Monday, 31 July 2017

U L A N G A N   2  :  1   1 3
(Beberapa Catatan dan Informasi/Kutipan Lepas)
1. Kronologi
     kr. (kira-kira) 1446 sM       : Keluaran (“Exodus”) dari Mesir.
     kr. 1446 – 1406 sM           : Masa pengembaraan di padang gurun.  
     kr. 1445 sM                       : Dasa Titah diberikan.
     kr. 1406 sM                       : Kitab Ulangan [mulai] ditulis.
     kr. 1406 sM                       : Musa meninggal. Joshua menjadi pemimpin pengganti.
     kr. 1406 sM                       : Umat Israel memasuki Tanah Kanaan.      
       [Sumber: Quest Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2003), p. 246].

2. Pengantar    
     Istilah “ulangan” yang menjadi judul kitab bacaan kita sekarang ini berasal dari istilah
     deuteronomion (Yunani), yang berarti peng-ulangan [hukum Taurat]. Istilah ini meru-
     pakan terjemahan [yang keliru] untuk kata-kata “salinan hukum ini” dalam Ul 17:18.
     Kitab ini menyuguhkan suatu seri pidato Musa. Sebelum meninggal, dan sebagai pe-
     mimpin umat, dia memberikan peraturan-peraturan kepada bangsanya. Sekaligus meru
     -pakan pesan terakhir dari Musa untuk bangsanya tentang cara bagaimana mereka hi-
     dup dalam negeri (Tanah Kanaan) yang akan mereka masuki dan duduki untuk kemu-
     dian dihuni oleh mereka [Sumber: Etienne Charpentier, Bagaimana Membaca Perjanjian Lama, terj. (Jakarta: BPK-GM,
        1969), hlm. 75].

        Informasi:      Di sana, di perbatasan, pria tua Musa menyampaikan tiga pidato, yang karena
                        panjangnya dan kekuatan emosionalnya, tidak ada tandingannya di Alkitab. Ini
                        adalah kesempatan terakhirnya untuk menasihati dan memberi semangat kepada
                        bangsa yang ia telah pimpin selama 40 tahun yang penuh pergolakan. Dengan
                        penuh semangat, dengan cermat, dengan penuh air mata, ia mengulas sejarah
                        mereka langkah demi langkah, sesekali gusar oleh kenangan menyakitkan, tetapi
                        lebih sering mencurahkan kasing sayang pedih orang tua yang memanjakan. Si-
                        ratan kesedihan menyelimuti pidato itru, karena Musa sudah tahu ia tidak akan
                        bergabung lagi dalam kemenangan memasuki Kanaan [kutipan dari Phillip Yancey, Mengenal
                                  Tuhan, terj. (Batam: Gospel Press, 2003), hlm. 37].

3. Eksposisi
        [Sumber utama: Quest Study Bible, op. cit., p. 249].
        Mengapa keturunan Esau merasa takut kepada orang-orang Israel, padahal mere-
      ka masih ada hubungan kekerabatan, sama-sama masih keturunan Yakub (ayat 4-
      5)?
      Sudah bisa dipastikan bahwa mereka telah mendengar berita-berita bagaimana Tuhan meno-
      long orang-orang Israel untuk memenangkan peperangan. Itu berarti bahwa Allah melindungi
      dan memelihara orang-orang Israel. Mestinya mereka juga masih mengingat apa yang dinya-
      takan Tuhan kepada Ishak (Kej 25:23) di masa lampau.

      Mengapa Tuhan melindungi negeri keturunan Esau (ayat 5)?
      Ketika Yakub pulang dari dari Padan-Aram (Kej 33:1-9), ternyata Esau tidak lagi menaruh
      dendam kepada Yakub, adiknya itu. Sebagai keturunan Abraham, Allah tetap memberkati
      Esau dan keturunanya, bani Edom, terlepas dari kenyataan bahwa mereka tidak terlalu ber-
      sahabat terhadap orang-orang Israel.

      Mengapa Allah tetap saja memelihara orang-orang Irael, padahal mereka sedang
      dihukum oleh Tuhan sendiri?
      Begitulah ungkapan kasih-sertia Tuhan. Hukuman Tuhan itu pun dimaksudkan agar orang-
      orang Israel mau sepenuhnya percaya kepada Tuhan, setelah melewati 40 tahun pengemba-
      raan di padang gurun [bnd. ay. 7]. Tuhan tidak menginginkan mereka gagal kedua kalinya,
      seperti ketika mereka sudah mencapi perbatasan, tetapi gagal masuk ke Kanaan, hanya ka-
      rena mereka tidak yakin sepenuhnya kepada kuasa Allah.
      Informasi:  [Ay. 12] “seperti yang dilakukan orang Israel dengan negeri miliknya”. Jelaslah
                         bahwa proses perebutan tanah Kanaan sudah selesai pada waktu kalimat ini di-
                         susun. Agaknya pengarang lupa bahwa konteksnya merupakan pidato Musa
                         yang diucapkan di padang gurun Moab, sebelum Israel menyeberang Yordan.
                         Dengan demikian dikuatkan kesan bahwa ayat ini merupakan catatan ilmiah yang
                         disisipkan [kutipan dari  I.J. Cairns, Tafsiran Alkitab: Kitab Ulangan, Pasal 1-11  (Jakarta: BPK-GM, 2003), hlm.
                                    59].

4. Renungan
           Menurut cetakan Alkitab [LAI], bagian ini diberi judul “Riwayat perjalanan di padang
      gurun”. Memang tepatlah demikian kalau bahannya dipandang sebagai uraian fakta-fakta
      sejarah. Tetapi maksud penyusun Kitab Ulangan menjurus ke tujuan lain, yakni uraian
      beberapa pokok teologis yang penting.
      1. TUHAN adalah bukan Allah bangsa Israel semata-mata, melainkan melindungi serta
      membimbing bangsa-bangsa tetangga pula: (Edom (ay 4-6), Moab (ay 9), Amon (ay 20-
      22), Kaftor (bangsa Filistin --- ay 23).
           Hendaklah umat TUHAN pada jaman modern pun bersikap demikian --- menyadari
      serta mengagumi karya TUHAN di antara tiap-tiap bangsa dan golongan di atas seluruh
      permukaan bumi. Ternyata, TUHAN tidak terbatas pada kalangan kita, melainkan ren-
      canaNya yang universal berlangsung terus.
      2. Dalam memperjuangkan Kerajaan TUHAN, [untuk] kemajuan gereja, [hendaknya] ti-
      dak pernah kita memaksa keadaan: kemajuan yang sewajarnya akan tercapai bila dengan
      sabar kita menuruti jadwal TUHAN. Maka untuk itu TUHAN sudah menyediakan segala
      fasilitas. Bahkan usaha Israel sudah TUHAN sukseskan, sehingga mereka mempunyai ke-
      cukupan untuk mengongkosi segala kebutuhan, tanpa rampasan dan kekerasan (ay 7).
      3. Salah seorang penafsir yang menyusuli pengarang Ulangan telah berusaha menghiasi
      riwayat dengan tambahan beberapa seluk-beluk sejarah yang menarik, misalnya sejarah
      tanah Edom (ay 10-12), Amon (ay 20-22), Filistin (ay 23). Demikianlah kebiasaan kaum
      pengkhotbah: penyampai firman menjadi penghias firman. Baiklah demikian --- asal
      pengkhotbah waspada, supaya hiasan yang dia tempelkan itu meningkatkan dan tidak
      mengurangi kesan dari riwayat yang dipercayakan kepadanya! [kutipan dari Ibid., hlm. 62].

- - - NR - - -



                                                        


                          


     

No comments:

Post a Comment

Misi Kristus Sedunia

PELAJARAN SEKOLAH MINGGU

  TANGGAL   PELAJARAN SEKOLAH MINGGU KATEGORI Babak pertama        ...