Monday 9 March 2020

Farisi

Farisi (yang diasingkan) bermula ketika pembaharuan Ezra dilanjutkan mereka yang ingin mempelajari teks dan ajaran Kitab Suci secara mendalam, para Imam dan Ahli Taurat dalam Perjanjian Baru adalah keturunan mereka. Pada abad II SM istilah Farisi pertama kali digunakan pada awal pemerintahan Hasmonian (ca.160-140 SM) dari kalangan imam. Mereka pecah menjadi dua, sebagian kecil bersifat informal dan hidup mengasingkan diri dari umum sambil menantikan akhir zaman, sedangkan sebagian besar kerjun berpolitik dan ingin menguasai agama negara.
Orang Farisi mulai berpengaruh pada masa raja John Hyrcanus (134-104 SM) dimana mereka memperoleh pengaruh dan dukungan rakyat (Jos, Ant., xiii.10.5-7), namun ketika berseberangan dengan Farisi karena raja ingin menggabungkan peran raja dan imam besar, John berpaling kepada orang Saduki. Pertentangan dengan raja Alexander Janneus (103-76 SM) membesar bahkan mereka mencari dukungan raja Dimetreus III (seleukia), mereka kalah dan 800 pemimpin Farisi di salibkan (Jos, Ant. Xiii. 14.2), namun sebelum meninggal ia menyuruh isterinya Salome Alexandra yang menggantikannya (76-67 SM) agar berdamai dengan Farisi dan memberi peran politik kepada Farisi (Jos, Ant. 13:399-404) yang sejak itu menguasai Sanhedrin, kondisi dominasi ini terlihat juga pada masa Perjanjian Baru. Pertentangan dengan Saduki memuncak ketika Salome meninggal, Saduki memilih Aristobulus II sedangkan Farisi memilih John Hyrcanus II. Ketika Roma menguasai Yudea (63 M) John Hyrcanus dipilih sebagai Imam Besar.
Sekalipun demikian, orang Farisi menderita dibawah raja Antipater dan Herodes, dan mereka sadar bahwa tujuan spiritual tidak bisa dicapai dengan cara politik maka mereka kemudian berkiblat ke Roma, bahkan ketika terjadi pemberontakan terhadap Roma (66-70 M) mereka menentang. Kemudian Vespasius mendukung Yokhanan ben Zakkai, pemimpin Farisi, dan diizinkan mendirikan sekolah rabi di Jamnia. Kemudian orang-orang Saduki dan Zeloti menghilang dan sejak kekalahan Bar Kokba (135 M) orang Farisi juga menghilang, tapi Farisi tidak hilang namun melebur ke dalam Yudaisme sehingga sejak tahun 200 M ajaran Yudaisme sama dengan Farisi.
Orang Farisi beranggapan bahwa pembuangan ke Babel disebabkan orang Yahudi melanggar Torat sebab seharusnya torat menjadi dasar perorangan maupun negara. Bagi mereka Torat bukan sekedar hukum tapi instruksi hidup dan berlaku untuk semua lapangan hidup. Tugas para ahli kitab adalah memberi petunjuk hidup bagi semua orang dan mengikat. Tugas awal ahli kitab adalah menentukan isi dari hukum tertulis Torat dan menyebutnya sebagai 613 hukum, terdiri dari 248 hukum positip dan 365 hukum negatip, dan membuat rambu-rambu agar tidak ada yang melanggar seperti contoh 39 larangan ketat tentang hari Sabat, kesucian, perpuluhan, makanan halal-haram dll., ini disebut sebagai ‘hukum lisan.’ Mereka beranggapan bahwa penafsiran mereka berasal dari ‘tua-tua Israel’ (Mrk 7:3) dan mereka menduduki kursi Musa (Mat 23:2Yoh 9:28). Sifat yang diajarkan oleh orang Farisi yang kaku itu menyebabkan mereka gigih menentang Yesus (Mat 15:1-). Orang Farisi percaya akan kekekalan roh dan kebangkitan dan dalam hal ini mereka berseberangan dengan orang Saduki (band. Mat 22:23Kis 23:8). Orang Farisi sering dikaitkan dengan ahli torat/kitab (Mat 15:1Mrk 7:1;5Luk 15:2).

Acuan Utama:
J.D. Douglas (ed), The New Bible Dictionary, Inter-varsity Press, London, 1970 (1 Vol); Katharine Dope Sakenfield, The New Interpreter’s Dictionary of the Bible, Abingdon Press, Nashville, 2006 (5 Vols); Kitab Makabe; dan Josephus, Antiquities & The Jewish War.

Sumber: Dok. Dep. Penerjemahan LAI

Bapak, Guru, Tuan, Tuhan

Bapak, Guru, Tuan, Tuhan

Dalam naskah Perjanjian Baru ada beberapa istilah yang dipakai untuk sapaan. Untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, istilah-istilah itu harus dianalisis komponen maknanya sebelum dipindahkan dan dicarikan padanan yang paling sesuai, umum dan wajar dalam bahasa Indonesia.
Sebagai pembanding dicantumkan beberapa terjemahan dalam bahasa Melayu/Indonesia:
  • Shellabear : Perjanjian Baru karya W. G. Shellbear (1929)
  • TL : Perjanjian Baru Terjemahan Lama karya W.A. Bode (1938)
  • TB : Perjanjian Baru Terjemahan Baru karya tim NBG/LAI (1974)
  • BIS : Perjanjian Baru Bahasa Indonesia Sehari-hari karya tim Lai (1985)
I. Rabbi: kata yang dipinjam dari bahasa Aram ini dipakai untuk menyapa seorang guru agama Yahudi yaitu orang yang dipandang memiliki keahlian menafsir Alkitab, dan juga dipakai untuk menyapa Kristus. Berati orang yang menyapa Yesus dangan sapaan Rabbi menganggap Yesus sebagai seorang guru. Sapaan ini juga digunakan untuk memanggil Yohanes Pembaptis (Yoh 3:26).
ShellabearTLTBBIS
Mat. 23:7RabbiGuru BesarRabiBapak Guru
Mat. 26:25,49GuruRabbiRabiBapak Guru
Mrk. 14:45GuruRabbiRabiBapak Guru
Yoh. 3:26GuruRabbiRabiPak Guru
Yoh. 1:38Rabbi (Guru)Rabbi (Guru)Rabbi (Guru)Rabi (artinya guru)
Yoh. 3:26RabbiRabbiRabiPak Guru
Mrk. 11:21RabbiRabbiRabiBapak Guru
Mrk. 9:5RabbiRabbiRabiPak Guru
Mrk. 11:21RabbiRabbiRabiBapak Guru
II. Rabbouni: transkripsi Aram ini secara harafiah berarti “guruku” dan biasanya dipakai untuk menyapa guru agama Yahudi dan khususnya pimpinan Sanhedrin yang keturunan Hillel. Sapaan ini lebih terhormat daripada “Rabbi”. Si buta Bartimeus yang disembuhkan oleh Yesus memanggil Yesus Rabbouni (Mrk 10:51); Maria Magdalena menyapa Yesus Rabbouni (Yoh 20:16)
ShellabearTLTBBIS
Mrk. 10:51GuruGuruRabuniPak Guru
Yoh. 20:16Rabboni (Guru)Rabbuni (Guru)Rabuni (Guru)Rabuni (Guru)
III. Didaskale: merupakan bentuk vokatif—panggilan atau sapaan—yang bentuk nominanya didaskalos dan berasal dari kata kerja Yunani didasko. Kata ini diterjemahkan dengan guru atau pelatih (Yoh. 1;38). Yesus sering disapa dengan didaskale (bnd. Mat 8:19;Mat 12:38;Mat 19:16Mat 22:16; 24; 36dll.) Yesus melarang para pengikut-Nya menyalahgunakan istilah Rabbi (guru) dan mereka diperingatkan agar tidak menginginkan dipanggil sebagai Rabbi (Guru), karena hanya ada satu didaskalos (Guru) (Mat 23:7-8).
ShellabearTLTBBIS
Mat. 10:24GuruGuruGuru Rabi (Guru)Guru Rabi (artinya Guru)
Yoh. 1:38Rabbi (Guru)Rabbi (Guru)Rabuni (Guru)Rabi (artinya guru)
Mat. 23:7; 8Guru + Guru kamuGuru Besar + Guru kamuRabi + RabimuBapak Guru + Gurumu
IV. Epistata: bentuk vokatif dari kata Yunani epistates ini merupakan sapaan yang dipakai kepada orang yang berkedudukan tinggi, biasanya diterjemahkan pemimpin atau guru.
ShellabearTLTBBIS
Luk. 5:5RabbiRabbiGuruBapak Guru
V. Kurie: bentuk vokatif dari kata Yunai kurios yang memilik banyak arti dan penggunaan. Berikut ini beberapa makna kata kurios –baik sebagai sebutan (term od reference), sapaan (term of address) maupun sebagi gelar:
1. Pemilik yang menguasai sebidang tanah, hamba atau budak.
ShellabearTLTBBIS
Luk. 19:33tuannyaOrang yangOrang yang pemiliknyaMempunyai empunya
Mat. 20:8tuantuanTuanpemilik kebun
Kis. 16:16tuan-tuantuan-tuantuan-tuanmajikan-majikan
Gal. 4:1tuantuantuanOrang yang mengawasi
2. Majikan:
ShellabearTLTBBIS
Mat. 6:24tuantuantuanMajikan
Mat. 24:50tuantuantuantuan
Ef. 6:5tuantuantuantuan
3. Kaisar atau Raja
ShellabearTLTBBIS
Kis. 6:24Tuan segala tuandipertuan bagindaKaisarKaisar
Why. 17:14Raja segala rajaTuan sekalian tuanTuan diatas segala tuanTuhan segala tuan
4. Berhala-berhala (pemakaian ironis)
ShellabearTLTBBIS
1Kor. 8:5(bnd. Yes. 26:13)dewa-dewadewa-dewa‘tuhan’tuhan
5. Sapaa penghormatan yang ditujukan kepada seorang ayah, suami, tuan, penguasa, mailaikat, orang yang belum dikenal, dan kepada Yesus dalam arti biasa maupun arti yang khusus.
a) ayah
ShellabearTLTBBIS
Mat. 21:29tuantuanbapaayah
b) suami
ShellabearTLTBBIS
1Ptr. 3:6tuantuantuantuan
c) tuan
ShellabearTLTBBIS
1Ptr. 3:6tuantuantuantuan
Luk. 13:8tuantuantuantuan
d) penguasa
ShellabearTLTBBIS
Mat. 27:63tuantuantuantuan
e) malaikat
ShellabearTLTBBIS
Kis. 10:4tuanTuhanTuhanTuan
Why. 7:14TuanTuantuanTuan
f) orang yang belum kenal
ShellabearTLTBBIS
Yoh. 12:21TuanTuanTuanSaudara
Yoh. 20:15TuanTuanTuanPak
Kis. 16:30Tuan-tuanTuan-tuanTuan-tuanTuan-tuan
Kis. 9:5RabbiTuhanTuhanTuan
Kis. 22.8RabbiTuhanTuhanTuan
Yesus disapa kurie oleh orang banyak
ShellabearTLTBBIS
Mat. 8:2RabbiTuhanTuanPAk
Yoh. 4:11tuantuanTuhanTuan
Yesus juga disapa kurie oleh pengikut-pengikutnya
ShellabearTLTBBIS
Mat. 8:25RabbiTuhanTuhanPak
Luk. 5:8RabbiTuhanTuhanTuhan
Yoh. 6:68RabbiTuhanTuhanTuhan
g) Dalam Septuaginta dan perjanjian Baru nama Tuhan YHWH diterjemahkan sebagai kurios ‘Tuhan’ (Mat 4:7Yak 5:11). Adon diterjamahkan ‘Tuhan’ (Mat 22:44); Adonay diterjemahkan ‘Tuhan’ (Mat 1:22); begitu juag Elohim (Allah) diterjemahkan ‘Tuhan’ (1 Ptr 1:25).
Jadi, dalam Perjanjian Baru ada dua pemakaian kurie: pertama, pemakaian yang bersifat umum; kedua penggunaan khusus seperti yang dipakai oleh orang Yahudi dalam Septuaginta. Dalam arti kedua ini kurios “Tuhan’ merupakan gelar bagi Allah dan Kristus, yaitu Yang Berkuasa atas umat manusia.
Sejak awal pelayanan-Nya, Yesus disebut dengan gelar kurios dan disapa kurie (Tuhan) seperti dalam Mat 7:21-22;9:38; 22:41-45Mrk 5:19. Di hadapan pengikut-pengikut-NYa , Yesus menyebut diri-Nya didaskale (Guru) dan kurie (Tuhan) (Yoh 13:13). Dan Tomas mengakui dan menyapa Yesus sebagai “kurie (Tuhan) dan theos (Allah)” (Yoh 20:28). Sedangkan Petrus dalam khotbahnya menyebut Yesus yang telah bangkit dari kematian sebagai “Kurios(Tuhan) dan Kristos (Raja Penyelamat)” (Kis 2:36).
Sejak itu (kecuali dalam Kis 10:4 dan Why 7:14) berdasarkan data yang ada dalam naskah Yunani Perjanjian Baru, kurie (Tuhan) selalu dipakai oleh umat percaya hanya untuk memanggil Allah dan Yesus Kristus.
Kesimpulannya, setelah membandingkan ke-4 terjemahan Alkitab dalam bahasa Melayu dan Indonesia, terjemahan yang memadai adalah terjemahan yang mengalihbahasakan istilah-istilah dari sumber menurut makna dan fungsi kontekstualnya, lalu menggunakan padanan yang umum dan wajar dalam bahasa sasaran. Jadi, sesuai dengan konteksnya, Yesus dapat disapa dengan Pak, Bapak, Guru, atau Pak Guru, Tuan atau Tuhan.

Rujukan Pustaka

  • Achtemeir, Paul J. (ed.). 1985. Harper’s Bible Dictionary. Sanfranscisco:Harper & Row
  • Arndt, William F.; Gingrich, F. Wilbur; dan Danker, Frederick W. 1979. A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Chritian Literature. Edisi ke-2. Chicago: University of Chicago.
  • Buttrick, George A. (ed.).1962. The Interpreter’s Dictionary of Bible. Vol. 4. Nashville: Abington.
  • Le’on-Dufour,Xavier. 1990. Ensiklopedi Perjanjian Baru. SaduranStefanLeks dan A. S. Hadiwinata. Yogyakarta: Kanisius.
  • Louw, Johannes P. dan Nida, Eugene. 1998.Greek-English Lexicon of the New Testament Based on Semantic Domains. Vol 1 & 2. New York; United Bible Societies.

Sumber: Forum Biblika no 4

Misi Kristus Sedunia

PELAJARAN SEKOLAH MINGGU

  TANGGAL   PELAJARAN SEKOLAH MINGGU KATEGORI Babak pertama        ...