHAN seekor domba jantan yang tanpa cacat cela sebagai kurban penebus salahnya kepada TUHAN. Domba itu harus dinilai menurut syikal perak, yaitu syikal kudus.
Pada umumnya bicara ketebusan ini bicara tentang perak. Penebusan = pendamaian (banyak ayat di alkitab berbicara tentang perak = penebusan). Dan selanjutnya seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa hanya Imam Besar yang dapat melayani pendamaian ini. Dan pelayanan yang Yesus lakukan sebagai Imam Besar ini sifatnya kekal (Ibrani 5:10).
WHO IS ONLINE
Users browsing this forum: No registered users and 1 guest
Hot Prediksi Bola
ReplyDeleteberita bola dunia terbaru
Jadwal Bola Hari Ini
Prediksi bola hari ini
Gaya Hidup