Tuesday, 25 July 2017


NAMA : EKO BASUKI
Nim      : 02.17.041/D.Th
Dosen   : Dr. Harianto GP, M.Th
Tugas Book Review :
RESENSI DAN PERBANDINGAN BUKU TENTANG KERAJAAN ALLAH
 (George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid 1, Bandung: Yayasan Kalam idup, 2002 dengan Donald Gutrie, Teologia Perjanjian Baru 2, Jakarta: BPK-GM, 2002)

BAB I
PENDAHULUAN
         PB adalah cerita tentang penggenapan rencana Allah tentang penebusan. PB menceritakan bagaimna Allah melengkapi tujuan penyelamatan olehNya dengan mengutus anakNya, Mesias dan memulai pemerintahannya dalam pelayananNya, kematianNya, dan kebangkitanNya. Dan peristiwa ini disebut dengan Fakta Kristus dan yang dimaksudkan disini adalah keseluruhan dari apa yang dicakup oleh kedatangan Yesus Kristus.


BAB II. EVALUASI BUKU
I. KERAJAAN ALLAH DAN PELAYANAN YESUS
         Tema yang menguasai PB adalah kerajaan Allah. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan disini, adapun 6 penelitian yang perlu kita lihat adalah:
                  Tentang baptisan Yesus, dimana dalam baptisan itu terjadi peristiwa yang luar biasa, salah satunya adalah turunnya Roh Allah keatasnya. Oleh sebab turunnya Roh itu berarti Dia dilengkapi dengan kuasa Allah. Di sinilah dapat dotemui rahasia kekuatan itu yang menonjol dalam pekerjaannya kemudia.
            Dengan melewati pencobaan Yesus maka kita menelaah kata-kata Yesus dalam membuka masa pelayananNya di Galilea: "Waktunya telah genap kerajaan Allah sudah dekat (tiba). Bertobatlah dan percaya kepada Injil "(Mrk. 1:15). Yesaya mengharapkan bahwa hari pemerintahan Allah ini akan segera terbit. Waktunya itu tiba dalam pemerintahan Kaisar Roma Tiberius, ketika Yesus muncul di Galilea.
                  Dan gambaran Yesus dalam penelitian ketiga ini adalah gambaran Anak Allah yang kuat yang dipersenjatai dengan kekuatan BapaNya, memimpin serangan terhadap iblis dan memanggil orang-orang untuk memutuskan pihak siapa mereka berdiri dalam pertempuran itu. Sampai disini memperlihatkan bahwa Allah berada dalam perang dengan kejahatan dan Yesus adalah sebagai pemipin serangan. Dengan meninjau pelayananNya kembali bertahun-tahun kemudian rasul Yohanes menafsirkannya juga demikian: "Untuk inilah Anak Allah menyatakan diriNya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu".
                  Dalam kesunyian di Galilea Yesus mempergunakan gelar Anak Manusia. Karena Anak Manusia suatu gelar yang berasal dari Dan 7:13, adalah seorang yang misterius, yang menerima suatu pemerintah dari Allah dan yang ditentukan untuk memerintah seperti Allah memerintah. Yesus menyamakan diriNya dengan toloh yang agung ini; namun bersamaan dengan itu Ia menekankan bahwa penderitaan dan kematian menantikannya karena demkianlah kehendak Allah. Oleh sebab itu penelitian yang ke empat ini menyimpulkan: "Pertempuran terakhir antara Kerajaan Allah dengan pemerintah kejahatan haruslah dimulai dan pertempuran itu akan meliputi kematian Mesias Allah".
                  Sekarang kita lihat dalam perjamuan malam di Yerusalem, dimana perumpamaan perjamuan malam itu pernah Yesus pakai sebagai lambang Kerajaan Allah (Luk. 14: 16-24). Dengan memisahkan roti dan anggur itu Yesus menawarkan kepada murid-muridNya suatu jaminan bahwa Allah akan segera datang dengan kuasa melalui pengorbanannya. Dengan demikian penelitian yang kelima ini pada hakekatnya merupakan tanda perbuatan nabi, yang dengannya Yesus berkata: "Aku menjanjikan kepadamu suatu bagian dalam Kerajaan Allah yang akan segera tiba dengan kuasa oleh kematian Mesias-Hamba".
                  Dalam penellitian yang terakhir ini Yesus berkata: "kemenangan Mesias itu terjamin". Dan ada dua kesimpulan yang sangat penting yaitu;
1.  Riwayat Yesus tidak dapat diceritakan tanpa masukan teologia, terutama eskatologi kedalamnya. Tanpa teologi riwayat itu tidak berarti. Anak kunci kedalam kebanyakan teologia itu ada dalam PL, terutama dalam nyanyian Hamba Tuhan dalam Yesaya dan kitab Daniel.
2.  Kesimpulan kedua sama pentingnya, penelitian sudah menjelaskan dua hal yakni Yesus yakin bahwa Allah hadir dalam diriNya sendiri dan pelayananNnya, kemudian yang kedua adalah pelayanan Yesus dari sungai Yordan sampai ke Golgota.
Yesus sebagai Mesias-Hamba adalah Kerajaan Allah, Allah yang bertindak dengan kekkuasaanNya sebagai raja, Allah yang mengunjungi dan menebus umatNya. Karena kerajaan Allah bukanlah pemerintahan duniawi yang harus didirikan dengan kudeta politis, namun suatu negara dimana Allah memerintah dengan maksud untuk menebus melalui pelayanan Yesus. Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang ditambahkan kepada pelayanan itu melainkan merupakan pelayanan itu sendiri. Penderitaan dan pengorbanan Kristus, Anak Manusia-Hamba itu, bukan hanya pendahuluan buat kemenangan saja, melainkan adalah kemenangan itu sendiri, suatu kemenangan yang akan dijelaskan dan dinyatakan oleh kebangkitan.

II.  INJIL KERAJAAN ALLAH
         Pelayanan Yesus adalah awal Kerajaan itu. Dan dari paradoks ini akan ditarik beberapa kesimpulan beserta bukti-bukti.
 Kerajaan Allah ada dalam pelayanan Yesus
         Agustinus mempersamakan pemerintah itu dengan Gereja. Pandangan liberal pemerintah itu adalah pemerintahan Allah dalam hati manusia, pemerintahan Allah ada betapapun manusia meresponnya. Dalam ilmu bahasa pemerintah berarti pemerintahan rajani Allah. Oleh sebab itu pemerintah Allah itu harus dinamis dan pemerintah Allah itu harus dipandang dari segi perbuatan Allah dalam sejarah. Pemerintah itu adalah benih Allah bukan perbuatan manusia. Adalah Allah yang memerintah dan menebus. Adalah pemerintahannya yang nyata-nyata terjadi dalam urusan manusia. Adalah Allah yang mengunjungi dan menebus manusia sebagaimana dijanjikanNya pada waktu dulu. Yesus menganggap perbuatan-perbuatanNya yang berkuasa itu sebagai tanda-tanda bahwa kerajaan Allah sudah ada. Penyembuhan orang sakit, pengusiran roh-roh jahat, penyembuhan orang cacat, orang tuli, orang bisu, pengampunan dosa, semua ini adalah perbuatan Kerajaan Allah. Dengan kata lain mujzat-mujizat ini adalah Kerajaan Allah yang sedanga bekerja.
Raja dalam pemerintahan itu adalah seorang Bapa
         Tema yang menguasai pemberitaan Yesus adalah Kerajaan Allah, maka sering kita lupakan bahwa Raja dalam kerajaanNya itu adalah seorang Bapa. Hal ini dapat ditemukan dalam Luk. 11: 2 dan 22:29. Pemerintahan Allah adalah pemerintahannya selaku Bapa dan kedaulatan yang telah ditentukan dan kedaulatan itu adalah kasih karunia. Raja dalam kerajaan Yesus adalah seorang Bapa yang kepadaNya ia selalu berdoa, Bapa yang kepadaNya ia ajarkan kepada murid-muridNya berdoa minta kedatangan Kerajaan itu. Tetapi pengetahuan tentang Bapa ini bukanlah suatu kebenaran yang harus diumumkan dari atas atap rumah ataupun yang harus dinyatakan dalam perumpamaan kecuali dalam saran tak langsung seperti dalam perumpamaan besar tentang Bapa yang rahmani, yang kita namai perumpamaan tentang "Anak yang hilang". Sama seperti keMesiasan Yesus, inilah juga suatu rahasia yang dibukakan kepada murid-murid, karena hal ini adalah kenyataan utama dalam hidupNya dan karena Ia adalah satu-satunya mediator dalam Kebapaan Allah itu.
Kerajaan Allah berarti adanya Israel yang baru
         Tema yang sentral dalam pemberitaan Yesus adalah pemerintahan-rajani Allah. Pemerintahan Allah membutuhkan daerah dimana Ia berdaulat, suatu pemerintah dimana Ia bekerja. Dan umat Allah adalah akibat yang pasti dan yang perlu dari Kerajaan Allah. Yang saling berhubungan dengan pemerintah itu adalah Mesias, dan sangat jelas dari pandangan Yesus tentang keMesiasanNya, bahwa Ia membayangkan suatu persekutuan. Karena Yesus menafsirkan kemesiasanNya dengan dua tokoh PL yang terkenal yaitu Anak Manusia dan Hamba. Keduanya adalah tokoh-tokoh yang berhubungan dengan persekutuan. Menurut Salomo pekerjaan Mesias digambarkan sebagai penggembalaan kawnan domba Allah. Jika Yesus menamai diriNya Gembala maka Dia mengharapkan bahwa Dia akan mengumpulkan kawanan domba BapaNya. Sekarang kita berpaling kepada pelayanan Yesus dimana pertama sekali ia memilih kedua belasa murid-muridNya. Ini adalah jumlah suku Israel. Kemudian Ia mengajar orang-orang ini. Dengan mengangkat kedua belas orang dan mengajar mereka Yesus menyatakan maksudnya untuk menciptakan suatu Umat Allah yang baru. Dan kemudian Ia mengutus mereka untuk memproklamasikan pemerintah itu. Jadi pemerintah Allah mengandung penciptaan Israel yang baru.
Kerajaan Allah mengandung pola hidup yang baru
         Khotbah di Bukit memberi suatu ringkasan yang adalah rencanaNya untuk hidup dalam Kerajaan Allah. Yesus mengucapkan indikatif baru: "Pemerintahan Allah telah tiba" maka kita mengharapkan imperatif baru. Etika Yesus adalah imperatif Kerajaan Allah. Itu memberi pola hidup semua orang yang milik pemerintah itu, yang telah datang bersama dengan kedatangan Kristus. Kasih merupakan kunci-induk bagi kesusilaan pemerintah Allah. Kasih berarti mengindahkan. Inilah hukum baru pemerintah karena Raja dari Kerajaan itu adalah Bapa yang juga mengindahkan orang yang tak kenal ampun dan yang tak kenal terima kasih.
Pemerintah itu dipusatkan pada Kristus
         Marcion mengatakan "Dalam Injil, Kerajaan Allah adalah Kristus sendiri". Pelayanan Yesus dan jalan hidupNya adalah pemerintah. Jika orde baru Allah itu dianggap hanya sebagai suatu kerajaan maka pembawanya bisa menamakan diri "Anak Manusia". Jika yang memerintah dalam kerajaan itu adalah seorang Bapa maka yang membawa pemerintah itu kepada manusia adalah "Anak".
Pemerintah itu melibatkan salib
         Karena Yesus sendiri adalah pembawa berita Pemerintah itu maupun Anak Manusia yang harus mati maka Ia dalam pribadinya sendiri mengemukakan masalah Pemerintah dan salib. Salib itu harus ditempatkan di dalam Pemerintah dan seluruh pelayanan Yesus adalah saat yang genting dalam kariernya sebagai Mesias-Hamba. Salib merupakan perbuatanNya yang terakhir melawan kekuasan kejahatan. Kerajaan Allah telah datang dalam pelayanan Yesus namun Yesus harus mati sebagai hamba Tuhan untuk menebus orang banyak. Kedatangan pemerintah itu sebagai "mysteri" dan kedatangannya "dengan kekuasaan" ada pada salib. Sehingga salib merupakan suatu keharusan, jikalau mysteri akan menjadi suatu rahasia terbuka, Yesus mati supaya pemerintah itu datang dengan kuasa.
                                 Sekalipun Pemerintah sudah datang namun masih akan disempurnakan
         Ada beberapa kata-kata yang menunjuk kepada kedatangan Kerajaan atau Anak Manusia di dalam sejarah yaitu Mrk. 8:31, 9: 1, 14:62. ketiga ini menyataka keyakinan Yesus bahw Ia sudah ditentukan untuk menang dan juga bersama Dia hal Allah yang Ia jelmakan. Kalau ada yang merupakan kedatangan di dalam sejarah harus ada juga kedatangan yang lain. Yang pertama melukiskan "penyataan diri" Anak Manusia terhadap latar belakang kesudahan ketertiban yang sudah ada. Kedua menggambarkan runtuhnya alam semesta fisik sebelum datangnya Anak Manusia. Ketiga, menempatkan peristiwa itu dalam dunia lain karena tentu saja bukanlah di dunia kita yang bersifat ruang dan waktu ini, bahw orang yang hidup dan yang mati beridiri dihadapan Anak Manusia. Secara keseluruhan ungkapan-ungkapan ini memberi jaminan Tuhan atas kepercayaan akan datangnya Kristus diluar sejarah. Inilah yang disebut dengan penggenapan Kerajaan Allah. Pennggenapan tersebut akan berarti pewujudan hidup secara sempurna dalam dunia kekal Allah, penghapusan segala air mata dan kemenangan Kristus dan orang-orang kudusnya. Pada waktu itu janji-janji ucapan-ucapan bahagia dalam khotbah di bukit akan digenapi sepenihnya.

III. KEBANGKITAN
         Pertama-tama tidaklah dapat dibantah bahwa Yesus memprediksi kemenangan bagi diriNya sendiri dan perkaranya. Bukan hanya Yesaya yang memprediksi kebangkitan bagi seorang Hamba Tuhan (Yes. 50:10), tetapi juga kitab-kitab Injil pun memberi kesaksian bahwa Yesus yang mengetahui diriNya sendiri sebagai Hamba itu, telah melihat dari semula bahwa sesudah maut akan datang kemenangan dan hidup. Bukti utama untuk kebangkitan itu adalah Gereja kristen. Orang kristen mula-mula mengganti hari kudus mereka dari hari sabtu menjadi hari minggu yang merupakan bukti baru bagi kebangkitan.
         Dan bukti dokumenter yang paling tua adalah I Kor. 15; 3. Di situ Paulus mengutip suatu tradisi Kristen mla-mula yang telah diterimanya, mmungkin pada waktu pertobatannya, tetapi bisa jadi dari rasul-rasul waktu perkunjungannya yang pertama ke Yerusalem sesudah ia menjadi Kristen. Setidaknya tradisi itu mulai surut beberapa tahun saja sesudah peristiwa itu sendiri. Dengan tidak tergantung pada kitab Injil dokumen ini berbunyi seperti "suatu pernyataan yang terjamin tenntang sumber-sumber bukti" yang dipakai oleh wartawan-wartawan pertama. Kita bisa sebutkan bahwa tradisi ini mengambil kepercayaan akan kubur kosong, dan bahwa tradisi ini mencatat enam penampakan diri Tuhan yang telah bangkit itu.
         Ada beberapa cerita kebangkitan dalam Injil;
Markus 16 memberitakan wanita-wanita pada pagi paskah menemukan kuburan kosong.
Matius 28 melukiskan kuburan kosong, melaporkan suatu penampakan diri Tuhan dan penampakan kepad kesebelas murid di Galilea.
Lukas 24 menceritakan wanita-wanita menemukan kuburan kosong dan menyampaikan berita itu kepada kesebelas murid.
Yohanes 20-21 menceritakan Maria menemukan kuburan kosong dan Petrus membuktikan kabar itu.
         Walapun sedikit berbeda namun ada dua hal yang cocok satu sama lain yakni; pertama bahw kuburan kosong dan yang kedua bahwa kebangkitan itu terjadi pada hari yang ketiga. Kebangkitan berarti pembelaan kebenaran. Yesus mengadakan eksperimen terakhir yaitu eksperimen salib. Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, Allah telah membela AnakNya, Ia juga membela kebenaranNya. Manusia yang mengadakan eksperimen salib itu adalah seorang yang mengandung rencana Allah dalam diriNya. Ia adalah Anak Manusia yang datang atas nama Allah untuk menyelamatkan yang hilang.berikutnya, kebangkitan itu menandakan kekalahan maut. Kebangkitan suatu ajaran khusus Yahudi memiliki bermacam-macam arti; pertama, bahwa Yesus benar-benar mati; kedua, bahwa Ia hidup kembali bukan sebagai roh yang tak bertubuh melainkan dalam kepenuhan kepribadiannya sehingga ia masih dikenal sebagai Orang yang sama dan itu adalah tindakan agung Allah.
         Sebagaimana kebangkitan itu berarti suatu bentuk hidup baru bagi Yesus, demikian juga Ia bangkit membawa janji hidup bagi semua orang milikNya. Ia telah menebus manusia dari musuh-musuhnya yang sejak dahulu yaitu dosa, maut dan iblis. Dan dalam kemenangan kebangkitanNya itu ada kemengan bagi semua orang yang percaya kepadaNya. Jadi kebangkitan itu berarti pelayanan yang sedang berlangsung. Pelayanan Yesus itu tidak dapat dihentikan, pelayanan itu terus berlangsung. Kebangkitan itu merupakan akhir zaman permualaan zaman akhir. Pelayanan Yesus menemukan klimaksnya sebagaimana salib akan ditafsirkan dan masa depan akan menemukan jalannya ke kekuasaan dan kemenangan.

IV. PEMBERITA-PEMBERITA PERTAMA TENTANG FAKTA ITU
         Dalam Injil-injil sinoptis, Kerajaan Allah merupakan inti sentral. Dalam Kisah, adakalanya para rasul memberitakan Kristus dan adakalanya Pemerintah. Dalam Injil sinoptis, pemerintah Allah dalam arti "rahasia" adalah Kristus sendiri. Begitupun dari sudut pandang mereka kemudian, para rasul menganggap pemerintah itu sudah datang dalam kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus dan dalam kedatangan Roh.
         Lima belas tahun sebelum Paulus menulis suratnya yang pertama, para rasul sedang memberi tahu kerygma mereka, yaitu berita keselamatan. Kerygma itu mulai dengan mengklaim bahwa janji PL telah digenapi dan zaman baru telah datang dengan datangnya Yesus Kristus. Dua hal tentang kerygma itu sebagai suatu keseluruhan haruslah kita garis bawahi. Yang pertama ialah bahwa Injil bersahaja itu adalah berakar dalam Injil yang diberitakan oleh Yesus. Pernyataan bahwa nubuat-nubuat sudah digenapi adalah cocok dengan pernyataan yang dengannya Yesus memulai pelayananNya di Galilea; "Waktunya sudah genap". Sebagaimana pohon pertama kita melihat kebelakang kepada ajaran Yesus demikian juga pohon kedua kita melihat kedepan kepada teologi Gereja rasuli. Beginilah bunyinya: pola kerygma adalah komprehensif di PB dan memberikan kepadanya ditengah-tengah segala keanekaannya, suatu pohon yang azasi. Dan kerygma ini pada akhirnya diawetkan dalam pengakuan iman rasuli.
         Orang-orang kristen pertama melihat Yesus sebagai Mesias dalam diri Yesus, menyembah sebagai Tuhan dan percaya kepadaNya sebagai Anak, mereka menggunakan gelar lain untuk menguraikan maknanya sebagai juruselamat. Mereka menyebutnya sebagai Hamba Allah, Hamba dari nubuat-nubuat agung Yesaya. Seperti banyak hal di PB hal ini sudah dipertanyakan   tetapi berdasarkan alasan yang lemah, karena sudah memiliki bukti-bukti bahwa Yesus disebut Hamba Allah adalah kuat. Pertama, telah kita lihat bahwa Yesus yakin bahwa diriNya sendiri Hamba Mesias. Kedua, Petrus menyebut Yesus Hamba Allah dan Filipus mengatakan bahwa Yesus adalah penggenapan Yesaya 53. ketiga, dua nats yang biasanya dianggap pra-Paulus (Roma 4:25 dan Fil. 2: 6-11) menggambarkan pekerjaan penyelamatan oleh Yesus dengan memakai kata- kata dari Yesaya 53.
         Sekarang kita kemballi kepada pekerjaan Yesus. Paulus menemukan dalam salib itu inti Injil, sehingga ia menyebut Firman salib. Bahwa salib adalah sentral dalam gereja mula-mula dibuktikan oleh sederetan bukti rangkap tiga. Pertama, kita belajar dari Paulus bagaimana orang-orang Kristen sebelum dia memandang salib. Adalah termasuk dalam kredo Kristen yang ditermanya segera sesudah ia bertobat, bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan kitab suci (I Kor 15: 3). Kedua, dalam deretan ini diberikan oleh kerygma dalam Kisah Para Rasul. Jelaslah bahwa wartawan-wartawan pertama melihat kematian Yesus sebagai bagian yang integral dari rencana Allah untuk menyelamatkan manusia. Bukan hanya itu saja. Dua kali dalam kisah para rasul kematian Yesus disebutkan secara menonjol "menggantung Dia pada kayu salib". Dan yang terakhir adalah ada dalam Injil-injil sinoptis. Gereja telah menyimpan dua kata Yesus dimana Ia mengartikan kematianNya sebagai penebusan. Sehingga Firman salib terletak pada pusat Injil pertama.
         Peristiwa Pentakosta menurut laporan dalam Kisah Para Rasul. Meskipun Tuhan mereka sudah ditinggikan ke dalam sorga tetapi Ia masih ada bersama-sama dengan mereka, dengan perantaraan Roh dan tujuan-tujuan yang untuknya Ia hidup dan mati, sekarang sedang dicapai oleh kekuatan baru yang asing ini, yang sedang bekerja ditengah-tengah mereka. Mereka menganggap bahwa berbicara dengan bahasa roh dan pengangkatan Filipus adalah karena turunnya Roh. Dan hal-hal yang mentertai Roh itu adlah kekuatan, sukacita dan iman. Roh Kudus adalah suatu pengalaman yang tidak dapat dipisahkan dari pada Kristus, sebab pengalaman roh adalah tanda, bahwa Kristus hadir ditengah-tengah mereka sambil menguatkan mereka untuk tugas missioner mereka.
         Peristiwa Roh Kudus adalah Gereja. Federasi ini adalah terjemahan koinonia dalam bahasa Yunani yang arti akarnya adalah "ambil bagian". Barangkali maksud Lukas disini adalah kasih persaudaraan yang sedang berlangsung. Gereja itu belum memiliki organisasi yang tetap, tetapi merupakan suatu persekutuan Roh dimana rasul-rasul asli itu memegang pimpinan. Dalam kekristenan tidak ada yang lebih tua dari sakramen-sakramen. Paulus tidak memulainya tapi sudah ada di awal. Dan baptisan Kristen yang merupakan pintu masuk kedalam Gereja, barangkali berasal dari hari Pentakosta. Dilayankannya baptisan itu "kedalam Kristus" atau atas nama Kristus, itu berarti bahwa orang yang dibaptis itu masuk menjadi milik Allah. Caranya adalah penyelaman dan baptisan biasanya adalah bersamaan waktu diterimanya Roh Kudus. Tuhan menggambarkan kematianNya sebagai tebusan yang akan melepaskan banyak orang. Kematian yang menggantikan ini Disebutkannya juga suatu baptisan, yaitu suatu perbuatan pembersihan secara agamani yang dilakukan bukan untuk diriNya sendiri melainkan untuk banyak orang. Paulus menafsirkan perjamuan kudus itu sebagai suatu cara sakramental untuk ambil bagian dalam kematian Kristus.
         Orang-orang Kristen mula-mula percaya bahwa Tuhan sudah memberikan bimbingan kepada kita tenntang sifat kenajisan yang sebenarnya. Tetapi orang-orang Kristen pertama membutuhkan lebih dari pada pernyataan saja, mereka membutuhkan prinsip-prinsip untuk tindakan Kristen pada umumnya. Kebutuhan ini dipenuhi ketika diingat kembali pengajaran sistematis tentang kehidupan di dalam pemerintah yang telah Yesus berikan kepada murid-muridNya. Di sini kita ingat kepada apa yang disebut Khotbah di Bukit. Bahan ini hasil dari banyak pelajaran kepada murid-muridNya, merupakan pola Tuhan untuk kehidupan dan pastilah dipakai demikian dari awal. Oleh sebab itu ketika kita tanyakan apa arti kata "jalan itu" secara etis, sebagian besar dari jawabannya haruslah diberikan dalam pengajaran khotbah di bukit dan nats mirip seperti itu dilain tempat dalam Injil.
         Ucapan-ucapan bahagia di khotbah Agung itu, sikap seperti enak-anak pengampunan musuh, kasih yang mirip dengan kasih Allah sendiri. Pengharapan-pengharapan yang menopang musafir-musafir pertama ini di jalan itu diringkas dalam dua patah kata bahasa Aram yaitu Maranatha "Datannglah ya Tuhan kami". Kristen kuno mengharapkan penetapan kosmis tentang kemenangan Kristus, karena mereka berpegang teguh kepada ketuhanannya yang sekarang. Parousia merupakan penyingkapan secara muliasegala apa yang tercakup dalam paskah pertama dan pada hari itu Kristus akan menghakimi orang yang hidup maupun orang mati. Tapi apa yang memberi isi kepada seluruh pengharapan Kristen itu adalah kebangkitan Tuhan. Satu Orang telah meninggalkan kubur yang terbuka itu di tengah-tengah pekuburan luas yang adalah dunia, yaitu Orang yang dalam pribadinya sendiri menanggung masa depan umat Allah. Karena Ia sudah dibangkitkan dan ditinggikan ke sorga yang tinggi tentulah pengikut-pengikutNya yang setia akan ambil bagian dalam kehidupannya yang abadi.

V. RASUL PAULUS
         Paulus bukan hanya memainkan peran penting dalam kemajuan Injil tetapi terbukti menjadi yang teragung di antara penafsirnya yang pertama. Paulus memiliki dua penuntun yang membawa dia kepada Kristus: yang satu Yahudi dan yang lainnya Yunani. "Seorang Ibrani yang asli", itulah komentar Paulus sendiri tentang asal usul rohaninya. Secara teologis ini berarti bahwa dia diasuh di dalam credo orang Yahudi yang saleh dari zamannya, yaitu percaya kepada satu Allah yang benar dan kudus, ke pemilihan Israel menjadi umatNya yang khusus, kepada hukum Taurat sebagai poernnyataan yang tak ada taranya tentang kehendak Allah bagi manusia dan kepada pengharap [an akan Mesias. Surat-suratnya mkemperlihatkan bahwa sekalipun ia sudah menjadi Kristen hal-hal ini tetap mendasari pemikirannya. Utang budi Paulus kepada Helenisme adalah terlihat dari dua atau tiga kali ia mengutip penyair-penyair Yunani, ia gemar akan metafora yang diambil dari permainan-permainan Yunani, disana sini ia menggunakan sepatah kata atau unngkapan Stoa dan kadang-kadanng ia memakai istilah yang berlaku di antara penganut-penganut agama-agama mistery Yunani, meskipun seringkali dalam arti yang berbeda.
         Paulus sangat berhutang budi kepada orang-orang Kristen yang mendahuluinya. Jadi disini cukkuplah didaftarkan tujuh utang budi itu; 1) Kerygma rasuli, 2) pengertian tentang Yesus sebagai Mesias, Tuhan dan Anak Allah, 3) kepercayaan tentang Roh Kudus sebagai daya penggerak Ilahi kepda hidup baru, 4) ajaran tentang Israel baru, 5) sakramen-sakramen baptisan dan perjamuan kudus, 6 ) kata-kata Tuhan yang dikutipnya, 7) kepercayaan akan parousia Yesus Kristus. Satu hal lagi harus disebut pengantar rohani Paulus yaitu pengaruh pertobatannya. Pernah dikatakan dengan benar bahwa teologia Paulus tidak begitu memperlihatkan olahan seorang ahli bahasa melainkan merupakan olahan seorang berdosa.

·          Kekristenan menurut rasul Paulus
         Keamanan sebagai suatu peristiwa lampau adalah berdasarkan pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan Kristus, yang telah dibuatNya bagi manusia di kayu salilb dan menoleh kebelakang ke waktu, ketika orang berdosa oleh keputusan iman membuat kebebasan itu menjadi miliknya sendiri. Pembebasan ini digambarkan oleh Paulus dengan memakai tiga ungkapan yang melukiskan penebusan, melepaskan dan pembenaran dan perdamaian. Yang satu adalah metafora dari pasar budak belian, yang kedua dari pengadilan, dan yang ketiga dari bidanng hubungan pribadi. Ketiga metafora ini mengungkapkan cara bagaimana Allah yang penuh kasih karunia itu melepaskan orang-orang beroda dari pada dosa mereka di dalam Kristus. Pengampunan ini adalah beralaskan perbuatan Allah di kayu salib. Kristus telah mati karena dosa-dosa kita (I Kor 15: 3). Ia memandang salib itu dengan berbagai cara: terkadang sebagai bukti unggul kasih Allah kepada orang-orang berdosa, terkadanng sebagai penebusan kita oleh Kristus dari kutuk hukum Taurat, terkadang sebagai kemenangan atas kekuasaan kejahatan.
         Hidup yang baru dapat ditandai selanjutnya sebagai hidup di dalam Kristus atau hidup di dalam Roh. Tidak kurang dari dua ratus kali Paulus menggunakan kata "di dalam Kristus" dalam satu atau lain bentuknya. Dalam beberapa konteks mungkin itu hanya sama artinya dengan Kristen (Rm 16:10) "Apeles yang telah tahan uji dalam Kristus"; Filemon sebagai saudara yang kekasih "baik secara manusia maupun di dalam Tuhan". Tetapi dalam kebanyakan konteks artinya adalah "dalam oersekutuan dengan Kristus", melukiskan secara mendalam artinya persekkutuan dengan Tuhan yang hidup itu, yang merupakan inti kekristenan Paulus. Berada di dalam Kristus adalah berada di dalam persekutuan Kristus, menjadi seorang anggota   umat Allah yang baru yang darinya Ia menjadi kepala. Roh Kudus adalah daya penggerak Allah untuk hidup baru itu. Lingkungan, dimana hidup baru itu dihayati, ialah Gereja. Bersama dengan semua orang Kristen mula-mula Paulus menganggap bahwa Gereja Kristus adlah satu dengan Umat Allah kuno, Israel. Hanya gereja adalah ekklesia yang baru dan murni, yang didirikan kembali oleh kematian dan kebangkitan Kristus, diberi kuasa oleh Roh, d an dipanggil ke suatu misi yang universal. Pada dasarnya gereja merupakan persekutuan murni orang-orang yang terikat kepada Kristus Kepala mereka dan yang terikat satu sama lain di dalam Roh Kudus sehingga itu menjadi persekutuan Roh. Federasi ini dilukiskannya dengan berbagai cara: Orang-orang kudus, di Bait Allah, mempelai Kristus, keluarga Allah, dll. Dari gereja sebagai tubuh Kristus kita berpaling kepada ritus yang menggambarkannya hidup-hidup. Paulus menganggap Perjamuan Kudus sebagai makanan dan minuman untuk masuk ke dalam tubuh Kristus, demikian juga perjamuan adalah sakramen persekutuan yang berlangsung terus menerus.
         Paulus berpegang kepada keyakinan-keyakinan tertentu yang besar dan pasti tentang hal-hal terakhiryang harus kita bentangkan sekarang dengan singkat. Titik pertama seharusnyalah bagi Paulus "D-Day" sudah datang. Masa depan dalam arti yang rill sudah dikinikan dan orang-orang Kristen sudah sedang menikmatiberkat-berkat masa-masa akhir. Tapi kedua, karena D-Day sudah datang maka kedatangan V-Day, hari kemenangan yang menentukan bagi Allah di dalam Kristus yaitu parousia, sudah tentu. Ketiga, inti pengharapan Kristen bagi Paulus adalah untuk diam bersama-sama dengan Kristus, Kristus sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal sudah   bangkit dan sekarang memerintah dalam tempat yang Mahatinggi di sorga. Ke empat, modus kehidupan sorgawi orang-orang Kristen akan merupakan suatu "tubuh rohani". Paulus menolak suatu kebangkitan peninggalan-peninggalan yakni tubuh yang binasa. Baginnya, tubuh berarti azas penentuan indentitas diri sendiri yang tetap melalui segala perubahan benda sehingga kepribadian merupakan ekwivelen modrn yang terdekat. Tubuh kita yang hina ini akan dirubah menyerupai tubuh yang mulia Kristus. Dalam ajarannnya tentang hal-hal terakhir Paulus sadar sekali bahwa pengetahuan kita tidak lengkap bahwa pengelihatan duniawi kita terhadap pernyataan ini adalah samaseperti melihat dalam cermin suatu gambar yang samar-swamar. Tapi tenntang satu hal ia tahu dengan pasti bahwa tidak ada sesuatu apapun di dalam dunia ini maupun di luarnya yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada di dalam Kristus.
         Injil Paulus berpusat pada Kristus. Semuanya berpusat pada Dia. Tapi ini tidak berarti bahwa k merampas tempat Allah. Sebaliknya adalah Allah yang menghadapi manusia di dalam Kristus. Menurut pandangan Paulus, Allah ini dikenal sebagai juruselamat hanya di dalam Kristus. Karena di dalam Dia Allah mendekati orang-orang berdosa dan mengulurkan tanganNya untuk menolong. Dan Kristus ini, sebagai dinyatakan pada setiap halaman tulisan Paulus, bukanlah oknum sejarah saja melainkan kehadiran yang hidup dan yang menyelamatkan, yang mendiami hati orang percaya melalui kuasa Roh Kudus. Jadi Paulus menganggap Kristus sebagai penyataan yang lengkap dalam daging dan darah dari tabiat Allah dan kehendakNya bagi manusia.

·          Injilku
         Dalam membaca surat-surat Paulus sewaktu-waktu kita bertemmu dengan kata-kata seperti "Injilku" atau "Injil yang kuberitakan", yang menyarankan sesuatu yang tidak ada pada rasul-rasul lainnya, sesuatu yang sungguh-sungguh adlah milik Paulus sendiri. Paulus sendiri mengatakan bahwa kerygma yang diberitakannya tidaklah berbeda dari pada yang diberitakan rasul-rasul di Yerusalem. Tetapi oleh karena pemberitaan adalah kebenaran melalui kepribadian dan oleh karena kepribadian Paulus tidak bisa disebut saja, maka Injil rasul ummum itu ketika keluar dari mulut Paulus tak bisa tidak diperkaya dan diperdalam dengan pengertian-pengertian dan pengalaman-pengalamannya sendiri. Jadi ada dua hal yang tetap penting dalam ajaran Paulus. Pertama, ia menyatakan dengan tegas bahwa agama yang benar adalah hubungan yang baik dengan Allah. Kedua, Paulus menggantungkan hubungan yang baik ini secara keseluruhan kepada iman akan perbuatan-historis Allah di dalam Kristus. Keselamatan manusia hanyalah semata-mata tergantung pada tindakan Allah yang rahmani di dalam Kristus.

VI. RASUL PETRUS
         Orang-orang Kristen pertama percaya bahwa, jika Injil itu adlah berita baru maka itu juga adalah berita lama dalam arti bahwa itu sudah digambarkan lebih dahulu dalam nubuat-nubuat kuno. Petrus menggambarkan awal kehidupan Kristen sebagai suatu kelahiran baru yang diberikan oleh Allah kepada manusia melalui FirmanNya. Lalu Allah memanggil mereka keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib. Kelahiran baru itu adalah kelahiran ke dalam kehidupan baru Gereja. Meskipun Petrus tidak pernah memakai kata ekklesia namun ia yakin setegas-tegasnnya bahwa gereja adalah Israel baru, umat sejati Allah. Kiasan-kiasan yang dipakai untuk melukiskannya adalah sederhana, terang, indah, mengingatkan orang pada kata Kristus sendiri tentang Gereja. Peran gereja adalah sebagai imam, karena gereja itu disebut untuk mempersembahkan persembahan rohani, yang berkenan kepada Allah karena Yesus Kristus sebagai nabi, karena disuruh untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib. Kehidupan sekarang ini bagi orang Kristus adalah suatu kehidupan di dalam kasih-karunia. Dikuduskan oleh Roh yang ada pada mereka, mereka dimaksudkan untuk bertumbuh dan beroleh keselamatan, terus menerus datang kepada Tuhan dan mengecap kebaikanNya.


VII.     PENULIS SURAT KEPADA ORANG IBRANI
         Kemungkinan besar bahwa surat itu ditulis sebelum seruntuhan Yerusalem pada tahun 70 th.M. Bait Allah ternyata masih berdiri, seandainya bait itu sudah runtuh ketika auctor mengarang tentulah ia telah menunjuk kepada kenyataan itu sebagai bukti yang memutuskan, bahwa Allah tidak lagi mau mennggunakan pusat upacara-upacara kudus zaman kuno. Auctor mengemukakan Yesus sebagai Anak. Sebagai Anak, Ini melebihi seorang hamba. Lalu ia mulai menggambarkan pekerjaan Allah itu sebagai Imam. Yesus adalah Imam besar yang ditunjuk Allah. Ia juga adalah seorang yang mengenal kesusahan manusia.
         Ada beberapa hal pokok dalam kekristenan sang auctor, adapun tiga hal dapat kita katakan tentang itu. Pertama, kekristenan memelihara hubungan hidup denngan Injil tertua. Kemudian auctor bekerja dengan pandangan bertingkat dua tentang kenyataan, yang mengingatkan kita kepada Plato. Tingkat bawah adalah dunia yang bersifat bayangan, lantai atas adalah dunia yang rill. Jadi Bait Suci yang benar bukan di dirikan oleh manusia melainkan oleh tuhan, ada di sorga dan dari kenyataan sorgawi ini kemah duniawi adalah hanya bayangan. Pokok ketiga adalah tentang cara berpikirsang auctor. Bagi dia inti pokok agama adalah hak menghampiri Allah suatu hak yang bekerja melalui kebaktian. Surat ibrani adalah satu-satunya kitab PB yang mengandung teori yang lengkap tentang penebusan, yang dijelaskan dengan istilah-istilah keimaman dab istilah-isilah korban. Seperti yang telah kita lihat, inti kata adalah bahwa Kristus adalah Imam Besar yang sempurna yang telah mempersembahkan korban yang ideal di tempat kudus yang ideal. Kristus adalah satu-satunya korban yang sejati, yang murni dan yang kekal, yang sudah mentahirkan umat Allah dari dosa-dosa mereka dan menjadikan mereka layak untuk masuk menghadap hadirat Allah dan di dalam kuat kkuasa korban itu Ia masuk ke dalam tempat kudus sorgawi, di mana ia tinggal untuk melakukan syafaat bagi mereka.  

VIII.  YOHANES
·                Yohanes, Karangannya dan latarbelakangnya
         Memanglah Yohanes ternyata lebih menyadari pemikiran dari Paulus dan bila kita bertemua dengan istilah Logos dalam ayat pertama Injilnya. Gaya bahasa Yohanes "rasa" teologianya, perbedaan-perbedaannya halus dalam istilah pokok seperti "hidup" dan "kemuliaan", semakin jelas nampak kepada kita bahwa latar belakang langsung untuk pemikirannya adalah agama Yahudi. Dan lagi anggota pikir agama Helenistis pada zaman itu menekankan ide tentang seorang perantara antara Allah dan manusia, sebagaimana dilakukan Yohanes. Dan bila Yohanes agaknya kadang-kadang mengajukan kekristenan sebagai pengetahuan yang benar, maka kita ingat bahwa orang-orang Helenistis pada zaman itu suka mengingat kepada keamanan dalam rangka gnosis.  Yohanes berusaha membantah aliran Doketisme yang menggangu kesejahteraah Gereja. Ia berbuat itu dengan jalan memperkuat secara bernafsu, bahwa inkarnasi, yaitu fakta bahwa Anak Allah sudah betul-betul menjadi manusia merupakan puncak dan mahkota kebenaran Kristen. Yang dilakukan Yohanes dalam injilnya adalah untuk menunjukkan seluruh cerita yang terlihat tentang Yesus, demikian, sebagai tempat dalam sejarah di mana akan ditemukan kebenaran mutlak Allah. Baginya cerita itu adalah suatu cerita duniawi dengan suatu arti sorgawi. Arti sorgawi itu adalah arti sebenarnya dari cerita duniawi.



·          Kekristenan menurut Yohanes
         Paulus menafsirkan fakta Kristus dalam rangka kebenaran, tetapi kata inti Yohanes adalah kehidupan. Tema yang mempersatukan Injilnya adalah kehidupan. Yohanes menggunakan kata "hidup" untuk mutu baru kehidupan, yang dimungkinkan oleh kedatangan Kristus dan kedatangan Roh. Yohanes menyatakan bahwa Allah oleh sebab kasihNya telah memberikan AnakNya untuk hidup dan untuk mati karena manusia, sehingga oleh kelahiran baru itu dan oleh iman, kita beroleh pengenalan akan Allah yang adalah kehidupan yang kekal. Langkah awal dalam keselamatan, Yohanes menyebutkan "pindah dari maut kepada kehidupan". Peran Allah dalam transisi ini disebut "memperanakkan", sebab akibatnya bagi manusia adalah kelahiran kembali. Yohanes tidak pernah menyebut baptisan dan perjamuan kudus secara langsung, namun sakramen-sakramen itu memiliki tempat yang teguh dalam keKristenannya. Unsur asasi dalam keKristenannya adalah prinsif sakramental, yaitu bahwa daging sudah menjadi perantara dalam kehidupan rohani dan ia melihat sakramen itu sebagai alat dimana orang-orang Kristen dipersatukan dengan karya penyelamatan oleh Dia, yang adalah Firman yang dibuat menjadi daging. Tidak ada seorangpun penulis PB yang berpegang kepada kebenaran "eskatologi terwujud" secara lebih yakin dari Yohanes, hanya bahasa "Pemerintah" ia gantikan dengan bahasa "kehidupan". Di dalam Injil sinoptis Yesus berkata: "Kerajaan Allah sudah dekat .....". Dan di dalam Injil ke empat Ia mengatakan "saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang". Bagi Yohanes kehidupan kekal adalah suatu keuntungan sekarang sebab Kristus sudah datang dan mati dan bangkit dan Roh Kudus ada disini, dilepaskan bagi mansia oleh kematianNya. Tapi pokok utama adalah bahwa kehidupan kekal, kehidupan Allah sendiri, ditawarkan kepada manusia melalui Kristus, AnakNya. Ambil bagian dalam kehidupan Ilahi Yesus Kristus oleh karena iman, berdiri ditengah-tengah sejarah dan tercakup dalam keselamatan kekal melalui perdamaian yang dibuat di dalam Dia yang disebut kehidupan dan jalan kepada kehidupan, inilah artinya menjadi seorang Kristen yang beroleh hidup yang kekal. Pemberi kehidupan kekal adalah Roh Kudus. Kehidupam tetap bukanlah suatu pelarian oleh yang sendirian ke Yang Sendirian. Itu adalah suatu kehidupan yang dihayati dalam persekutuan yang benar, yaitu Gereja. Dan sekalipun Yohanes tidak mencatat penetapan perjamuan kudus namun perjamuan itulah makanan rohani bagi kehidupan baru.
         Jika Firman sudah menjadi daging maka hal-hal bendawi juga dapat menjadi pengantar bagi kehidupan dan kebenaran rohani. Inilah prinsif yang mendasari doktrin Yohanes tentang sakramen sebagai alat, yang dalamnya manusia dapat ambil bagian dalam karya penyelamatan oleh Kristus, dan dengan demikian memperoleh kehidupan yang kekal. Sisanya pola Kristen haruslah mengambil pola kasih Kristus sendiri. Dan bilamana kehidupan kekal kita selidiki sebagai suatu pengharapan akan masa depan maka kita temukan Yohanes berkembang atas dasar yang sama seperti Paulus, kasih kuat Allah di dalam Kristus. Yoh 10: 28-29 bersesuaian dengan Rm 8: 35-39. "Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka" kata Yesus "dan mereka pasti tidak akan binasa samapai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu". Sebagaimana Paulus mengartikan kehidupan akhirat sebagai suatu kehidupan keluarga, begitu juga Yohanes menekankan aspek sosial pengharapan Kristen. Segala hal yang perlu untuk engharapan sejati Kristen ada disini; hubungan yang menyelamatkan terhadap Allah yang diatasnya bertumpu segalanya. 



·          Kristus menurut Yohanes
         Menurut Yohanes Yesus adalah Anak Allah yang dengan mencakup diriNya sendiri rencana penyelamatan oleh Allah, mengambil rupa manusia demi kita dan demi keselamatan kita dan yang oleh kematianNya sudah memberikan hidup kepada kita. Kristus yang menurut pandangan Yohanes, bukan hanya Kristus yang datang berkhotbah di Galilea; Ini adalah Yesus Kristus, Tuhan yang sudah bangkit; Ini adalah juruselamat yang Mahahadir, yang melalui Roh Kudus sudah kembali bergabung umatNya; Ia adalah pribadi agung yang tak terperikan, yang begitu memnuhi dunia Paulus dan rasul-rasul lainnya dengan kuasaNya dan kehadiranNya, sehingga mereka terpaksa untuk menempatkan Dia dipihak kenyataan yang kita sebut Ilahi dan untuk mengenangkan Dia dalam rangka kosmis. Kristologi Yohanes adalah suatu perluasan dalam rangka pengalaman Kristen. Yohanes melihat bahwa Injil adalah Yesus dan Yesus adalah Injil. Jadi akhirnya kita kemballi ke gelar yang dipakai Yohanes untuk memulai Injilnya yaitu Logos. Yang ingin Yohanes katakan dengan logos ini adalah melihat Yesus itu persfektif Allah dan Yesus Kristus adalah rencana penyelamatan manusia oleh Allah, suatu rencana yang mengambil bentuk kehidupan manusiawi. Jadi dalam pribadi dan pekerjaan Yesus, rencana penyelamatan dari pihak Allah telah dibuat, Dialah Firman yang dinamis dan yang menebus dari pihak Allah. Dia telah membuat terang pikiran dan rencana kasih karunia Allah, rencana itu adalah rencana cinta kasih yang suci yang bergiat untuk keselamatan manusia yang adalah hidup yang kekal. Inilah arti azasi Fakta Kristus.

BAB III
EVALUASI bagian BUKU
Injil Kerajaan Allah Dan dari paradoks ini akan ditarik beberapa kesimpulan beserta bukti-bukti. Menurut Yohanes Yesus adalah Anak Allah yang dengan mencakup diriNya sendiri rencana penyelamatan oleh Allah, mengambil rupa manusia demi kita dan demi keselamatan kita dan yang oleh kematianNya sudah memberikan hidup kepada kita, Paulus menafsirkan fakta Kristus dalam rangka kebenaran, tetapi kata inti Yohanes adalah kehidupan. Tema yang mempersatukan Injilnya adalah kehidupan.

BAB IV
PENUTUP
Dalam memberikan tanggapan terhadap buku ini tentulah banyak hal yang bisa diberikan. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah melihat penelitian dari penulis, apakah itu sesuai dengan apa yang kitab suci sampaikan? Dan apakah itu semua adalah juga kehendak Tuhan atau hanya penelitian ilmiah saja? Hal yang menarik bagi saya adalah Kerajaan Allah dipusatkan pada Kristus dan inti pemberitaan Kristus Kerajaan Allah. Dan memang seperti yang saya imani bahwa kedatangan Yesus adalah pewartaan akan kerajaannya. Mungkin pernyataan ini tidak begitu ilmiah karena saya memasukkannya ke dalam tulisan ini dari segi "rasa" sehingga ini tidak bisa diperdebatkan terlalu jauh karena rasa yang dimiliki setiap orang berbeda-beda tentang yang ia imani. Meskipun kita harus banyak juga belajar akan   pemahaman akan kerajaan Allah itu seperti tafsiran dan teologi dalam abad ke 19 mengannggap bahwa pemerintah Allah sebagai suatu persekutuan rohani dari orang-orang yang bersama-sama mentaati kehendak Allah yang menguasai kehendak mereka. Oleh ketaatan yang demikian mereka berusaha memperluas pengaruh pemerintahannya di dalam dunia. Mereka membangun kerajaan Allah sebagai suatu kerajaan rohani di dalam dunia. Dan ini agak berbeda dengan pandangan Yohanes Weiss yang membuktikan bahwa kerajaan Allah tidak didirikan didunia dan tidak mengembangkan dirinya sebagai suatu bagian dari sejarah dunia, tetapi bahwa pemerintah itu bersifat mitologis artinya bahwa pemerintahan Allah bertahan diatas tatanan yang historis. Ia tidak menyadari dirinya oleh usaha moral dari manusia tetapi oleh tindakan Allah yang bersifat supranatural. Tiba-tiba Allah akan mengakhiri dunia dan sejarah dan akan membawa suatu dunia dengan kebahagiaan abadi. Konsepsi pemerintah ini bukanlah pikiran yang orisinal dari Yesus. Kalangan-kalangan Yahudi tertentu yang menantikan datangnya akhir zaman, telah biasa dengan konsepsi itu. Dmenurut Yesus pemerintah Allah ini sudah dekat. Dlam tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Ia adakan khususnya dalam pengusiran roh-roh jahat, akhir zaman ini telah mulai nampak. Yesus membayangkan datangnya kerajaan Allah sebagai suatu drama kosmis yang dahsyat.
Persektuan Kristen yang pertama melihat kerajaan Allah sama seperti Yesus melihatnya. Juga ia mengharapkan kedatangan kerajaan Allah di masa depan yang dekat. Demikian Paulus berpikir bahwa ia masih akan tetap hidup bila akhior zaman tiba dan orang-orang dibangkitkan. Keyakinan ini dikokohkan lagi oleh suara-suara yang tidak sabar yang takut dan ragu-ragu, yang telah kita dengar dalam Injil sinoptik dan kemudian lebih nyaring lagi umpamanya dalam surat yang kedua dari rasul Petrus. Umat ​​Kristen akan selalu hidup dalam harapan bahwa pemerintah Allah akan segera datang sekalipun itu gratis saja menanti. Dalam hal ini kita dapat mengingat akan kata-kata yang ada dalam Markus 9: 1benar, kata ini bukanlah kata yang otentik dari Yesus tetapi dalam gereja kuno itu telah dianggap sebagai perkataannya "Aku berkata kepadamu sesugguhnya diantara kita yang hadir disini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa kerajaan Allah akan datang dengan kekuatan ". Apakah maksud nats ini tidak cukup jelas? Juga kalau banyak diantara orang-orang yang sezaman dengan Yesus mati, tetapi orang harus tetap percaya bahwa kerajaan Allah akan datang dalam hidup generasi mereka. Dengan melihat kedua pemahaman ini maka kita akan bandingkan dengan buku ini dan dua pandangan teolog pada zaman kita ini yaitu George Eldon Ladd dan Donald Gutrie.
Dalam buku ini telah banyak penelitian dan interpretasi akan kerajaan Allah yang disampaikan oleh Pemberitanya yaitu Yesus Kristus. Namun sekarang muncul pertanyaan: Apakah pemberitaan Yesus tentang Kerajaan Allah masih memiliki suatu arti bagi manusia pada waktu ini dan dapatkah pemberitaan Perjanjian Baru secara umum dianggap penting bagi manusia modern pada saat ini? Menurut anggapan saya bahwa buku ini memberikan jawaban berdasarkan historis kehidupan bagaimana kehidupan Kristen mula-mula berharap: "bahwa Ia akan datang kembali sebagai Anak manusia di atas awan-awn di langit dan sebagai Hakim yang membawa keselamatan dan kebinasaan". Mungkin hal ini yang bisa kita pertanggungjawbkan dalam kehidupan yang modern ini dimana banyak manusia menggunakan rasionya dalam memberi tanggapan terhadap iman kita sehingga iman kita akan kedatangan kerajaan Allah juga harus bisa kita pertanggungjawabkan dengan rasio kita. Sehingga kita bisa melihat apa akibat dari hal itu jika kita menilai kedatangan Kerajaan Allah itu dari rasio kita mungkin kita bisa menilai kedatangan Kerajaan Allah itu hanya bersifat mitos saja.
Hal yang penting bagi kita adalah bukti teologis dari apa yang sudah buku ini sampaikan yang diambil dari Mrk. 1:14 "waktunya telah genap, Kerajaan Allah sudah dekat" inilah kata yang Yesus berikan dalam mengawali pelayananNya. Ayat ini juga dikutip oleh Gutrie [1] dimana ia menganggap hal ini memberi kesan bahwa dengan kedatangan Kristus suatu peristiwa yang sangat penting akan segera terjadi. Markus mencantumkan pemberitaan itu pada awal riwayat pelayanan Yesus, maksudnya jelas bahwa pekerjaan Yesus dilihat sebagai perwujudan dari pemerintah itu. Dalam beberapa aspek awal zaman Mesianik adalah pembaruan masa kini. Nabi-nabi PL telah membuat persiapan untuk itu. Keyakinan yang tersbar luas bahwa kedatangan Mesias akan disertai dengan tanda-tanda berasumsi bahwa setelah Mesias tiba masih akan ada suatu "masa kini" yang penuh dengan pekerjaan. Yesus sendiri telah menyampaikan pernyataan yang serupa pada awal pelayananNya, tatkala Ia bicara dalam rumah ibadat di Nazaret (Luk 4:16). Ucapan tentang pemerintah yang peling menekankan kekinian ada pada Lukas 17: 20-21, "kerajaan Allah ada diantara kamu". Pernyataan ini merupakan jawaban Yesus atas pertanyaan langsung yang dilontarkan kepadnya oleh orang-orang Farisi tentang kedatangan Kerajaan itu, karena itu harus dipandang sebagai petunjuk khusus tentang sifat kekinian pemerintah, yang diperhadapkan dengan penekanan yang lazim atas pemerintah masa depan. Pernyataan ini juga mengungkapkan sifat Pemerintah yang non-politis. Apa yang Yesus katakan berarti pemerintah bukanlah sesuatu yang dapat terlihat atau ditunjuk.
Matius 12:28 juga langsung menghubungkan kedatangan kerajaan itu dengan pelayanan Yesus pada masa kini. Ayat ini ada dalam konteks pertentangan pendapat, apakah Beelzebul yang mengusir setan, dan kemudian penegasan Yesus bahwa iblis tidak mengusir iblis. "Tetapi jika Aku mengusir setan dengan Roh Allah maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu" Lukas menggunakan ungkapan "Kuasa Allah" sebagai ganti "Roh Allah". Kedua bentuk ucapan itu menghubungkan kedatangan kerajaan Allah dengan pengusiran setan dan memandang kuasa atas roh-roh jahat sebagai bukti bahwa Kerajaan Allah sudah datang. Di sini tersirat pertentangan antara pemerintah Allah dengan pemerintah iblis. Hal ini sejalan dengan konflik rohani yang terlihat pada sepanjang pelayanan Yesus dan mencapai puncaknya pada masa sengsaranya. Jelaslah yang dimaksud Yesus disini adalah kedatangan kerajaan pada masa kini. Sama jelasnya bahwa tindakan pengusiran setan bukanlah suatu peristiwa yang terjadi sekali untuk selamanya, melainkan sesuatu yang terjadi terus menerus terjadi. Dalam pelayanan Yesus pemerintah kegelapan ditantang secara efektif. Tidak mengherankan bila masyarakat takjub terhadap kekuasaan Yesus. Nats selanjutnya yang harus diingat adalah Matius 11: 11-12. Setelah menyebut ucapan Yesus tenntang posisi Yohanes pembaptis dalam pemerintah, Matius mencatat "sejak tampilnya Yohanes pembaptis sampai sekarang, pemerintah Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya" Lukas mengambil ucapan ini dalam konteks yang berbeda.
 Memang muncul persoalan yang berkenaan dengan arti kalimat itu, namun tak perlu diragukan bahwa apa yang dikatakan itu memiliki realitas masa kini. Dan bukti tentang Kerajaan masa depan dapat kita lihat dalam ayat-ayat yang berhubungan dengan pengajaran Yesus bahwa pemerintah itu belum terwujud. Ada banyak petunjuk dalam ucapan Yesus yang memperlihatkan bahwa Ia sering memikirkan masa depan pada waktu akhir zaman akan tiba. Gagasan ini sampai pada puncaknya dalam khotbah tentang akhir zaman yang tercantum dalam Matius 24-25. dalam pasal-pasal ini diceritakan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, dengan puncaknya pada kedatangan Anak Manusia dalam kemuliaan. Tetapi sangat mencolok bahwa disitu Pemerintah sama sekali disebut. Petunjuk satu-satunya tenntang pemerintah yang telah disediakan bagimu sejak dunia diciptakan ada dalam bagian tentang penghakiman terakhir, artinya pemerintah itu diterima sesudah kedatangan Anak Manusia dan jelas berhubungan dengan akhir zman. Juga ada ubgkapan Injil Kerajaan dalam Matius 24. jika keseluruhan khotbah tentang akhir zaman itu berhubungan dengan pemerintah yang akan datang, maka terlihat Yesus menganggap gagasan itu penting sekali.
Doa "datanglah kerajaanmu, jadilah kehendakMu" memiliki penerapan untuk masa kini maupun masa depan. Jika pemerintah itu sudah sepenuhnya terwujud pada masa itu maka permohonan datanglah kerajaanmu hampir tidak berarti. Dalam Matius 7:22 Yesus berbicara tentang hari terakhir tatkala ia membicarakan hal masuk kedalam kerajaan itu dan untuk menunjuk pada sesuatu yang akan datang. Sama halnya dengan gagasan tentang perjamuan kelak di mana banyak orang yang akan datang dari timur dan barat duduk makan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Semua yang dikemukakan diatas sudah cukup untuk memperlihatkan bahwa aspek masa depan dari pemerintah itu sering ada dalam pemikiran Yesus. Sekarang kita harus mencatat berbagai upaya para anggota untuk memcahkan masalah tentang kedua aspek itu yakni masa depan dan masa kini.
Sekarang mungkin kita juga bisa melihat bagaimana Ladd [2] memandang kerajan Allah beserta kutipan-kutipan yang ia pakai dalam bukunya. Dalam buku Ladd ia melihat ajaran Yesus tentang kerajaan Allah secara radikal memodifikasi garis waktu penebusan. Perjanjian Lama dan Yudaisme mengharapkan suatu hari, yaitu "Hari Tuhan", saat Allah bertindak untuk mendirikan pemerintahannya atas bumi. Hal itu dapat digambarkan dengan suatu garis lurus yaitu masa kini dan masa depan. Dan Ladd melihat bahwa ada satu dualisme ganda dal; am Perjanjian Baru, yaitu kehendak Allah terjadi dalam surga dan kerajaanNya di bawa kedalam dunia.
Dalam zaman yang akan datang, surga turun   kebumi dan mengangkat keberadaan historis kepada satu tingkatan yang baru dari penebusan yang hidup. Ini diisyratkan dalam injil meskipun tidak dirinci "mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang baru itu dan dalam kebangkitan diantar orang mati, tidak akan kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi, mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah karena mereka telah dibangkitkan ". Ini adalah tatanan keberadaan yang tidak mungkin dapat dibayangkan. Tidak ada analogi manusia untuk melukiskan eksistensi tanpa ikatan seks dan keluarga secara biologis dan sosiologis. Tapi inilah kehendak Allah yaitu untuk mengalahkan kejahatan dan akhirnya membawa umatNya ke dalam kekekalan dari hidup kekal pada zaman yang akan datang yang penuh berkat. Sehingga pemerintah Allah telah datang kedalam sejarah dalam pribadi dan misi Yesus.
Dari kesemuanya itu maka saya melihat bahwa pemahaman kita akan kerajaan Allah itu haruslah bersifat eskatologis dan presentis. Dimana pemerintah Allah sudah datang dan masih akan disempurnakan. Hal ini telah disinggung oleh buku ini dan saya sangat setuju dengan itu karena kerajaaan Allah telah kita nikmati sekarang ini dan memang semuanya ini akan disempurnakan oleh Allah kita nantinya. Mungkin tentang kerajaan Allah ini dapat saya gunakan analogi yang sederhana yaitu analogi dengan "embun".
Kalau kita lihat dalam kehidupan kita, setiap pagi kita bisa merasakan embun itu yang turun dari langit, namun embun itu juga masih berada dilangit. Demikianlah juga halnya dengan pemerintah Allah dimana ia telah turun ke dalam kehidupan kita namun juga masih ada dalam penantian kita sehingga selayaknya orang Kristen memiliki pengharapan akan masa depan akan tetapi tidak mengabaikan masa sekarang. Karena teologi orang Kristen adalah teologi "sudah-belum". Kerajaan Allah itu sudah datang akan tetapi belum disempurnakan.
Maka untuk itu dalam melihat isi dari buku ini saya berpandangan bahwa AM Hunter tidak begitu berbeda dengan para teolog lainnya seperti Gutrie dan Ladd. Dan saya juga setuju dengan pandangan mereka karena tidak mengganggu bagi iman saya

TANGGAPAN
Tema kita adalah Fakta Kristus serta uraiannya oleh penafsir-penafsir yang pertama. Tapi penginterpretasian tidaklah berhenti dengan Yohanes melainkan berlangsung terus. Sekarang seperti pada zaman PB, Gereja hidup antar D-Day dan V-Day, ketika arti penuh dari apa yang Allah kerjakan di dalam Kristus akan dinyatakan. Dan Allah akan menghapus air mata dari mata mereka. Ketika itu Fakta Kristus tidak akan membutuhkan penafsiran lagi.


No comments:

Post a Comment

Misi Kristus Sedunia

PELAJARAN SEKOLAH MINGGU

  TANGGAL   PELAJARAN SEKOLAH MINGGU KATEGORI Babak pertama        ...