Bapak, Guru, Tuan, Tuhan
Dalam naskah Perjanjian Baru ada beberapa istilah yang dipakai untuk sapaan. Untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, istilah-istilah itu harus dianalisis komponen maknanya sebelum dipindahkan dan dicarikan padanan yang paling sesuai, umum dan wajar dalam bahasa Indonesia.
Sebagai pembanding dicantumkan beberapa terjemahan dalam bahasa Melayu/Indonesia:
I. Rabbi: kata yang dipinjam dari bahasa Aram ini dipakai untuk menyapa seorang guru agama Yahudi yaitu orang yang dipandang memiliki keahlian menafsir Alkitab, dan juga dipakai untuk menyapa Kristus. Berati orang yang menyapa Yesus dangan sapaan Rabbi menganggap Yesus sebagai seorang guru. Sapaan ini juga digunakan untuk memanggil Yohanes Pembaptis (Yoh 3:26 ).
II. Rabbouni: transkripsi Aram ini secara harafiah berarti “guruku” dan biasanya dipakai untuk menyapa guru agama Yahudi dan khususnya pimpinan Sanhedrin yang keturunan Hillel. Sapaan ini lebih terhormat daripada “Rabbi”. Si buta Bartimeus yang disembuhkan oleh Yesus memanggil Yesus Rabbouni (Mrk 10:51 ); Maria Magdalena menyapa Yesus Rabbouni (Yoh 20:16 )
III. Didaskale: merupakan bentuk vokatif—panggilan atau sapaan—yang bentuk nominanya didaskalos dan berasal dari kata kerja Yunani didasko. Kata ini diterjemahkan dengan guru atau pelatih (Yoh. 1;38). Yesus sering disapa dengan didaskale (bnd. Mat 8:19 ;Mat 12:38 ;Mat 19:16 ; Mat 22:16; 24; 36 dll.) Yesus melarang para pengikut-Nya menyalahgunakan istilah Rabbi (guru) dan mereka diperingatkan agar tidak menginginkan dipanggil sebagai Rabbi (Guru), karena hanya ada satu didaskalos (Guru) (Mat 23:7-8 ).
IV. Epistata: bentuk vokatif dari kata Yunani epistates ini merupakan sapaan yang dipakai kepada orang yang berkedudukan tinggi, biasanya diterjemahkan pemimpin atau guru.
V. Kurie: bentuk vokatif dari kata Yunai kurios yang memilik banyak arti dan penggunaan. Berikut ini beberapa makna kata kurios –baik sebagai sebutan (term od reference), sapaan (term of address) maupun sebagi gelar:
1. Pemilik yang menguasai sebidang tanah, hamba atau budak.
2. Majikan:
3. Kaisar atau Raja
4. Berhala-berhala (pemakaian ironis)
5. Sapaa penghormatan yang ditujukan kepada seorang ayah, suami, tuan, penguasa, mailaikat, orang yang belum dikenal, dan kepada Yesus dalam arti biasa maupun arti yang khusus.
a) ayah
b) suami
c) tuan
d) penguasa
e) malaikat
f) orang yang belum kenal
Yesus disapa kurie oleh orang banyak
Yesus juga disapa kurie oleh pengikut-pengikutnya
g) Dalam Septuaginta dan perjanjian Baru nama Tuhan YHWH diterjemahkan sebagai kurios ‘Tuhan’ (Mat 4:7 ; Yak 5:11 ). Adon diterjamahkan ‘Tuhan’ (Mat 22:44 ); Adonay diterjemahkan ‘Tuhan’ (Mat 1:22 ); begitu juag Elohim (Allah) diterjemahkan ‘Tuhan’ (1 Ptr 1:25 ).
Jadi, dalam Perjanjian Baru ada dua pemakaian kurie: pertama, pemakaian yang bersifat umum; kedua penggunaan khusus seperti yang dipakai oleh orang Yahudi dalam Septuaginta. Dalam arti kedua ini kurios “Tuhan’ merupakan gelar bagi Allah dan Kristus, yaitu Yang Berkuasa atas umat manusia.
Sejak awal pelayanan-Nya, Yesus disebut dengan gelar kurios dan disapa kurie (Tuhan) seperti dalam Mat 7:21-22;9:38; 22:41-45 ; Mrk 5:19 . Di hadapan pengikut-pengikut-NYa , Yesus menyebut diri-Nya didaskale (Guru) dan kurie (Tuhan) (Yoh 13:13 ). Dan Tomas mengakui dan menyapa Yesus sebagai “kurie (Tuhan) dan theos (Allah)” (Yoh 20:28 ). Sedangkan Petrus dalam khotbahnya menyebut Yesus yang telah bangkit dari kematian sebagai “Kurios(Tuhan) dan Kristos (Raja Penyelamat)” (Kis 2:36 ).
Sejak itu (kecuali dalam Kis 10:4 dan Why 7:14 ) berdasarkan data yang ada dalam naskah Yunani Perjanjian Baru, kurie (Tuhan) selalu dipakai oleh umat percaya hanya untuk memanggil Allah dan Yesus Kristus.
Kesimpulannya, setelah membandingkan ke-4 terjemahan Alkitab dalam bahasa Melayu dan Indonesia, terjemahan yang memadai adalah terjemahan yang mengalihbahasakan istilah-istilah dari sumber menurut makna dan fungsi kontekstualnya, lalu menggunakan padanan yang umum dan wajar dalam bahasa sasaran. Jadi, sesuai dengan konteksnya, Yesus dapat disapa dengan Pak, Bapak, Guru, atau Pak Guru, Tuan atau Tuhan.
Rujukan Pustaka
Sumber: Forum Biblika no 4