NAMA
: EKO BASUKI
Nim : 02.17.041/D.Th
Dosen : Dr.
Harianto GP, M.Th
Tugas Book Review :
RESENSI DAN PERBANDINGAN BUKU TENTANG KERAJAAN ALLAH
(George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid 1,
Bandung: Yayasan Kalam H idup,
2002 dengan Donald Gutrie, Teologia
Perjanjian Baru 2, Jakarta: BPK-GM, 2002)
BAB I
PENDAHULUAN
PB
adalah cerita tentang penggenapan rencana Allah tentang penebusan. PB
menceritakan bagaimna Allah melengkapi tujuan penyelamatan olehNya dengan
mengutus anakNya, Mesias dan memulai pemerintahannya dalam pelayananNya,
kematianNya, dan kebangkitanNya. Dan peristiwa ini disebut dengan Fakta
Kristus dan yang dimaksudkan disini adalah keseluruhan dari apa yang dicakup
oleh kedatangan Yesus Kristus.
BAB II. EVALUASI BUKU
I. KERAJAAN ALLAH DAN PELAYANAN YESUS
Tema
yang menguasai PB adalah kerajaan Allah. Ada beberapa hal penting yang
perlu diperhatikan disini, adapun 6 penelitian yang perlu kita lihat adalah:
Tentang
baptisan Yesus, dimana dalam baptisan itu terjadi peristiwa yang luar biasa,
salah satunya adalah turunnya Roh Allah keatasnya. Oleh sebab turunnya Roh
itu berarti Dia dilengkapi dengan kuasa Allah. Di sinilah dapat dotemui
rahasia kekuatan itu yang menonjol dalam pekerjaannya kemudia.
Dengan
melewati pencobaan Yesus maka kita menelaah kata-kata Yesus dalam membuka masa
pelayananNya di Galilea: "Waktunya telah genap kerajaan Allah sudah dekat
(tiba). Bertobatlah dan percaya kepada Injil "(Mrk.
1:15). Yesaya mengharapkan bahwa hari pemerintahan Allah ini akan segera
terbit. Waktunya itu tiba dalam pemerintahan Kaisar Roma Tiberius, ketika
Yesus muncul di Galilea.
Dan
gambaran Yesus dalam penelitian ketiga ini adalah gambaran Anak Allah yang kuat
yang dipersenjatai dengan kekuatan BapaNya, memimpin serangan terhadap iblis
dan memanggil orang-orang untuk memutuskan pihak siapa mereka berdiri dalam
pertempuran itu. Sampai disini memperlihatkan bahwa Allah berada dalam
perang dengan kejahatan dan Yesus adalah sebagai pemipin serangan. Dengan
meninjau pelayananNya kembali bertahun-tahun kemudian rasul Yohanes
menafsirkannya juga demikian: "Untuk inilah Anak Allah menyatakan diriNya,
yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu".
Dalam
kesunyian di Galilea Yesus mempergunakan gelar Anak Manusia. Karena Anak
Manusia suatu gelar yang berasal dari Dan 7:13, adalah seorang yang misterius,
yang menerima suatu pemerintah dari Allah dan yang ditentukan untuk memerintah
seperti Allah memerintah. Yesus menyamakan diriNya dengan toloh yang agung
ini; namun bersamaan dengan itu Ia menekankan bahwa penderitaan dan
kematian menantikannya karena demkianlah kehendak Allah. Oleh sebab itu
penelitian yang ke empat ini menyimpulkan: "Pertempuran terakhir antara
Kerajaan Allah dengan pemerintah kejahatan haruslah dimulai dan pertempuran itu
akan meliputi kematian Mesias Allah".
Sekarang
kita lihat dalam perjamuan malam di Yerusalem, dimana perumpamaan perjamuan
malam itu pernah Yesus pakai sebagai lambang Kerajaan Allah (Luk. 14:
16-24). Dengan memisahkan roti dan anggur itu Yesus menawarkan kepada
murid-muridNya suatu jaminan bahwa Allah akan segera datang dengan kuasa
melalui pengorbanannya. Dengan demikian penelitian yang kelima ini pada
hakekatnya merupakan tanda perbuatan nabi, yang dengannya Yesus berkata:
"Aku menjanjikan kepadamu suatu bagian dalam Kerajaan Allah yang akan
segera tiba dengan kuasa oleh kematian Mesias-Hamba".
Dalam
penellitian yang terakhir ini Yesus berkata: "kemenangan Mesias itu
terjamin". Dan ada dua kesimpulan yang sangat penting yaitu;
1. Riwayat
Yesus tidak dapat diceritakan tanpa masukan teologia, terutama eskatologi
kedalamnya. Tanpa teologi riwayat itu tidak berarti. Anak kunci
kedalam kebanyakan teologia itu ada dalam PL, terutama dalam nyanyian Hamba
Tuhan dalam Yesaya dan kitab Daniel.
2. Kesimpulan
kedua sama pentingnya, penelitian sudah menjelaskan dua hal yakni Yesus yakin
bahwa Allah hadir dalam diriNya sendiri dan pelayananNnya, kemudian yang kedua
adalah pelayanan Yesus dari sungai Yordan sampai ke Golgota.
Yesus
sebagai Mesias-Hamba adalah Kerajaan Allah, Allah yang bertindak dengan
kekkuasaanNya sebagai raja, Allah yang mengunjungi dan menebus
umatNya. Karena kerajaan Allah bukanlah pemerintahan duniawi yang harus
didirikan dengan kudeta politis, namun suatu negara dimana Allah memerintah
dengan maksud untuk menebus melalui pelayanan Yesus. Kerajaan Allah
bukanlah sesuatu yang ditambahkan kepada pelayanan itu melainkan merupakan
pelayanan itu sendiri. Penderitaan dan pengorbanan Kristus, Anak
Manusia-Hamba itu, bukan hanya pendahuluan buat kemenangan saja, melainkan
adalah kemenangan itu sendiri, suatu kemenangan yang akan dijelaskan dan
dinyatakan oleh kebangkitan.
II. INJIL KERAJAAN ALLAH
Pelayanan
Yesus adalah awal Kerajaan itu. Dan dari paradoks ini akan ditarik
beberapa kesimpulan beserta bukti-bukti.
Kerajaan
Allah ada dalam pelayanan Yesus
Agustinus
mempersamakan pemerintah itu dengan Gereja. Pandangan liberal pemerintah
itu adalah pemerintahan Allah dalam hati manusia, pemerintahan Allah ada
betapapun manusia meresponnya. Dalam ilmu bahasa pemerintah berarti
pemerintahan rajani Allah. Oleh sebab itu pemerintah Allah itu harus
dinamis dan pemerintah Allah itu harus dipandang dari segi perbuatan Allah dalam
sejarah. Pemerintah itu adalah benih Allah bukan perbuatan
manusia. Adalah Allah yang memerintah dan menebus. Adalah
pemerintahannya yang nyata-nyata terjadi dalam urusan manusia. Adalah
Allah yang mengunjungi dan menebus manusia sebagaimana dijanjikanNya pada waktu
dulu. Yesus menganggap perbuatan-perbuatanNya yang berkuasa itu sebagai
tanda-tanda bahwa kerajaan Allah sudah ada. Penyembuhan orang sakit,
pengusiran roh-roh jahat, penyembuhan orang cacat, orang tuli, orang bisu,
pengampunan dosa, semua ini adalah perbuatan Kerajaan Allah. Dengan kata
lain mujzat-mujizat ini adalah Kerajaan Allah yang sedanga bekerja.
Raja dalam pemerintahan itu adalah seorang Bapa
Tema
yang menguasai pemberitaan Yesus adalah Kerajaan Allah, maka sering kita lupakan
bahwa Raja dalam kerajaanNya itu adalah seorang Bapa. Hal ini dapat
ditemukan dalam Luk. 11: 2 dan 22:29. Pemerintahan Allah adalah
pemerintahannya selaku Bapa dan kedaulatan yang telah ditentukan dan kedaulatan
itu adalah kasih karunia. Raja dalam kerajaan Yesus adalah seorang Bapa
yang kepadaNya ia selalu berdoa, Bapa yang kepadaNya ia ajarkan kepada
murid-muridNya berdoa minta kedatangan Kerajaan itu. Tetapi pengetahuan
tentang Bapa ini bukanlah suatu kebenaran yang harus diumumkan dari atas atap
rumah ataupun yang harus dinyatakan dalam perumpamaan kecuali dalam saran tak
langsung seperti dalam perumpamaan besar tentang Bapa yang rahmani, yang kita
namai perumpamaan tentang "Anak yang hilang". Sama seperti
keMesiasan Yesus, inilah juga suatu rahasia yang dibukakan kepada murid-murid,
karena hal ini adalah kenyataan utama dalam hidupNya dan karena Ia adalah
satu-satunya mediator dalam Kebapaan Allah itu.
Kerajaan Allah berarti adanya Israel yang baru
Tema
yang sentral dalam pemberitaan Yesus adalah pemerintahan-rajani
Allah. Pemerintahan Allah membutuhkan daerah dimana Ia berdaulat, suatu
pemerintah dimana Ia bekerja. Dan umat Allah adalah akibat yang pasti dan
yang perlu dari Kerajaan Allah. Yang saling berhubungan dengan pemerintah
itu adalah Mesias, dan sangat jelas dari pandangan Yesus tentang keMesiasanNya,
bahwa Ia membayangkan suatu persekutuan. Karena Yesus menafsirkan
kemesiasanNya dengan dua tokoh PL yang terkenal yaitu Anak Manusia dan
Hamba. Keduanya adalah tokoh-tokoh yang berhubungan dengan
persekutuan. Menurut Salomo pekerjaan Mesias digambarkan sebagai
penggembalaan kawnan domba Allah. Jika Yesus menamai diriNya Gembala maka
Dia mengharapkan bahwa Dia akan mengumpulkan kawanan domba
BapaNya. Sekarang kita berpaling kepada pelayanan Yesus dimana pertama
sekali ia memilih kedua belasa murid-muridNya. Ini adalah jumlah suku
Israel. Kemudian Ia mengajar orang-orang ini. Dengan mengangkat kedua
belas orang dan mengajar mereka Yesus menyatakan maksudnya untuk menciptakan
suatu Umat Allah yang baru. Dan kemudian Ia mengutus mereka untuk
memproklamasikan pemerintah itu. Jadi pemerintah Allah mengandung
penciptaan Israel yang baru.
Kerajaan Allah
mengandung pola hidup yang baru
Khotbah
di Bukit memberi suatu ringkasan yang adalah rencanaNya untuk hidup dalam
Kerajaan Allah. Yesus mengucapkan indikatif baru: "Pemerintahan Allah
telah tiba" maka kita mengharapkan imperatif baru. Etika Yesus adalah
imperatif Kerajaan Allah. Itu memberi pola hidup semua orang yang milik
pemerintah itu, yang telah datang bersama dengan kedatangan Kristus. Kasih merupakan kunci-induk bagi kesusilaan pemerintah
Allah. Kasih berarti mengindahkan. Inilah hukum baru pemerintah
karena Raja dari Kerajaan itu adalah Bapa yang juga mengindahkan orang yang tak
kenal ampun dan yang tak kenal terima kasih.
Pemerintah itu
dipusatkan pada Kristus
Marcion mengatakan
"Dalam Injil, Kerajaan Allah adalah Kristus sendiri". Pelayanan
Yesus dan jalan hidupNya adalah pemerintah. Jika orde baru Allah itu
dianggap hanya sebagai suatu kerajaan maka pembawanya bisa menamakan diri
"Anak Manusia". Jika yang memerintah dalam kerajaan itu adalah
seorang Bapa maka yang membawa pemerintah itu kepada manusia adalah
"Anak".
Pemerintah itu
melibatkan salib
Karena
Yesus sendiri adalah pembawa berita Pemerintah itu maupun Anak Manusia yang
harus mati maka Ia dalam pribadinya sendiri mengemukakan masalah Pemerintah dan
salib. Salib itu harus ditempatkan di dalam Pemerintah dan seluruh
pelayanan Yesus adalah saat yang genting dalam kariernya sebagai
Mesias-Hamba. Salib merupakan perbuatanNya yang terakhir melawan kekuasan
kejahatan. Kerajaan Allah telah datang dalam pelayanan Yesus namun Yesus
harus mati sebagai hamba Tuhan untuk menebus orang banyak. Kedatangan
pemerintah itu sebagai "mysteri" dan kedatangannya "dengan
kekuasaan" ada pada salib. Sehingga salib merupakan suatu keharusan,
jikalau mysteri akan menjadi suatu rahasia terbuka, Yesus mati supaya
pemerintah itu datang dengan kuasa.
Sekalipun Pemerintah sudah datang namun masih akan
disempurnakan
Ada
beberapa kata-kata yang menunjuk kepada kedatangan Kerajaan atau Anak Manusia
di dalam sejarah yaitu Mrk. 8:31, 9: 1, 14:62. ketiga ini menyataka
keyakinan Yesus bahw Ia sudah ditentukan untuk menang dan juga bersama Dia hal
Allah yang Ia jelmakan. Kalau ada yang merupakan kedatangan di dalam
sejarah harus ada juga kedatangan yang lain. Yang pertama melukiskan
"penyataan diri" Anak Manusia terhadap latar belakang kesudahan
ketertiban yang sudah ada. Kedua menggambarkan
runtuhnya alam semesta fisik sebelum datangnya Anak Manusia. Ketiga,
menempatkan peristiwa itu dalam dunia lain karena tentu saja bukanlah di dunia
kita yang bersifat ruang dan waktu ini, bahw orang yang hidup dan yang mati
beridiri dihadapan Anak Manusia. Secara keseluruhan ungkapan-ungkapan ini
memberi jaminan Tuhan atas kepercayaan akan datangnya Kristus diluar
sejarah. Inilah yang disebut dengan penggenapan Kerajaan
Allah. Pennggenapan tersebut akan berarti pewujudan hidup secara sempurna
dalam dunia kekal Allah, penghapusan segala air mata dan kemenangan Kristus dan
orang-orang kudusnya. Pada waktu itu janji-janji ucapan-ucapan bahagia
dalam khotbah di bukit akan digenapi sepenihnya.
III. KEBANGKITAN
Pertama-tama
tidaklah dapat dibantah bahwa Yesus memprediksi kemenangan bagi diriNya sendiri
dan perkaranya. Bukan hanya Yesaya yang memprediksi kebangkitan bagi
seorang Hamba Tuhan (Yes. 50:10), tetapi juga kitab-kitab Injil pun memberi
kesaksian bahwa Yesus yang mengetahui diriNya sendiri sebagai Hamba itu, telah
melihat dari semula bahwa sesudah maut akan datang kemenangan dan
hidup. Bukti utama untuk kebangkitan itu adalah Gereja kristen. Orang
kristen mula-mula mengganti hari kudus mereka dari hari sabtu menjadi hari
minggu yang merupakan bukti baru bagi kebangkitan.
Dan
bukti dokumenter yang paling tua adalah I Kor. 15; 3. Di situ Paulus
mengutip suatu tradisi Kristen mla-mula yang telah diterimanya, mmungkin pada
waktu pertobatannya, tetapi bisa jadi dari rasul-rasul waktu perkunjungannya
yang pertama ke Yerusalem sesudah ia menjadi Kristen. Setidaknya tradisi
itu mulai surut beberapa tahun saja sesudah peristiwa itu sendiri. Dengan
tidak tergantung pada kitab Injil dokumen ini berbunyi seperti "suatu
pernyataan yang terjamin tenntang sumber-sumber bukti" yang dipakai oleh
wartawan-wartawan pertama. Kita bisa sebutkan bahwa tradisi ini mengambil
kepercayaan akan kubur kosong, dan bahwa tradisi ini mencatat enam penampakan
diri Tuhan yang telah bangkit itu.
Ada
beberapa cerita kebangkitan dalam Injil;
Markus 16
memberitakan wanita-wanita pada pagi paskah menemukan kuburan kosong.
Matius 28
melukiskan kuburan kosong, melaporkan suatu penampakan diri Tuhan dan
penampakan kepad kesebelas murid di Galilea.
Lukas 24 menceritakan
wanita-wanita menemukan kuburan kosong dan menyampaikan berita itu kepada
kesebelas murid.
Yohanes 20-21
menceritakan Maria menemukan kuburan kosong dan Petrus membuktikan kabar itu.
Walapun
sedikit berbeda namun ada dua hal yang cocok satu sama lain yakni; pertama
bahw kuburan kosong dan yang kedua bahwa kebangkitan itu terjadi pada hari yang
ketiga. Kebangkitan berarti pembelaan kebenaran. Yesus mengadakan
eksperimen terakhir yaitu eksperimen salib. Allah
telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, Allah telah membela AnakNya, Ia
juga membela kebenaranNya. Manusia yang mengadakan eksperimen salib itu
adalah seorang yang mengandung rencana Allah dalam diriNya. Ia adalah Anak
Manusia yang datang atas nama Allah untuk menyelamatkan yang hilang.berikutnya,
kebangkitan itu menandakan kekalahan maut. Kebangkitan suatu ajaran khusus
Yahudi memiliki bermacam-macam arti; pertama, bahwa Yesus benar-benar
mati; kedua, bahwa Ia hidup kembali bukan sebagai roh yang tak bertubuh
melainkan dalam kepenuhan kepribadiannya sehingga ia masih dikenal sebagai
Orang yang sama dan itu adalah tindakan agung Allah.
Sebagaimana
kebangkitan itu berarti suatu bentuk hidup baru bagi Yesus, demikian juga Ia
bangkit membawa janji hidup bagi semua orang milikNya. Ia telah menebus
manusia dari musuh-musuhnya yang sejak dahulu yaitu dosa, maut dan
iblis. Dan dalam kemenangan kebangkitanNya itu ada kemengan bagi semua
orang yang percaya kepadaNya. Jadi kebangkitan itu berarti pelayanan yang
sedang berlangsung. Pelayanan Yesus itu tidak dapat dihentikan, pelayanan
itu terus berlangsung. Kebangkitan itu merupakan akhir zaman permualaan
zaman akhir. Pelayanan Yesus menemukan klimaksnya sebagaimana salib akan
ditafsirkan dan masa depan akan menemukan jalannya ke kekuasaan dan kemenangan.
IV. PEMBERITA-PEMBERITA
PERTAMA TENTANG FAKTA ITU
Dalam
Injil-injil sinoptis, Kerajaan Allah merupakan inti sentral. Dalam Kisah,
adakalanya para rasul memberitakan Kristus dan adakalanya Pemerintah. Dalam Injil sinoptis, pemerintah Allah dalam arti
"rahasia" adalah Kristus sendiri. Begitupun dari sudut pandang
mereka kemudian, para rasul menganggap pemerintah itu sudah datang dalam
kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus dan dalam kedatangan Roh.
Lima
belas tahun sebelum Paulus menulis suratnya yang pertama, para rasul sedang
memberi tahu kerygma mereka, yaitu berita keselamatan. Kerygma itu mulai
dengan mengklaim bahwa janji PL telah digenapi dan zaman baru telah datang
dengan datangnya Yesus Kristus. Dua hal tentang kerygma itu sebagai suatu
keseluruhan haruslah kita garis bawahi. Yang pertama ialah bahwa Injil
bersahaja itu adalah berakar dalam Injil yang diberitakan oleh
Yesus. Pernyataan bahwa nubuat-nubuat sudah digenapi adalah cocok dengan
pernyataan yang dengannya Yesus memulai pelayananNya di
Galilea; "Waktunya sudah genap". Sebagaimana pohon pertama
kita melihat kebelakang kepada ajaran Yesus demikian juga pohon kedua kita
melihat kedepan kepada teologi Gereja rasuli. Beginilah bunyinya: pola
kerygma adalah komprehensif di PB dan memberikan kepadanya ditengah-tengah
segala keanekaannya, suatu pohon yang azasi. Dan kerygma ini pada akhirnya
diawetkan dalam pengakuan iman rasuli.
Orang-orang
kristen pertama melihat Yesus sebagai Mesias dalam diri Yesus, menyembah
sebagai Tuhan dan percaya kepadaNya sebagai Anak, mereka menggunakan gelar lain
untuk menguraikan maknanya sebagai juruselamat. Mereka menyebutnya sebagai
Hamba Allah, Hamba dari nubuat-nubuat agung Yesaya. Seperti banyak hal di
PB hal ini sudah dipertanyakan tetapi berdasarkan alasan yang
lemah, karena sudah memiliki bukti-bukti bahwa Yesus disebut Hamba Allah adalah
kuat. Pertama, telah kita lihat bahwa Yesus yakin bahwa diriNya sendiri
Hamba Mesias. Kedua, Petrus menyebut Yesus Hamba Allah dan Filipus
mengatakan bahwa Yesus adalah penggenapan Yesaya 53. ketiga, dua nats yang
biasanya dianggap pra-Paulus (Roma 4:25 dan Fil. 2: 6-11) menggambarkan
pekerjaan penyelamatan oleh Yesus dengan memakai kata- kata dari Yesaya 53.
Sekarang
kita kemballi kepada pekerjaan Yesus. Paulus menemukan dalam salib itu
inti Injil, sehingga ia menyebut Firman salib. Bahwa salib adalah sentral
dalam gereja mula-mula dibuktikan oleh sederetan bukti rangkap
tiga. Pertama, kita belajar dari Paulus bagaimana orang-orang Kristen
sebelum dia memandang salib. Adalah termasuk dalam kredo Kristen yang
ditermanya segera sesudah ia bertobat, bahwa Kristus telah mati karena
dosa-dosa kita sesuai dengan kitab suci (I Kor 15: 3). Kedua, dalam
deretan ini diberikan oleh kerygma dalam Kisah Para Rasul. Jelaslah bahwa
wartawan-wartawan pertama melihat kematian Yesus sebagai bagian yang integral
dari rencana Allah untuk menyelamatkan manusia. Bukan hanya itu
saja. Dua kali dalam kisah para rasul kematian Yesus disebutkan secara
menonjol "menggantung Dia pada kayu salib". Dan yang terakhir
adalah ada dalam Injil-injil sinoptis. Gereja telah menyimpan dua kata
Yesus dimana Ia mengartikan kematianNya sebagai penebusan. Sehingga Firman
salib terletak pada pusat Injil pertama.
Peristiwa
Pentakosta menurut laporan dalam Kisah Para Rasul. Meskipun Tuhan mereka
sudah ditinggikan ke dalam sorga tetapi Ia masih ada bersama-sama dengan
mereka, dengan perantaraan Roh dan tujuan-tujuan yang untuknya Ia hidup dan
mati, sekarang sedang dicapai oleh kekuatan baru yang asing ini, yang sedang
bekerja ditengah-tengah mereka. Mereka menganggap bahwa berbicara dengan
bahasa roh dan pengangkatan Filipus adalah karena turunnya Roh. Dan
hal-hal yang mentertai Roh itu adlah kekuatan, sukacita dan iman. Roh
Kudus adalah suatu pengalaman yang tidak dapat dipisahkan dari pada Kristus,
sebab pengalaman roh adalah tanda, bahwa Kristus hadir ditengah-tengah mereka
sambil menguatkan mereka untuk tugas missioner mereka.
Peristiwa
Roh Kudus adalah Gereja. Federasi ini adalah terjemahan koinonia dalam
bahasa Yunani yang arti akarnya adalah "ambil bagian". Barangkali maksud Lukas disini adalah kasih
persaudaraan yang sedang berlangsung. Gereja itu belum memiliki organisasi
yang tetap, tetapi merupakan suatu persekutuan Roh dimana rasul-rasul asli itu
memegang pimpinan. Dalam kekristenan tidak ada yang lebih tua dari
sakramen-sakramen. Paulus tidak memulainya tapi sudah ada di
awal. Dan baptisan Kristen yang merupakan pintu masuk kedalam Gereja, barangkali
berasal dari hari Pentakosta. Dilayankannya baptisan itu "kedalam
Kristus" atau atas nama Kristus, itu berarti bahwa orang yang dibaptis itu
masuk menjadi milik Allah. Caranya adalah penyelaman dan baptisan biasanya
adalah bersamaan waktu diterimanya Roh Kudus. Tuhan menggambarkan
kematianNya sebagai tebusan yang akan melepaskan banyak orang. Kematian
yang menggantikan ini Disebutkannya juga suatu baptisan, yaitu suatu perbuatan
pembersihan secara agamani yang dilakukan bukan untuk diriNya sendiri melainkan
untuk banyak orang. Paulus menafsirkan perjamuan kudus itu sebagai suatu
cara sakramental untuk ambil bagian dalam kematian Kristus.
Orang-orang
Kristen mula-mula percaya bahwa Tuhan sudah memberikan bimbingan kepada kita
tenntang sifat kenajisan yang sebenarnya. Tetapi orang-orang Kristen
pertama membutuhkan lebih dari pada pernyataan saja, mereka membutuhkan
prinsip-prinsip untuk tindakan Kristen pada umumnya. Kebutuhan ini
dipenuhi ketika diingat kembali pengajaran sistematis tentang kehidupan di
dalam pemerintah yang telah Yesus berikan kepada murid-muridNya. Di sini
kita ingat kepada apa yang disebut Khotbah di Bukit. Bahan ini hasil dari
banyak pelajaran kepada murid-muridNya, merupakan pola Tuhan untuk kehidupan
dan pastilah dipakai demikian dari awal. Oleh sebab itu ketika kita
tanyakan apa arti kata "jalan itu" secara etis, sebagian besar dari
jawabannya haruslah diberikan dalam pengajaran khotbah di bukit dan nats mirip
seperti itu dilain tempat dalam Injil.
Ucapan-ucapan
bahagia di khotbah Agung itu, sikap seperti enak-anak pengampunan musuh, kasih
yang mirip dengan kasih Allah sendiri. Pengharapan-pengharapan yang
menopang musafir-musafir pertama ini di jalan itu diringkas dalam dua patah
kata bahasa Aram yaitu Maranatha "Datannglah ya Tuhan
kami". Kristen kuno mengharapkan penetapan kosmis tentang kemenangan
Kristus, karena mereka berpegang teguh kepada ketuhanannya yang
sekarang. Parousia merupakan penyingkapan secara muliasegala apa yang
tercakup dalam paskah pertama dan pada hari itu Kristus akan menghakimi orang
yang hidup maupun orang mati. Tapi apa yang memberi isi kepada seluruh
pengharapan Kristen itu adalah kebangkitan Tuhan. Satu Orang telah
meninggalkan kubur yang terbuka itu di tengah-tengah pekuburan luas yang adalah
dunia, yaitu Orang yang dalam pribadinya sendiri menanggung masa depan umat
Allah. Karena Ia sudah dibangkitkan dan ditinggikan ke sorga yang tinggi
tentulah pengikut-pengikutNya yang setia akan ambil bagian dalam kehidupannya
yang abadi.
V. RASUL PAULUS
Paulus
bukan hanya memainkan peran penting dalam kemajuan Injil tetapi terbukti
menjadi yang teragung di antara penafsirnya yang pertama. Paulus memiliki
dua penuntun yang membawa dia kepada Kristus: yang satu Yahudi dan yang lainnya
Yunani. "Seorang Ibrani yang asli", itulah komentar Paulus
sendiri tentang asal usul rohaninya. Secara teologis ini berarti bahwa dia
diasuh di dalam credo orang Yahudi yang saleh dari zamannya, yaitu percaya
kepada satu Allah yang benar dan kudus, ke pemilihan Israel menjadi umatNya
yang khusus, kepada hukum Taurat sebagai poernnyataan yang tak ada taranya
tentang kehendak Allah bagi manusia dan kepada pengharap [an akan
Mesias. Surat-suratnya mkemperlihatkan bahwa sekalipun ia sudah menjadi
Kristen hal-hal ini tetap mendasari pemikirannya. Utang budi Paulus kepada
Helenisme adalah terlihat dari dua atau tiga kali ia mengutip penyair-penyair
Yunani, ia gemar akan metafora yang diambil dari permainan-permainan Yunani,
disana sini ia menggunakan sepatah kata atau unngkapan Stoa dan kadang-kadanng
ia memakai istilah yang berlaku di antara penganut-penganut agama-agama mistery
Yunani, meskipun seringkali dalam arti yang berbeda.
Paulus
sangat berhutang budi kepada orang-orang Kristen yang mendahuluinya. Jadi
disini cukkuplah didaftarkan tujuh utang budi itu; 1) Kerygma rasuli, 2)
pengertian tentang Yesus sebagai Mesias, Tuhan dan Anak Allah, 3) kepercayaan
tentang Roh Kudus sebagai daya penggerak Ilahi kepda hidup baru, 4) ajaran
tentang Israel baru, 5) sakramen-sakramen baptisan dan perjamuan kudus, 6 )
kata-kata Tuhan yang dikutipnya, 7) kepercayaan akan parousia Yesus
Kristus. Satu hal lagi harus disebut pengantar rohani Paulus yaitu
pengaruh pertobatannya. Pernah dikatakan dengan benar bahwa teologia
Paulus tidak begitu memperlihatkan olahan seorang ahli bahasa melainkan
merupakan olahan seorang berdosa.
·
Kekristenan
menurut rasul Paulus
Keamanan
sebagai suatu peristiwa lampau adalah berdasarkan pekerjaan yang sudah selesai
yang dilakukan Kristus, yang telah dibuatNya bagi manusia di kayu salilb dan
menoleh kebelakang ke waktu, ketika orang berdosa oleh keputusan iman membuat
kebebasan itu menjadi miliknya sendiri. Pembebasan ini digambarkan oleh
Paulus dengan memakai tiga ungkapan yang melukiskan penebusan, melepaskan dan
pembenaran dan perdamaian. Yang satu adalah metafora dari pasar budak
belian, yang kedua dari pengadilan, dan yang ketiga dari bidanng hubungan
pribadi. Ketiga metafora ini mengungkapkan cara bagaimana Allah yang penuh
kasih karunia itu melepaskan orang-orang beroda dari pada dosa mereka di dalam
Kristus. Pengampunan ini adalah beralaskan perbuatan Allah di kayu salib. Kristus
telah mati karena dosa-dosa kita (I Kor 15: 3). Ia memandang salib itu
dengan berbagai cara: terkadang sebagai bukti unggul kasih Allah kepada
orang-orang berdosa, terkadanng sebagai penebusan kita oleh Kristus dari kutuk
hukum Taurat, terkadang sebagai kemenangan atas kekuasaan kejahatan.
Hidup
yang baru dapat ditandai selanjutnya sebagai hidup di dalam Kristus atau hidup
di dalam Roh. Tidak kurang dari dua ratus kali Paulus menggunakan kata
"di dalam Kristus" dalam satu atau lain bentuknya. Dalam
beberapa konteks mungkin itu hanya sama artinya dengan Kristen (Rm 16:10)
"Apeles yang telah tahan uji dalam Kristus"; Filemon sebagai
saudara yang kekasih "baik secara manusia maupun di dalam
Tuhan". Tetapi dalam kebanyakan konteks artinya adalah "dalam
oersekutuan dengan Kristus", melukiskan secara mendalam artinya
persekkutuan dengan Tuhan yang hidup itu, yang merupakan inti kekristenan
Paulus. Berada di dalam Kristus adalah berada di dalam persekutuan
Kristus, menjadi seorang anggota umat Allah yang baru yang
darinya Ia menjadi kepala. Roh Kudus adalah daya penggerak Allah untuk
hidup baru itu. Lingkungan, dimana hidup baru itu dihayati, ialah
Gereja. Bersama dengan semua orang Kristen mula-mula Paulus menganggap
bahwa Gereja Kristus adlah satu dengan Umat Allah kuno, Israel. Hanya
gereja adalah ekklesia yang baru dan murni, yang didirikan kembali oleh
kematian dan kebangkitan Kristus, diberi kuasa oleh Roh, d an dipanggil ke
suatu misi yang universal. Pada dasarnya gereja merupakan persekutuan
murni orang-orang yang terikat kepada Kristus Kepala mereka dan yang terikat
satu sama lain di dalam Roh Kudus sehingga itu menjadi persekutuan
Roh. Federasi ini dilukiskannya dengan berbagai cara: Orang-orang kudus,
di Bait Allah, mempelai Kristus, keluarga Allah, dll. Dari gereja sebagai
tubuh Kristus kita berpaling kepada ritus yang menggambarkannya
hidup-hidup. Paulus menganggap Perjamuan Kudus sebagai makanan dan minuman
untuk masuk ke dalam tubuh Kristus, demikian juga perjamuan adalah sakramen
persekutuan yang berlangsung terus menerus.
Paulus
berpegang kepada keyakinan-keyakinan tertentu yang besar dan pasti tentang
hal-hal terakhiryang harus kita bentangkan sekarang dengan singkat. Titik
pertama seharusnyalah bagi Paulus "D-Day" sudah datang. Masa
depan dalam arti yang rill sudah dikinikan dan orang-orang Kristen sudah sedang
menikmatiberkat-berkat masa-masa akhir. Tapi kedua, karena D-Day sudah
datang maka kedatangan V-Day, hari kemenangan yang menentukan bagi Allah di dalam
Kristus yaitu parousia, sudah tentu. Ketiga, inti pengharapan Kristen bagi
Paulus adalah untuk diam bersama-sama dengan Kristus, Kristus sebagai yang
sulung dari orang-orang yang telah meninggal sudah bangkit dan
sekarang memerintah dalam tempat yang Mahatinggi di sorga. Ke empat, modus
kehidupan sorgawi orang-orang Kristen akan merupakan suatu "tubuh
rohani". Paulus menolak suatu kebangkitan peninggalan-peninggalan
yakni tubuh yang binasa. Baginnya, tubuh berarti azas penentuan indentitas
diri sendiri yang tetap melalui segala perubahan benda sehingga kepribadian
merupakan ekwivelen modrn yang terdekat. Tubuh kita yang hina ini akan
dirubah menyerupai tubuh yang mulia Kristus. Dalam ajarannnya tentang
hal-hal terakhir Paulus sadar sekali bahwa pengetahuan kita tidak lengkap bahwa
pengelihatan duniawi kita terhadap pernyataan ini adalah samaseperti melihat
dalam cermin suatu gambar yang samar-swamar. Tapi tenntang satu hal ia
tahu dengan pasti bahwa tidak ada sesuatu apapun di dalam dunia ini maupun di
luarnya yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada di dalam Kristus.
Injil
Paulus berpusat pada Kristus. Semuanya
berpusat pada Dia. Tapi ini tidak berarti bahwa k merampas tempat
Allah. Sebaliknya adalah Allah yang menghadapi manusia di dalam Kristus. Menurut pandangan Paulus, Allah ini dikenal sebagai
juruselamat hanya di dalam Kristus. Karena di dalam Dia Allah mendekati
orang-orang berdosa dan mengulurkan tanganNya untuk menolong. Dan Kristus
ini, sebagai dinyatakan pada setiap halaman tulisan Paulus, bukanlah oknum
sejarah saja melainkan kehadiran yang hidup dan yang menyelamatkan, yang
mendiami hati orang percaya melalui kuasa Roh Kudus. Jadi Paulus
menganggap Kristus sebagai penyataan yang lengkap dalam daging dan darah dari
tabiat Allah dan kehendakNya bagi manusia.
·
Injilku
Dalam
membaca surat-surat Paulus sewaktu-waktu kita bertemmu dengan kata-kata seperti
"Injilku" atau "Injil yang kuberitakan", yang menyarankan
sesuatu yang tidak ada pada rasul-rasul lainnya, sesuatu yang sungguh-sungguh
adlah milik Paulus sendiri. Paulus sendiri mengatakan bahwa kerygma yang
diberitakannya tidaklah berbeda dari pada yang diberitakan rasul-rasul di
Yerusalem. Tetapi oleh karena pemberitaan adalah kebenaran melalui
kepribadian dan oleh karena kepribadian Paulus tidak bisa disebut saja, maka
Injil rasul ummum itu ketika keluar dari mulut Paulus tak bisa tidak diperkaya
dan diperdalam dengan pengertian-pengertian dan pengalaman-pengalamannya
sendiri. Jadi ada dua hal yang tetap penting dalam ajaran
Paulus. Pertama, ia menyatakan dengan tegas bahwa agama yang benar adalah
hubungan yang baik dengan Allah. Kedua, Paulus menggantungkan hubungan
yang baik ini secara keseluruhan kepada iman akan perbuatan-historis Allah di
dalam Kristus. Keselamatan manusia hanyalah
semata-mata tergantung pada tindakan Allah yang rahmani di dalam Kristus.
VI. RASUL PETRUS
Orang-orang
Kristen pertama percaya bahwa, jika Injil itu adlah berita baru maka itu juga
adalah berita lama dalam arti bahwa itu sudah digambarkan lebih dahulu dalam
nubuat-nubuat kuno. Petrus menggambarkan awal kehidupan Kristen sebagai
suatu kelahiran baru yang diberikan oleh Allah kepada manusia melalui
FirmanNya. Lalu Allah memanggil mereka keluar dari kegelapan kepada terangNya
yang ajaib. Kelahiran baru itu adalah kelahiran ke dalam kehidupan baru
Gereja. Meskipun Petrus tidak pernah memakai kata ekklesia namun ia yakin
setegas-tegasnnya bahwa gereja adalah Israel baru, umat sejati
Allah. Kiasan-kiasan yang dipakai untuk melukiskannya adalah sederhana,
terang, indah, mengingatkan orang pada kata Kristus sendiri tentang
Gereja. Peran gereja adalah sebagai imam, karena gereja itu disebut untuk
mempersembahkan persembahan rohani, yang berkenan kepada Allah karena Yesus
Kristus sebagai nabi, karena disuruh untuk memberitakan perbuatan-perbuatan
yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terangNya yang ajaib. Kehidupan sekarang ini bagi orang Kristus adalah
suatu kehidupan di dalam kasih-karunia. Dikuduskan oleh Roh yang ada pada
mereka, mereka dimaksudkan untuk bertumbuh dan beroleh keselamatan, terus
menerus datang kepada Tuhan dan mengecap kebaikanNya.
VII. PENULIS SURAT KEPADA ORANG
IBRANI
Kemungkinan
besar bahwa surat itu ditulis sebelum seruntuhan Yerusalem pada tahun 70
th.M. Bait Allah ternyata masih berdiri, seandainya bait itu sudah runtuh
ketika auctor mengarang tentulah ia telah menunjuk kepada kenyataan itu sebagai
bukti yang memutuskan, bahwa Allah tidak lagi mau mennggunakan pusat
upacara-upacara kudus zaman kuno. Auctor mengemukakan Yesus sebagai
Anak. Sebagai Anak, Ini melebihi seorang hamba. Lalu ia mulai
menggambarkan pekerjaan Allah itu sebagai Imam. Yesus adalah Imam besar
yang ditunjuk Allah. Ia juga adalah seorang yang mengenal kesusahan
manusia.
Ada
beberapa hal pokok dalam kekristenan sang auctor, adapun tiga hal dapat kita
katakan tentang itu. Pertama, kekristenan memelihara hubungan hidup
denngan Injil tertua. Kemudian auctor bekerja dengan pandangan bertingkat
dua tentang kenyataan, yang mengingatkan kita kepada Plato. Tingkat bawah
adalah dunia yang bersifat bayangan, lantai atas adalah dunia yang
rill. Jadi Bait Suci yang benar bukan di dirikan oleh manusia melainkan
oleh tuhan, ada di sorga dan dari kenyataan sorgawi ini kemah duniawi adalah
hanya bayangan. Pokok ketiga adalah tentang cara berpikirsang
auctor. Bagi dia inti pokok agama adalah hak menghampiri Allah suatu hak
yang bekerja melalui kebaktian. Surat ibrani adalah satu-satunya kitab PB
yang mengandung teori yang lengkap tentang penebusan, yang dijelaskan dengan
istilah-istilah keimaman dab istilah-isilah korban. Seperti yang telah
kita lihat, inti kata adalah bahwa Kristus adalah Imam Besar yang sempurna yang
telah mempersembahkan korban yang ideal di tempat kudus yang
ideal. Kristus adalah satu-satunya korban yang sejati, yang murni dan yang
kekal, yang sudah mentahirkan umat Allah dari dosa-dosa mereka dan menjadikan
mereka layak untuk masuk menghadap hadirat Allah dan di dalam kuat kkuasa korban
itu Ia masuk ke dalam tempat kudus sorgawi, di mana ia tinggal untuk melakukan
syafaat bagi mereka.
VIII. YOHANES
· Yohanes,
Karangannya dan latarbelakangnya
Memanglah
Yohanes ternyata lebih menyadari pemikiran dari Paulus dan bila kita bertemua
dengan istilah Logos dalam ayat pertama Injilnya. Gaya bahasa Yohanes
"rasa" teologianya, perbedaan-perbedaannya halus dalam istilah pokok
seperti "hidup" dan "kemuliaan", semakin jelas nampak
kepada kita bahwa latar belakang langsung untuk pemikirannya adalah agama
Yahudi. Dan lagi anggota pikir agama Helenistis pada zaman itu menekankan
ide tentang seorang perantara antara Allah dan manusia, sebagaimana dilakukan
Yohanes. Dan bila Yohanes agaknya kadang-kadang mengajukan kekristenan sebagai
pengetahuan yang benar, maka kita ingat bahwa orang-orang Helenistis pada zaman
itu suka mengingat kepada keamanan dalam rangka gnosis. Yohanes
berusaha membantah aliran Doketisme yang menggangu kesejahteraah
Gereja. Ia berbuat itu dengan jalan memperkuat secara bernafsu, bahwa
inkarnasi, yaitu fakta bahwa Anak Allah sudah betul-betul menjadi manusia
merupakan puncak dan mahkota kebenaran Kristen. Yang dilakukan Yohanes
dalam injilnya adalah untuk menunjukkan seluruh cerita yang terlihat tentang
Yesus, demikian, sebagai tempat dalam sejarah di mana akan ditemukan kebenaran
mutlak Allah. Baginya cerita itu adalah suatu cerita duniawi dengan suatu
arti sorgawi. Arti sorgawi itu adalah arti sebenarnya dari cerita duniawi.
·
Kekristenan
menurut Yohanes
Paulus
menafsirkan fakta Kristus dalam rangka kebenaran, tetapi kata inti Yohanes
adalah kehidupan. Tema yang mempersatukan Injilnya adalah
kehidupan. Yohanes menggunakan kata "hidup" untuk mutu baru
kehidupan, yang dimungkinkan oleh kedatangan Kristus dan kedatangan
Roh. Yohanes menyatakan bahwa Allah oleh sebab kasihNya telah memberikan
AnakNya untuk hidup dan untuk mati karena manusia, sehingga oleh kelahiran baru
itu dan oleh iman, kita beroleh pengenalan akan Allah yang adalah kehidupan
yang kekal. Langkah awal dalam keselamatan, Yohanes menyebutkan
"pindah dari maut kepada kehidupan". Peran Allah dalam transisi
ini disebut "memperanakkan", sebab akibatnya bagi manusia adalah
kelahiran kembali. Yohanes tidak pernah menyebut baptisan dan perjamuan
kudus secara langsung, namun sakramen-sakramen itu memiliki tempat yang teguh
dalam keKristenannya. Unsur asasi dalam keKristenannya adalah prinsif
sakramental, yaitu bahwa daging sudah menjadi perantara dalam kehidupan rohani
dan ia melihat sakramen itu sebagai alat dimana orang-orang Kristen
dipersatukan dengan karya penyelamatan oleh Dia, yang adalah Firman yang dibuat
menjadi daging. Tidak ada seorangpun penulis PB yang berpegang kepada
kebenaran "eskatologi terwujud" secara lebih yakin dari Yohanes,
hanya bahasa "Pemerintah" ia gantikan dengan bahasa
"kehidupan". Di dalam Injil sinoptis Yesus berkata:
"Kerajaan Allah sudah dekat .....". Dan di dalam Injil ke empat
Ia mengatakan "saatnya akan datang dan sudah tiba
sekarang". Bagi Yohanes kehidupan kekal adalah suatu keuntungan
sekarang sebab Kristus sudah datang dan mati dan bangkit dan Roh Kudus ada
disini, dilepaskan bagi mansia oleh kematianNya. Tapi pokok utama adalah
bahwa kehidupan kekal, kehidupan Allah sendiri, ditawarkan kepada manusia melalui
Kristus, AnakNya. Ambil bagian dalam kehidupan Ilahi Yesus Kristus oleh
karena iman, berdiri ditengah-tengah sejarah dan tercakup dalam keselamatan
kekal melalui perdamaian yang dibuat di dalam Dia yang disebut kehidupan dan
jalan kepada kehidupan, inilah artinya menjadi seorang Kristen yang beroleh
hidup yang kekal. Pemberi kehidupan kekal adalah Roh Kudus. Kehidupam
tetap bukanlah suatu pelarian oleh yang sendirian ke Yang Sendirian. Itu
adalah suatu kehidupan yang dihayati dalam persekutuan yang benar, yaitu
Gereja. Dan sekalipun Yohanes tidak mencatat penetapan perjamuan kudus
namun perjamuan itulah makanan rohani bagi kehidupan baru.
Jika
Firman sudah menjadi daging maka hal-hal bendawi juga dapat menjadi pengantar
bagi kehidupan dan kebenaran rohani. Inilah prinsif yang mendasari doktrin
Yohanes tentang sakramen sebagai alat, yang dalamnya manusia dapat ambil bagian
dalam karya penyelamatan oleh Kristus, dan dengan demikian memperoleh kehidupan
yang kekal. Sisanya pola Kristen haruslah mengambil pola kasih Kristus
sendiri. Dan bilamana kehidupan kekal kita selidiki sebagai suatu
pengharapan akan masa depan maka kita temukan Yohanes berkembang atas dasar
yang sama seperti Paulus, kasih kuat Allah di dalam Kristus. Yoh 10: 28-29
bersesuaian dengan Rm 8: 35-39. "Dan Aku memberikan hidup yang kekal
kepada mereka" kata Yesus "dan mereka pasti tidak akan binasa samapai
selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari
tanganKu". Sebagaimana Paulus mengartikan kehidupan akhirat sebagai
suatu kehidupan keluarga, begitu juga Yohanes menekankan aspek sosial
pengharapan Kristen. Segala hal yang perlu untuk engharapan sejati Kristen
ada disini; hubungan yang menyelamatkan terhadap Allah yang diatasnya
bertumpu segalanya.
·
Kristus
menurut Yohanes
Menurut
Yohanes Yesus adalah Anak Allah yang dengan mencakup diriNya sendiri rencana
penyelamatan oleh Allah, mengambil rupa manusia demi kita dan demi keselamatan
kita dan yang oleh kematianNya sudah memberikan hidup kepada kita. Kristus
yang menurut pandangan Yohanes, bukan hanya Kristus yang datang berkhotbah di
Galilea; Ini adalah Yesus Kristus, Tuhan yang sudah bangkit; Ini
adalah juruselamat yang Mahahadir, yang melalui Roh Kudus sudah kembali
bergabung umatNya; Ia adalah pribadi agung yang tak terperikan, yang
begitu memnuhi dunia Paulus dan rasul-rasul lainnya dengan kuasaNya dan
kehadiranNya, sehingga mereka terpaksa untuk menempatkan Dia dipihak kenyataan
yang kita sebut Ilahi dan untuk mengenangkan Dia dalam rangka
kosmis. Kristologi Yohanes adalah suatu perluasan dalam rangka pengalaman
Kristen. Yohanes melihat bahwa Injil adalah Yesus dan Yesus adalah
Injil. Jadi akhirnya kita kemballi ke gelar yang dipakai Yohanes untuk
memulai Injilnya yaitu Logos. Yang ingin Yohanes katakan dengan logos ini
adalah melihat Yesus itu persfektif Allah dan Yesus Kristus adalah rencana
penyelamatan manusia oleh Allah, suatu rencana yang mengambil bentuk kehidupan
manusiawi. Jadi dalam pribadi dan pekerjaan Yesus, rencana penyelamatan
dari pihak Allah telah dibuat, Dialah Firman yang dinamis dan yang menebus dari
pihak Allah. Dia telah membuat terang pikiran dan rencana kasih karunia
Allah, rencana itu adalah rencana cinta kasih yang suci yang bergiat untuk
keselamatan manusia yang adalah hidup yang kekal. Inilah arti azasi Fakta
Kristus.
BAB III
EVALUASI bagian BUKU
Injil Kerajaan
Allah Dan dari paradoks
ini akan ditarik beberapa kesimpulan beserta bukti-bukti. Menurut Yohanes Yesus
adalah Anak Allah yang dengan mencakup diriNya sendiri rencana penyelamatan
oleh Allah, mengambil rupa manusia demi kita dan demi keselamatan kita dan yang
oleh kematianNya sudah memberikan hidup kepada kita, Paulus menafsirkan fakta Kristus dalam rangka
kebenaran, tetapi kata inti Yohanes adalah kehidupan. Tema yang mempersatukan
Injilnya adalah kehidupan.
BAB IV
PENUTUP
Dalam
memberikan tanggapan terhadap buku ini tentulah banyak hal yang bisa
diberikan. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah melihat
penelitian dari penulis, apakah itu sesuai dengan apa yang kitab suci
sampaikan? Dan apakah itu semua adalah juga kehendak Tuhan atau hanya
penelitian ilmiah saja? Hal yang menarik
bagi saya adalah Kerajaan Allah dipusatkan pada Kristus dan inti pemberitaan
Kristus Kerajaan Allah. Dan memang seperti yang saya imani bahwa
kedatangan Yesus adalah pewartaan akan kerajaannya. Mungkin pernyataan ini
tidak begitu ilmiah karena saya memasukkannya ke dalam tulisan ini dari segi
"rasa" sehingga ini tidak bisa diperdebatkan terlalu jauh karena rasa
yang dimiliki setiap orang berbeda-beda tentang yang ia imani. Meskipun
kita harus banyak juga belajar akan pemahaman akan kerajaan
Allah itu seperti tafsiran dan teologi dalam abad ke 19 mengannggap bahwa
pemerintah Allah sebagai suatu persekutuan rohani dari orang-orang yang bersama-sama
mentaati kehendak Allah yang menguasai kehendak mereka. Oleh ketaatan yang
demikian mereka berusaha memperluas pengaruh pemerintahannya di dalam
dunia. Mereka membangun kerajaan Allah sebagai suatu kerajaan rohani di
dalam dunia. Dan ini agak berbeda dengan pandangan Yohanes Weiss yang
membuktikan bahwa kerajaan Allah tidak didirikan didunia dan
tidak mengembangkan dirinya sebagai suatu bagian dari sejarah dunia,
tetapi bahwa pemerintah itu bersifat mitologis artinya bahwa pemerintahan Allah
bertahan diatas tatanan yang historis. Ia tidak menyadari dirinya oleh
usaha moral dari manusia tetapi oleh tindakan Allah yang bersifat
supranatural. Tiba-tiba Allah akan mengakhiri dunia dan sejarah dan akan
membawa suatu dunia dengan kebahagiaan abadi. Konsepsi pemerintah ini
bukanlah pikiran yang orisinal dari Yesus. Kalangan-kalangan
Yahudi tertentu yang menantikan datangnya akhir zaman, telah biasa dengan
konsepsi itu. Dmenurut Yesus pemerintah Allah ini sudah dekat. Dlam
tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Ia adakan khususnya dalam pengusiran
roh-roh jahat, akhir zaman ini telah mulai nampak. Yesus membayangkan
datangnya kerajaan Allah sebagai suatu drama kosmis yang dahsyat.
Persektuan
Kristen yang pertama melihat kerajaan Allah sama seperti Yesus melihatnya. Juga
ia mengharapkan kedatangan kerajaan Allah di masa depan yang
dekat. Demikian Paulus berpikir bahwa ia masih akan tetap hidup bila
akhior zaman tiba dan orang-orang dibangkitkan. Keyakinan ini dikokohkan
lagi oleh suara-suara yang tidak sabar yang takut dan ragu-ragu, yang telah
kita dengar dalam Injil sinoptik dan kemudian lebih nyaring lagi umpamanya
dalam surat yang kedua dari rasul Petrus. Umat Kristen akan selalu hidup
dalam harapan bahwa pemerintah Allah akan segera datang sekalipun itu gratis
saja menanti. Dalam hal ini kita dapat mengingat akan kata-kata yang ada
dalam Markus 9: 1benar, kata ini bukanlah kata yang otentik dari Yesus tetapi
dalam gereja kuno itu telah dianggap sebagai perkataannya "Aku berkata
kepadamu sesugguhnya diantara kita yang hadir disini ada yang tidak akan mati
sebelum mereka melihat bahwa kerajaan Allah akan datang dengan kekuatan
". Apakah maksud nats ini tidak cukup jelas? Juga kalau banyak
diantara orang-orang yang sezaman dengan Yesus mati, tetapi orang harus tetap
percaya bahwa kerajaan Allah akan datang dalam hidup generasi
mereka. Dengan melihat kedua pemahaman ini maka kita akan bandingkan
dengan buku ini dan dua pandangan teolog pada zaman kita ini yaitu George Eldon
Ladd dan Donald Gutrie.
Dalam
buku ini telah banyak penelitian dan interpretasi akan kerajaan Allah yang
disampaikan oleh Pemberitanya yaitu Yesus Kristus. Namun sekarang muncul
pertanyaan: Apakah pemberitaan Yesus tentang Kerajaan Allah masih memiliki
suatu arti bagi manusia pada waktu ini dan dapatkah pemberitaan Perjanjian Baru
secara umum dianggap penting bagi manusia modern pada saat ini? Menurut
anggapan saya bahwa buku ini memberikan jawaban berdasarkan historis kehidupan
bagaimana kehidupan Kristen mula-mula berharap: "bahwa Ia akan datang
kembali sebagai Anak manusia di atas awan-awn di langit dan sebagai Hakim yang
membawa keselamatan dan kebinasaan". Mungkin hal ini yang bisa kita
pertanggungjawbkan dalam kehidupan yang modern ini dimana banyak manusia
menggunakan rasionya dalam memberi tanggapan terhadap iman kita sehingga iman
kita akan kedatangan kerajaan Allah juga harus bisa kita pertanggungjawabkan
dengan rasio kita. Sehingga kita bisa melihat apa akibat dari hal itu jika
kita menilai kedatangan Kerajaan Allah itu dari rasio kita mungkin kita bisa
menilai kedatangan Kerajaan Allah itu hanya bersifat mitos saja.
Hal
yang penting bagi kita adalah bukti teologis dari apa yang sudah buku ini
sampaikan yang diambil dari Mrk. 1:14 "waktunya telah genap, Kerajaan
Allah sudah dekat" inilah kata yang Yesus berikan dalam mengawali
pelayananNya. Ayat ini juga dikutip oleh Gutrie [1] dimana ia menganggap hal ini
memberi kesan bahwa dengan kedatangan Kristus suatu peristiwa yang sangat
penting akan segera terjadi. Markus mencantumkan pemberitaan itu pada awal
riwayat pelayanan Yesus, maksudnya jelas bahwa pekerjaan Yesus dilihat sebagai
perwujudan dari pemerintah itu. Dalam beberapa aspek awal zaman Mesianik adalah
pembaruan masa kini. Nabi-nabi PL telah membuat persiapan untuk
itu. Keyakinan yang tersbar luas bahwa kedatangan Mesias akan disertai
dengan tanda-tanda berasumsi bahwa setelah Mesias tiba masih akan ada suatu
"masa kini" yang penuh dengan pekerjaan. Yesus sendiri telah
menyampaikan pernyataan yang serupa pada awal pelayananNya, tatkala Ia bicara
dalam rumah ibadat di Nazaret (Luk 4:16). Ucapan tentang pemerintah yang
peling menekankan kekinian ada pada Lukas 17: 20-21, "kerajaan Allah ada
diantara kamu". Pernyataan ini merupakan jawaban Yesus atas
pertanyaan langsung yang dilontarkan kepadnya oleh orang-orang Farisi tentang
kedatangan Kerajaan itu, karena itu harus dipandang sebagai petunjuk khusus
tentang sifat kekinian pemerintah, yang diperhadapkan dengan penekanan yang
lazim atas pemerintah masa depan. Pernyataan ini juga mengungkapkan sifat
Pemerintah yang non-politis. Apa yang Yesus katakan berarti pemerintah
bukanlah sesuatu yang dapat terlihat atau ditunjuk.
Matius
12:28 juga langsung menghubungkan kedatangan kerajaan itu dengan pelayanan
Yesus pada masa kini. Ayat ini ada dalam konteks pertentangan pendapat,
apakah Beelzebul yang mengusir setan, dan kemudian penegasan Yesus bahwa iblis
tidak mengusir iblis. "Tetapi jika Aku mengusir setan dengan Roh
Allah maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu" Lukas
menggunakan ungkapan "Kuasa Allah" sebagai ganti "Roh
Allah". Kedua bentuk ucapan itu menghubungkan kedatangan kerajaan
Allah dengan pengusiran setan dan memandang kuasa atas roh-roh jahat sebagai
bukti bahwa Kerajaan Allah sudah datang. Di sini tersirat pertentangan
antara pemerintah Allah dengan pemerintah iblis. Hal ini sejalan dengan
konflik rohani yang terlihat pada sepanjang pelayanan Yesus dan mencapai
puncaknya pada masa sengsaranya. Jelaslah yang dimaksud Yesus disini
adalah kedatangan kerajaan pada masa kini. Sama jelasnya bahwa tindakan
pengusiran setan bukanlah suatu peristiwa yang terjadi sekali untuk selamanya,
melainkan sesuatu yang terjadi terus menerus terjadi. Dalam pelayanan
Yesus pemerintah kegelapan ditantang secara efektif. Tidak mengherankan
bila masyarakat takjub terhadap kekuasaan Yesus. Nats selanjutnya yang
harus diingat adalah Matius 11: 11-12. Setelah menyebut ucapan Yesus
tenntang posisi Yohanes pembaptis dalam pemerintah, Matius mencatat "sejak
tampilnya Yohanes pembaptis sampai sekarang, pemerintah Sorga diserong dan
orang yang menyerongnya mencoba menguasainya" Lukas mengambil ucapan ini
dalam konteks yang berbeda.
Memang
muncul persoalan yang berkenaan dengan arti kalimat itu, namun tak perlu
diragukan bahwa apa yang dikatakan itu memiliki realitas masa kini. Dan
bukti tentang Kerajaan masa depan dapat kita lihat dalam ayat-ayat yang
berhubungan dengan pengajaran Yesus bahwa pemerintah itu belum terwujud. Ada
banyak petunjuk dalam ucapan Yesus yang memperlihatkan bahwa Ia sering
memikirkan masa depan pada waktu akhir zaman akan tiba. Gagasan ini sampai
pada puncaknya dalam khotbah tentang akhir zaman yang tercantum dalam Matius
24-25. dalam pasal-pasal ini diceritakan peristiwa-peristiwa yang akan
terjadi, dengan puncaknya pada kedatangan Anak Manusia dalam
kemuliaan. Tetapi sangat mencolok bahwa disitu Pemerintah sama sekali
disebut. Petunjuk satu-satunya tenntang pemerintah yang telah disediakan
bagimu sejak dunia diciptakan ada dalam bagian tentang penghakiman terakhir,
artinya pemerintah itu diterima sesudah kedatangan Anak Manusia dan jelas
berhubungan dengan akhir zman. Juga ada ubgkapan Injil Kerajaan dalam
Matius 24. jika keseluruhan khotbah tentang akhir zaman itu berhubungan dengan
pemerintah yang akan datang, maka terlihat Yesus menganggap gagasan itu penting
sekali.
Doa
"datanglah kerajaanmu, jadilah kehendakMu" memiliki penerapan untuk
masa kini maupun masa depan. Jika pemerintah itu sudah sepenuhnya terwujud
pada masa itu maka permohonan datanglah kerajaanmu hampir tidak
berarti. Dalam Matius 7:22 Yesus berbicara tentang hari terakhir tatkala
ia membicarakan hal masuk kedalam kerajaan itu dan untuk menunjuk pada sesuatu
yang akan datang. Sama halnya dengan gagasan tentang perjamuan kelak di
mana banyak orang yang akan datang dari timur dan barat duduk makan bersama
dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Semua yang dikemukakan diatas sudah cukup
untuk memperlihatkan bahwa aspek masa depan dari pemerintah itu sering ada
dalam pemikiran Yesus. Sekarang kita harus mencatat berbagai upaya para
anggota untuk memcahkan masalah tentang kedua aspek itu yakni masa depan dan
masa kini.
Sekarang
mungkin kita juga bisa melihat bagaimana Ladd [2] memandang kerajan Allah beserta
kutipan-kutipan yang ia pakai dalam bukunya. Dalam buku Ladd ia melihat
ajaran Yesus tentang kerajaan Allah secara radikal memodifikasi garis waktu
penebusan. Perjanjian Lama dan Yudaisme mengharapkan suatu hari, yaitu
"Hari Tuhan", saat Allah bertindak untuk mendirikan pemerintahannya
atas bumi. Hal itu dapat digambarkan dengan suatu garis lurus yaitu masa
kini dan masa depan. Dan Ladd melihat bahwa ada satu dualisme ganda dal;
am Perjanjian Baru, yaitu kehendak Allah terjadi dalam surga dan kerajaanNya di
bawa kedalam dunia.
Dalam
zaman yang akan datang, surga turun kebumi dan mengangkat
keberadaan historis kepada satu tingkatan yang baru dari penebusan yang hidup. Ini
diisyratkan dalam injil meskipun tidak dirinci "mereka yang dianggap layak
untuk mendapat bagian dalam dunia yang baru itu dan dalam kebangkitan diantar
orang mati, tidak akan kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak
dapat mati lagi, mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah
anak-anak Allah karena mereka telah dibangkitkan ". Ini adalah
tatanan keberadaan yang tidak mungkin dapat dibayangkan. Tidak ada analogi
manusia untuk melukiskan eksistensi tanpa ikatan seks dan keluarga secara
biologis dan sosiologis. Tapi inilah kehendak Allah yaitu untuk
mengalahkan kejahatan dan akhirnya membawa umatNya ke dalam kekekalan dari
hidup kekal pada zaman yang akan datang yang penuh berkat. Sehingga
pemerintah Allah telah datang kedalam sejarah dalam pribadi dan misi Yesus.
Dari
kesemuanya itu maka saya melihat bahwa pemahaman kita akan kerajaan Allah itu
haruslah bersifat eskatologis dan presentis. Dimana pemerintah Allah sudah
datang dan masih akan disempurnakan. Hal ini telah disinggung oleh buku
ini dan saya sangat setuju dengan itu karena kerajaaan Allah telah kita nikmati
sekarang ini dan memang semuanya ini akan disempurnakan oleh Allah kita
nantinya. Mungkin tentang kerajaan Allah ini dapat saya gunakan analogi
yang sederhana yaitu analogi dengan "embun".
Kalau
kita lihat dalam kehidupan kita, setiap pagi kita bisa merasakan embun itu yang
turun dari langit, namun embun itu juga masih berada dilangit. Demikianlah
juga halnya dengan pemerintah Allah dimana ia telah turun ke dalam kehidupan
kita namun juga masih ada dalam penantian kita sehingga selayaknya orang
Kristen memiliki pengharapan akan masa depan akan tetapi tidak mengabaikan masa
sekarang. Karena teologi orang Kristen adalah teologi
"sudah-belum". Kerajaan Allah itu sudah datang akan tetapi belum
disempurnakan.
Maka
untuk itu dalam melihat isi dari buku ini saya berpandangan bahwa AM Hunter
tidak begitu berbeda dengan para teolog lainnya seperti Gutrie dan Ladd. Dan saya juga setuju dengan pandangan mereka karena
tidak mengganggu bagi iman saya
TANGGAPAN
Tema
kita adalah Fakta Kristus serta uraiannya oleh penafsir-penafsir yang pertama. Tapi
penginterpretasian tidaklah berhenti dengan Yohanes melainkan berlangsung
terus. Sekarang seperti pada zaman PB, Gereja hidup antar D-Day dan V-Day,
ketika arti penuh dari apa yang Allah kerjakan di dalam Kristus akan
dinyatakan. Dan Allah akan menghapus air mata dari mata
mereka. Ketika itu Fakta Kristus tidak akan membutuhkan penafsiran lagi.
No comments:
Post a Comment