U
L A N G A N 2 : 1 – 1 3
(Beberapa
Catatan dan Informasi/Kutipan Lepas)
1.
Kronologi
kr. (kira-kira) 1446 sM : Keluaran
(“Exodus”) dari Mesir.
kr. 1446 – 1406 sM : Masa pengembaraan di padang gurun.
kr. 1445 sM
: Dasa Titah
diberikan.
kr.
1406 sM : Kitab
Ulangan [mulai] ditulis.
kr.
1406 sM : Musa
meninggal. Joshua menjadi pemimpin pengganti.
kr.
1406 sM : Umat Israel memasuki
Tanah Kanaan.
[Sumber: Quest Study Bible (Grand Rapids , Mich. :
Zondervan, 2003), p. 246].
2. Pengantar
Istilah “ulangan”
yang menjadi judul kitab bacaan kita sekarang ini berasal dari istilah
deuteronomion (Yunani),
yang berarti peng-ulangan [hukum Taurat]. Istilah ini meru-
pakan terjemahan [yang
keliru] untuk kata-kata “salinan hukum ini” dalam Ul 17:18.
Kitab ini menyuguhkan
suatu seri pidato Musa. Sebelum meninggal, dan sebagai pe-
mimpin umat, dia
memberikan peraturan-peraturan kepada bangsanya. Sekaligus meru
-pakan pesan terakhir dari Musa untuk
bangsanya tentang cara bagaimana mereka hi-
dup dalam negeri
(Tanah Kanaan) yang akan mereka masuki dan duduki untuk kemu-
dian dihuni oleh
mereka [Sumber: Etienne
Charpentier, Bagaimana Membaca Perjanjian
Lama, terj. (Jakarta :
BPK-GM,
1969), hlm. 75].
Informasi:
Di sana , di perbatasan, pria tua Musa
menyampaikan tiga pidato, yang karena
panjangnya dan kekuatan
emosionalnya, tidak ada tandingannya di Alkitab. Ini
adalah kesempatan
terakhirnya untuk menasihati dan memberi semangat kepada
bangsa yang ia telah
pimpin selama 40 tahun yang penuh pergolakan. Dengan
penuh semangat, dengan
cermat, dengan penuh air mata, ia mengulas sejarah
mereka langkah demi
langkah, sesekali gusar oleh kenangan menyakitkan, tetapi
lebih sering mencurahkan
kasing sayang pedih orang tua yang memanjakan. Si-
ratan kesedihan
menyelimuti pidato itru, karena Musa sudah tahu ia tidak akan
bergabung lagi dalam
kemenangan memasuki Kanaan [kutipan dari Phillip
Yancey, Mengenal
Tuhan,
terj. (Batam: Gospel Press, 2003), hlm. 37].
3. Eksposisi
[Sumber utama: Quest Study Bible, op. cit., p. 249].
Mengapa keturunan Esau merasa
takut kepada orang-orang Israel ,
padahal mere-
ka masih ada hubungan
kekerabatan, sama-sama masih keturunan Yakub (ayat 4-
5)?
Sudah bisa dipastikan bahwa mereka telah
mendengar berita-berita bagaimana Tuhan meno-
long orang-orang Israel untuk
memenangkan peperangan. Itu berarti bahwa Allah melindungi
dan memelihara orang-orang Israel.
Mestinya mereka juga masih mengingat apa yang dinya-
takan Tuhan kepada Ishak (Kej 25:23) di
masa lampau.
Mengapa
Tuhan melindungi negeri keturunan Esau (ayat 5)?
Ketika Yakub pulang dari dari Padan-Aram (Kej 33:1-9),
ternyata Esau tidak lagi menaruh
dendam kepada Yakub, adiknya itu. Sebagai
keturunan Abraham, Allah tetap memberkati
Esau dan keturunanya, bani Edom ,
terlepas dari kenyataan bahwa mereka tidak terlalu ber-
sahabat terhadap orang-orang Israel .
Mengapa Allah tetap saja memelihara
orang-orang Irael, padahal mereka sedang
dihukum oleh Tuhan sendiri?
Begitulah ungkapan kasih-sertia Tuhan.
Hukuman Tuhan itu pun dimaksudkan agar orang-
orang Israel mau sepenuhnya percaya
kepada Tuhan, setelah melewati 40 tahun pengemba-
raan di padang gurun [bnd. ay. 7]. Tuhan
tidak menginginkan mereka gagal kedua kalinya,
seperti ketika mereka sudah mencapi
perbatasan, tetapi gagal masuk ke Kanaan, hanya ka-
rena mereka tidak yakin sepenuhnya kepada
kuasa Allah.
Informasi: [Ay. 12] “seperti yang dilakukan orang Israel dengan
negeri miliknya”. Jelaslah
bahwa proses perebutan
tanah Kanaan sudah selesai pada waktu kalimat ini di-
susun. Agaknya
pengarang lupa bahwa konteksnya merupakan pidato Musa
yang diucapkan di padang gurun Moab ,
sebelum Israel
menyeberang Yordan.
Dengan demikian dikuatkan kesan
bahwa ayat ini merupakan catatan ilmiah yang
disisipkan [kutipan dari I.J. Cairns , Tafsiran
Alkitab: Kitab Ulangan, Pasal 1-11 (Jakarta : BPK-GM, 2003),
hlm.
59].
4. Renungan
Menurut cetakan Alkitab [LAI],
bagian ini diberi judul “Riwayat perjalanan di padang
gurun”. Memang tepatlah demikian kalau
bahannya dipandang sebagai uraian fakta-fakta
sejarah. Tetapi maksud penyusun Kitab
Ulangan menjurus ke tujuan lain, yakni uraian
beberapa pokok teologis yang penting.
1. TUHAN adalah bukan Allah bangsa Israel semata-mata, melainkan
melindungi serta
membimbing bangsa-bangsa tetangga pula: (Edom (ay 4-6), Moab (ay 9),
Amon (ay 20-
22), Kaftor (bangsa Filistin --- ay 23).
Hendaklah umat TUHAN pada jaman
modern pun bersikap demikian --- menyadari
serta mengagumi karya TUHAN di antara tiap-tiap bangsa dan golongan di
atas seluruh
permukaan bumi. Ternyata, TUHAN tidak terbatas pada kalangan kita,
melainkan ren-
canaNya yang universal berlangsung terus.
2. Dalam memperjuangkan
Kerajaan TUHAN, [untuk] kemajuan gereja, [hendaknya] ti-
dak pernah kita memaksa keadaan: kemajuan yang sewajarnya akan tercapai
bila dengan
sabar kita menuruti jadwal TUHAN. Maka untuk itu TUHAN sudah menyediakan
segala
fasilitas. Bahkan usaha Israel
sudah TUHAN sukseskan, sehingga mereka mempunyai ke-
cukupan untuk mengongkosi segala
kebutuhan, tanpa rampasan dan kekerasan (ay 7).
3. Salah seorang penafsir yang menyusuli pengarang Ulangan
telah berusaha menghiasi
riwayat dengan tambahan beberapa seluk-beluk sejarah yang menarik,
misalnya sejarah
tanah Edom
(ay 10-12), Amon (ay 20-22), Filistin (ay 23). Demikianlah kebiasaan kaum
pengkhotbah: penyampai firman menjadi penghias firman. Baiklah demikian
--- asal
pengkhotbah waspada, supaya hiasan yang dia tempelkan itu meningkatkan
dan tidak
mengurangi kesan dari riwayat yang dipercayakan kepadanya! [kutipan dari Ibid., hlm.
62].
- - - NR - - -
No comments:
Post a Comment