Sunday 18 February 2018

Musik Gereja

TIM MUSIK menurut KONSEP DAUD 
Oleh Team Musik 
ALLAH BERSEMAYAM DI ATAS PUJI-PUJIAN UMATNYA (MAZMUR 22:4)
     Kita masuk hadirat Tuhan bukan karena pujian tetapi  karena darah Yesus,  perbedaannya ada orang yan mem bawa pujian  dan yang tidak membawa apa-apa. Kata “Puji-pujian” berasal dari kata Ibrani ‘Tehillah’ dipakai sebanyak 57 kali dalam Perjanjian Lama yang diterjemahkan sebagai kata ‘puji-pujian’. Arti ‘Puji-pujian’ bukan sekedar menyanyikan lagu tetapi menyanyi dengan penuh kekaguman dan kerinduan Mazmur 22:27 memakai istilah ‘mencari’. Dan biasanya dinyanyikan dalam ‘jemaat yang besar’ (Mazmur 22:26) dalam suatu perayaan ibadah. Arti “Allah bersemayam” di Mazmur 22:4 bukanlah sekedar Allah hadir tetapi menggambarkan bahwa Allah hadir dan memerintah, melakukan sesuatu bagi umatNya.
Sebagai illustrasi adalah dimana ada sampah, di situ pasti ada lalat. Walaupun lalat tidak pernah diundang untuk datang, mereka dengan sendirinya datang karena bau sampah adalah habitatnya. Atmosfir yang Allah suka adalah puji-pujian, penyembahan karena hal-hal itu ‘berbau harum’ di hadapanNya.
     Ada perbedaan tentang istilah ’kehadiran Allah’ baik di dalam Mazmur 139:7-9, Matius 18:20 dan Mazmur 22:4 ini. Daud dalam Mazmur 139 memberitahukan kepada kita bahwa Allah adalah maha hadir. Dia hadir di mana-mana, tidak bisa dibatasi tempat, karena Dia ’Omni Present’. Dalam Matius 18:20 dicatat kalau ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Tuhan, Dia akan hadir. Kehadiran Allah di sini bisa’dirasakan’ oleh kelompok tersebut. Karena mereka memfokuskan pada Tuhan. Seperti selembar kertas yang tergeletak di sebuah lapangan parkir pada siang hari yang panas. Cahaya matahari bersinar merata di segala sudut, namun tidak dapat membakar kertas itu. Hanya jika ada org membawa kaca pembesar lalu memfokuskan cahaya matahari ke atas kertas itu, kertas dapat terbakar. Begitu pula dalam ibadah. Saat jemaat sungguh mengarahkan hatinya kapada Tuhan, barulah mereka dapat merasakan hadirNya. Nah, dalam Mazmur 22:4 digambarkan Allah ’bersemayam’ (bertahta), melakukan sesuatu dalam otoritasNya.
TIM MUSIK KONSEP DAUD.
     Dicatat dalam Mazmur 115:164 bahwa Daud memuji Tuhan sebanyak tujuh kali dalam sehari. Beda dengan Musa yang berdoa tiga kali dalam sehari (Mazmur 55:18). Nampaknya Daud yang mahir dalam bermain kecapi (1 Samuel 16:14-23) menangkap kesukaan Allah yaitu musik. Itulah sebabnya mengapa Allah ciptakan Lusifer pada mulanya yang bertugas memimpin pujian dan penyembahan di Surga. Hingga hari dimana Lusifer jatuh dan diusir dari Surga. Daud hidup di kalangan bangsa Israel yang memiliki budaya musik tinggi, bukan hanya dalam hal menyanyikan lagu, membaca Alkitabpun dengan aksen khusus seperti orang menyanyi.
     Berdasarkan pengenalan akan Tuhan, Daud membuat lima (5) syarat dalam membentuk tim musik untuk ibadah.
(1) Harus yang berbakat (memiliki SKILL). Tidak semua org Lewi (pelayan/pengerja) yang bisa melayani di bidsang musik, tapi yg berbakat saja (ahli seni). Dicatat dalam 1 Taw 23:2-53 dari 38.000 Lewi : 24.000 mengawasi pekerjaan di rumah Tuhan + 6.000 pengatur & hakim + 4.000 Penunggu pintu gerbang/usher + 4.000 pemusik & penyanyi (10% dari total pelayan) Dan dari 4.000 Pemusik ada 288 tim inti (1 Taw 25:7).
(2) SANCTIFICATION (harus menguduskan diri). dalam 1 Taw 15:12,14; 2 Taw 5:11 ditulis dengan jelas persyaratan ini. Mengingat para imam Lewi menjadi ’saluran atau bejana’ maka harus ’bersih’ supaya tidak hanya sekedar entertainment. Konon, orang yang sangat andalkan bakatnya saja tanpa menghiraukan hidupnya dalam melayani musik, maka Tuhan akan melihatnya bukan seperti manusia.
(3) SUBMISSION (memiliki kerendahan hati). Ditulis berulang-ulang dalam 1 Taw 25:2-7 tentang ’di bawah pimpinan’  yang artinya harus ada ’penundukkan diri’ para tim musik kepada otoritas yang dipercaya supaya belajar rendah hati. Sehingga menghindari kasus Lusifer yang sombong dan tidak mau tunduk kepada otoritas di atasnya (Yeh 28:11-18).
(4) SENSITIVITY (mengasah kepekaan). Ditulis bahwa anak Asaf bernubuat dg petunjuk raja (Daud) (1 Taw 25:2), anak Yedutun bernubuat dg iringan kecapi...(25:3) dan anak Heman pelihat raja (25:5). ’Bernubuat’ dan ’pelihat’ menunjukkan bahwa para tim musik harus memiliki ’prophetic’ (kepekaan apa yang Allah mau katakan dan lakukan saat itu).
(5) SIMULTANEOUSLY (sebagai tim harus sehati dan kompak). Kata ’serentak’ dalam 2 Taw 5:13-14 menunjukkan bahwa sebagai satu tim, para singer dan pemusik harus sehati dalam menyanyi dan bermusik. Walaupun tiap anggota berbeda, seperti snar gitar, namun ketika disatukan dalam keharmonisan menjadi suatu bunyi yang indah. Menanggalkan ego dan melebur menjadi satu tim yang kompak. (bnd Maz 133:1-3). Dalam 2 Taw 5:13-14 dicatat bahwa Allah meresponi dengan cara  hadir dalam ibadah pentahbisan bait Suci  sehingga para imam tidak tahan berdiri.
KONSEP MUSIK DAUD DIPAKAI DALAM IBADAH & PEPERANGAN
     Ide dan konsep Daud tentang tim musik, selanjutnya dipakai di zaman raja-raja setelah Daud. Alkitab selalau menulis “sebagaimana yg ditulis Daud”, ”sebagaimana yang diperintahakan Daud” artinya apa yang sudah digariskan oleh Daud, diterapkan kembali baik pada zaman raja Salomo, ketika merayakan Pondok daun (2 Taw 7:6; 8:14), zaman raja Hizkia waktu menguduskan Rumah Tuhan (2 Taw 29:25-27) dan zaman raja Yosia manakal merayakan Paskah ( 2 Taw 34:12-13; 35:4,15). Pada waktu ibadah dilakaukan menurut versi daud, Allah hadir dan memberkati bangsa Israel.
     Bukan hanya dalam ibadah, dalam peperangan dan kehidupan sehari-haripun, konsep musik versi Daudpun dipakai oleh beberapa raja dan para pemimpin pada zamannya.
(1) Sebut saja Yosafat, ketika takut menghadapi musuhnya, membentuk barikade perang yang ’aneh’, karena para pemuji dan pemusik ditaruh di depan barisan. Dalam 2 taw 20:22 dicatat ketika mereka ’mulai’ bersorak dan menyanyikan pujian bagi Tuhan, Allah turun untuk berperang bagi mereka. Alhasil, kemenangan mutlak ada di pihak Yosafat. Di sini dapat ditarik pelajaran bahwa pujian memiliki kuasa atau kekuatan untuk menghancurkan musuh.
(2) Pada zaman Yosua, ketika mau menduduki negeri yang dijanjikan Tuhan, harus menghadapi tembok Yerikho yang kuat dan tinggi. Setelah mengelilingi tembok penghalang itu sebanyak tiga belas kali, maka dalam putaran terakhir bangsa Israel disuruh melakukan ‘praise’. dalam PRAISE sebenarnya terkandung di dalamnya ada  P roclaim  R ejoice  pplause  Intimacy  S hout (sorak)  E xpression. Ketika mereka secara serentak ‘bersorak’ (shout), maka runtuhlah tembok penghalang itu. Rupanya Pujian juga mengandung kekuatan untuk merobohkan tembok (bnd 2 Kor 10:4).
(3) Pujian memiliki kuasa untuk mengusir setan juga. Ingat kisah tentang Daud yang dipanggil untuk bermain kecapi di depan saul, dan roh jahat yang ada di dalam Saul keluar ketika mendengar instrumental yang dimainkan oleh Daud (1 Sam 16:23). Sebagai perbandingan bahwa permainan musik instrumental juga pernah dilakukan waktu Elisa dipanggil untuk memberitahukan apa yang Allah kehendaki (2 Raj 3:11,15). Instrument pujian bisa membuat Allah hadir dan juga bisa mengusir setan.  Dahsyat ya !
(4) Pujian dapat melepaskan belenggu dan ikatan apapun. Hal itu dialami oleh Silas & Paulus, waktu mereka berada dalam kurungan penjara. Mereka menyanyikan kidung pujian (himne) tanpa alat musik, dan kelepasan terjadi (Kis 16:25).
(5) Pujian memiliki kuasa untuk mengubah hidup seseorang. Hal itu ditulis dalam Mazmur 115:8 yang menjelaskan bahwa kita akan menjadi sama seperti apa yang kita sembah atau idolakan. Apa yang Anda sangat kagumi ? lama kelamaan Anda akan seperti yang Anda idoalan itu.
(6) Dalam Mazmur 40:4 dicatat bahwa nyanyian baru dapat membuat orang percaya kepada Tuhan. Lagu rohani yang bagus dapat membuat orang bertobat dan percaya Tuhan. Dapat menarik jiwa untuk datang kepadaNya (bnd Yoh 12:32).

No comments:

Post a Comment

Misi Kristus Sedunia

PELAJARAN SEKOLAH MINGGU

  TANGGAL   PELAJARAN SEKOLAH MINGGU KATEGORI Babak pertama        ...