Sunday 22 November 2020

GAJI Pdt or PT

 *SISTEM PENGGAJIAN ALKITABIAH*


Jika seseorang sungguh berhikmat ia pasti menyadari bahwa sistem penggajian membawa pengaruh yang sangat besar terhadap pelayanan. Ketika Jenderal di Pentagon merencanakan penyerangan ke Afganistan, salah satu faktor yang mereka pasti pikirkan amat sangat dan baik-baik ialah supply kebutuhan prajurit yang dikirim ke sana. Dan pihak musuh, Taliban, juga sangat tahu bahwa jika mereka berhasil memotong supply pasukan, maka mereka akan berhasil setidaknya menghambat kemajuan pasukan AS. Itulah sebabnya mereka berulang-ulang menyerang mobil pengangkut bahan makanan.



Sistem penggajian gereja telah dimanfaatkan iblis yang sangat pintar dan licik untuk merusak gereja.


[1]. Gembala digaji oleh negara. Ini sistem yang diterapkan di Eropa oleh gereja-gereja yang bersatu dengan negara. Sistem ini telah menjadi salah satu faktor yang menghancurkan gereja di sana. Jika tiap tanggal 1 gaji masuk ke dalam rekening seperti pegawai negeri, maka jemaat dari seribu orang turun hingga sepuluh orang, Gembala tidak perlu pusing.


[2]. Gembala digaji oleh Sinode. Ini persis sama dengan yang pertama. Dan sistem ini memakai tingkat pendidikan sebagai patokan. Gembala bukan hanya tidak pusing kalau jemaat tinggal sepuluh orang, bahkan sistem ini telah mendorong mereka kejar titel, dan ramai-ramai cari yang akreditasi. Tidak pernah hadir kuliah pokoknya ada gelar doktor. 


[3]. Gembala digaji oleh majelis. Hasil akhirnya, Gembala jadi KARYAWAN majelis. Orang muda TIDAK BERMINAT jadi hamba Tuhan, dan gereja kalang-kabut mencari Gembala dan akhirnya saling membajak Gembala gereja lain. Ketika kekurangan hamba Tuhan, maka hamba Tuhan juga tahu profesinya langka sehingga dia berubah menjadi hamba uang dengan menuntut fasilitas, standard gaji dll. Gereja akan digembalakan oleh Gembala upahan yang cari makan di gereja. Setelah waktu berjalan lama, gereja akan mirip Yayasan, atau ormas, tidak ada penginjilan karena Gembala upahan, dan khotbah pun alakadarnya. Bahkan biasanya Gembala hanya tukang kubur orang, tukang kawinkan orang, tukang Baptis orang. 


[4]. Gaji Gembala ditetapkan seluruh anggota jemaat. Efeknya sang Gembala adalah KARYAWAN dari anggota jemaatnya yang baru berumur 18th. Sudah pasti akan semakin sedikit orang yang MERASA dipanggil Tuhan untuk melayani Fulltime. Kekristenan akan menuju punah sendirinya. 


[5]. Gembala tetapkan sendiri gajinya. Biasanya yang bisa begini karena Gembala adalah sang pendiri gereja. Efeknya, jika Gembala ambil sedikit dia merasa kekurangan, dan jika dia ambil banyak akan ada banyak gosip yang beredar bahwa dia ambil kebanyakan. Sangat tidak elok, dan akan jadi batu sandungan. 


[6]. Gembala ambil seluruh Persembahan Persepuluhan (PP). Gereja demikian biasanya adalah yang Gembalanya mantan pengusaha yang banting steer dari pengusaha materi menjadi pengusaha rohani. Tidak puas dengan 500 PP, dia masih perlu tambah Khotbah mengancam dengan kutuk, belalang pelahap dll. Gereja demikian biasanya mengikuti angin badai penyesatan, sebentar musim tertawa dia ajak jemaatnya tertawa, nanti musim menangis dia ajak jemaatnya menangis. Apa saja akan dilakukannya asal itu bisa membuat pengunjung ramai dan PP bertambah. Segala macam cerita akan dikarangnya, dari dibawa ke Sorga hingga dibawa ke neraka. Dan kesaksian yang heboh paling disukainya karena itu semacam entertainmen yang menarik untuk disuguhkan. 


[7]. Gembala maksimum ambil 11 PP (Persembahan Persepuluhan). Jika ada 500 PP, Gembala hanya boleh memilih 11 PP sesukanya, dan sisanya 489 PP untuk keperluan lain. Orang Kristen diajar untuk memberikan minimum 10% dari penghasilannya dengan *SUKARELA* dan *SUKACITA.* Selama lebih tiga puluh tahun jadi Gembala, saya tidak pernah dapatkan orang Kristen LAHIR BARU yang keberatan kasih kepada Tuhan di atas 10% dari penghasilannya. Sistem penggajian ini *MENCONTOH* sistem Tuhan ketika dulu Ia mengaji suku Lewi. Jadi, hanya sistem ini yang ada dasar Alkitabnya. Ketika Tuhan memberkati anggota jemaat yang setia kasih PP, itu sama dengan Ia memberkati pekerjaNya. Inilah sistem yang paling ideal, paling masuk akal, paling membawa efek positif bagi kekristenan. Sistem inilah yang diajarkan dan dipakai GBIA. 


*CATATAN:*

Ada sih yang berkata bahwa hamba Tuhan tidak perlu digaji, mereka harus hidup dari persembahan sukarela anggota jemaat. Biasanya orang yang berkata demikian justru adalah yang tidak mau jadi hamba Tuhan Fulltimer, yang maunya cuma komentar. Dia juga biasanya tidak peduli kalau kekristenan menurun bahkan punah. 


Banyak orang tidak paham bahwa sifat Kisah Para Rasul adalah CATATAN tentang keadaan ketika kekristenan dimulai. Gereja mula-mula bukan yang paling benar melainkan yang masih dibentuk, sambil buku petunjuknya sedang ditulis. 


Banyak orang membandingkan pelayan sekarang dengan Paulus dan keadaan jemaat paling awal. Padahal itu keadaan yang mirip dengan keadaan perang kemerdekaan. Tidak satupun negara yang memberlakukan tentara regulernya di saat normal dengan keadaan sukarelawan saat perang kemerdekaan. Kalau semua anggota TNI disuruh bawa bekal sendiri-sendiri, pasti tidak ada satu pun anak muda yang daftar. Maka itu biasanya yang berbicara demikian pun tidak mau jadi pelayan Tuhan Fulltimer. Bisa saja ada orang yang tabungannya sudah cukup, atau yang sudah punya saham di berbagai perusahaan, ikutan melayani dan berkata tak perlu sistem gaji cukup hidup dengan iman, dan dia menunjuk contoh keadaan di Kisah Para Rasul. Tetapi jelas sekali bahwa cara ini tidak bisa menjadi sebuah sistem yang berlaku untuk semua pekerja Fulltimer di semua daerah dan sepanjang waktu. 


Ada juga yang mengandalkan sistem disodok pakai amplop. Gembala yang di kota besar bisa hidup dari sodokan amplop ibu-ibu yang badannya penuh emas, tetapi kasihan mereka yang di kota kecil, apalagi yang di kampung. Lagi pula sodokan amplop telah menyebabkan si Gembala tidak berani tegur dosa, terutama jika yang harus ditegur justru yang sering menyodoknya dengan amplop. Akhir dari sistem ini ialah Gembala menjadi pengemis berdasi, dan anak-anaknya tidak bangga dengan profesi ayah mereka.



Maranatha!

No comments:

Post a Comment

Misi Kristus Sedunia

PELAJARAN SEKOLAH MINGGU

  TANGGAL   PELAJARAN SEKOLAH MINGGU KATEGORI Babak pertama        ...