RINGKASAN BUKU SEJARAH PERKEMBANGAN PRAKTEK DAN PIKIRAN PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN DARI YOHANES AMOS SAMPAI PERKEMBANGAN PAK DI INDONESIA (ROBERT R. BOEHLKE, P.h.D )
Dosen Pengampu : Dr. Eko Basuki
Prodi M.Pd
27 September – 1 Oktober 2019
STT POKOK ANGGUR JAKARTA
Bib ID
|
1987543
|
||
Format
|
|||
Author
|
|
||
Edition
|
Cet. 1.
|
||
Description
|
Jakarta, Ind[onesia] : BPK Gunung Mulia, <1997-
>
v. <2 > : ill. ; 21 cm. |
||
ISBN
|
9794159425 (volume 2)
|
||
Summary
|
History of Christian education in Indonesia from the
16th century to present.
|
||
Incomplete contents
|
·
[2] Dari
Yohanes Amos Comenius hingga berkembangan PAK di Indonesia
|
||
Notes
|
Includes bibliographical references.
|
||
Subjects
|
|||
Available From
|
Library of Congress -- Jakarta Field Office
|
Dosen
Pengampu : Dr. Eko Basuki, M.Pd.K
NIDN 2327057001
Daftar
isi :
Kata sambutan
Oleh Dr.ndr Ismail……………………………………………………ix
Kata
pengatar………………………………………………………………..………….xi
Bab I: YOHANES
AMOS COMENIUS (KOMINSKY) BAPAKK PENDIDIKAN MODERN……………………………….……………..1
A.
Riwayat
Hidupnya ( 1592-1670 ) ..……………..………………..…..3
B.
Dasar
Pendidikan……………………………………………..……...25
C.
Asas-asas
Pedagogisnya……………………………………..…….…45
D.
Ringkasan
………………………………………………………..…..84
Catatan-catatan……….…………………………………...………..88
Daftar
Pertanyaan………………………………………………………….92
Bab II: JEAN-JACQUES
ROUSSEAU, PELOPOR ILMU JIWA PENDIDIKAN…………………………………………………………..96
A.
Riwayat
Hidupnya ( 1712-1778 ) …………………………………101
B.
Dasar
Pendidikan …………………………………………………..118
C.
Asas-asas
Pendidikan Secra Umum ………………………………..142
D.
Asas-asas
Pendidikan Khusus …………………………………...…154
E.
Ringkasan
…………………………………………………………..175
Catatan-catatan
……………………………………………………..179
Daftar Pertanyaan
…………………………………………………..182
Bab III: JOHANN
HENDRICH PESTALOZZI, PENDIDIKAN SEKOLAH MODERN……………………………….187
A.
Riwayat
Hidupnya …………………………………………………188
B.
Dasar
Pendidikan …………………………………………………..211
C.
Asas-asas
Pendidikan ………………………………………………233
D.
Ringkasan
…………………………………………………………..260
Catatan-catatan…………………………………...…………………263
Daftar Pertanyaan………………………………...…………………267
Bab IV: FRIEDRICH W.A. FROEBEL, PENDIRI TAMAN
KANAK-KANAK………………………………..272
A.
Riwayat
Hidupnya ( 1782-1852 )…………………………………..275
B.
Dasar
Pendidikan …………………………………………………..297
C.
Asas-asas
Pendidikan ………………………………………………319
D.
Praktek
Pendidikan ………………………………………………...332
E.
Ringkasan
………………………………………………………….361
Catatan-catatan …………………………………………………….368
Daftar Pertanyaan ………………………………………………….371
Bab
V: ROBERT RAIKES DAN
PERKEMBANGAN SEKOLAH
MINGGU………………………………………………………….375
A.
Riwayat
Hidup ( 1735-1811 ) ……………………………………………...379
B.
Berdirinya
Sekolah Minggu ………………………………………………..384
C.
Tinjauan
Sementara terhadap Prestasi Raikes…………………………...…389
D.
Gambaran
tentang Beberapa Sekolah Minggu Pertama……………………393
E.
Pertumbuhan
Sekolah Minggu……………………………………………..398
F.
Ringkasan
………………………………………………………………….421
Catatan-catatan
…………………………………………………………….426
Daftar
Pertanyaan…………………………………………………………..428
Bab
VI: HORACE BUSHNELL, PENGARANG CHRISTIAN NURTURE
…………………………………………...431
A.
Riwayat
Hidup ( 1802-1876 ) ………………………………………...……439
B.
Pandangan
Teologis tentang Bahasa Keagamaan…………………………..449
C.
Teori
dan Praktek Pendidikan Agama Kristen ……………………………..463
D.
Ringkasan
…………………………………………………………………..499
Catatan-catatan……………………………………………………………..503
Daftar
Pertanyaan…………………………………………………………..507
Bab
VII: MENUJU KEMATANGAN PAK ( I )
………………………………………..511
A.
Lingkungan
Pendidikan Agama Kristen Abad Ke-2 Sejak Berdirinya Sekolah
Minggu……………………………..512
B.
Pola
Pendidikan Agama Kristen yang Diprakarsai oleh Orang Kristen secara Pribadi………………………………………….523
C.
Pola
Pendidikan Agama Kristen yang Diprakarsai oleh Dinode
Tertentu……………………………………………………….538
D.
Ringkasan
………………………………………………………………….594
Catatan-catatan
…………………………………………………………….599
Daftar
Pertanyaan…………………………………………………………..602
Bab
VIII: MENUJU KEMATANGAN PAK ( II )
……………………………………….605
A.
Pendirian
Asosiasi Pendidikan Agama…………………………………….605
B.
Tiga
Pendidikan yang Berorientasi pada Ilmu Pedagogi dan Ilmu Jiwa ( 1903-1904
)………………………………612
C.
Ringkasan
…………………………………………………………………664
Catatan-catatan…………………………………………………………….667
Daftar
Pertanyaan………………………………………………………….669
Bab
IX: MENUJU KEMATANGAN PAK ( III
) YANG BERORIENTASI PADA TEOLOGI
GEREJA, 1940-1970
……………………………………………………………………..674
A.
H.
Shelton Smith, Agen Perubahan ……………………………………….674
B.
Rudolph
Crump Miller ( 1910- PAK yang Teologi-sentris………………………………..……………………………684
C.
L.J.
Sherrill ( 1892-1957 ), PAK yang Teologi/Psikologis-sentris………...712
D.
D.
Campbell Wyckoff Pembangun Struktur Teoari PAK…………………732
E.
Ringkasan
………………………………………………………………….753
Catatan-catatan……………………………………………………………..759
Daftar
Pertanyaan…………………………………………………………...763
Bab X: PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN DI INDONESIA SEJAK TAHUN 1955………………………………………………………….767
A.
Pendahuluan
……………………………………………………………….767
B.
Konfrensi
Studi Pendidikan Agama Kristen di Sukabumi pada Tahun
1955………………………………………………..770
C.
Pelayanan
Pendidikan Agama Kristen bagi Anak-anak……………………796
D.
Kurikulum
Pendidikan Agama di Sekolah-sekolah………………………...807
E.
Pendidikan
Agama Kristen pada Tarif PGAK ( P )………………………...809
F.
Pendidikan
Agama Kristen bagi Orang Dewasa……………………………811
Catatan-catatan…………………………………...…………………………814
Daftar
Pertanyaan…………………………………………………………...818
BAB
I:
YOHANES
AMOS COMENIUS (KOMINSKY) BAPAK PENDIDIKAN MODERN
John
Amos Comenius
|
|
Personal
details
|
|
Born
|
|
Died
|
|
Denomination
|
|
Occupation
|
Teacher,
educator, philosopher and writer
|
Yohanes
Amos Comenius (Bapak Pendidikan Modern)
A. Riwayat
Hidupnya (1592-1670)
Keluarga Comenius berasal dari desayang bernama Komna (demikianlah
nama Komensky diberi kepadanya, yakni “dari Komna”). Yohanes lahir pada tanggal 28 Maret 1592 di
desa Nivnice, suatu desa di Morawi Tanggara, dekat tapal batas Hongaria.
Tatkala Yohanes berumur 16 tahun, ia meninggalkan rumah
tantenya untuk meneruskan studi di Prerov, pada salah satu sekolah yang paling
bermutu yang diselenggarakan oleh Gereja Persaudaraan Morawi. Kurikulum di sana
berporos pada bahasa Latin, yang adalah persayaratan mutlak untuk siapa saja
yang ingin melanjutkan studinya. Di sana nama keluarga Komensky dilatinkan
menjadi ”Comenius”. Tidak hanya itu, untuk Nama Yohanes ditambah Nama ”Amos”
(dalam Bahasa Latin berarti ”yang mengasihi”). Walaupun Comenius sebelumnya
tidak pernah mempelajari bahasa Latin, namun ia amat rajin dalam studinya,
sehingga walaupun ia baru belajar satu setengah tahun, namun kemampuannya
setaraf dengan prestasi anak didik yang paling maju,
Pada tanggal 30 Maret 1611Comenius dan enam pelajar lain
dari Morawi dan Bohemia meneruskan studi pada perguruan tinggi yang
diselenggarakan oleh gereja Reformasi. Sekolah itu dipilih karena Pangeran
Zerotin sendiri penah belajar di sana dan iabersahabat dengan pelbagai pemimpin
negeri pro-reformasi. Tambah pula, padangan fakultas teologinya lebih sesuai
dengan iman Persaudaraan Morawi.
Selama belajar di Herborn Comenius memulai sumbangan
ilmiah pertama, yaitu menyusun Kamus Ceko-Latin, termasuk bagian tata bahasa.
Setelah belajar dua tahun lamanya di Herborn ia berlibur di negeri Belanda yang
baru memerdekakan diri dari kuk Spanyol.
Kembali dari liburan itu ia mencalonkan diri sebagai
mahasiswa pada universitas Heidelberg, perguruan tinggi yang menganut nilai
gereja Reformasi Calvin. Di sini, Comenius mulai mengumpulkan buku bagi
perkembangan perpustakaan Pribadi. Dari salah satu toko di sana, Comenius
membeli naskah asli karangan Copernicus, De revolutionibus orbium
coelstium, tetapi tidak diyakinkan oleh argumentasinya. Sungguhpun
demikian, ia tetap tertarik padabidang ilmiah. Kemudian pada tahun 1614 ia
kembali lagi ke Morawi. Ia ingin menemukan metode yang lebih menrik bagi para
pelajar, sehingga memperoleh keuntungan yang lebih besar dari pengalaman
belajar.
Dua tahun sesudah ia ditahbiskan, gereja
melantiknya sebagai pendeta jemaat dan kepala sekolah di Fulnek yang letaknya
dekta dengan tapal batas Morawi dan Silesia (Jerman Bagian Timur). Ia menikah
dengan Magdelina Viovska. Pelayanan di sana dipersulit karena banyak warganya
berbangsa Jerman dan beragama Katolik Roma. Selama di Fulnek ia menulis buku
yang berjudul Sepucuk Surat yang dialamatkan ke Sorga. Sedangkan
buku lain dikarang sebagai tanggapan terhadap keadaan Politis keagamaan yang
semakin gawat, yang ditulis dalam bahasa Ceko yang berjudul Peringatan
Melawan Daya Tarik Anti-Kristus. Isinya sangat menentang kemajuan
Gereja Katolik Roma di Morawi sebagai hasilketekunan kaum Yesuit yang
memanfaatkan semua sarana untuk”meroma-katolikkan” para warga Morawi. Tetapi
buku ini tidak booleh diterbitkan karena setiap penerbitan buku harus terlebih
dahulu disetujui senat. Sehingga damai yang Comenius dan warga lainnya hancur
sama sekali.
Kemudian di Fulnek, tentara Spanyol membabi-buta dan
Pemimpin biarawan Kapucin menyuruh orang membakar habis rumah Comenius.
Alhasil, hilanglah perpustakaan dan semua naskah karangan Comenius yang tidak
terhingga nilainya. Dan setahun kemudian istridan kedua naknya meninggal dunia
karena wabah pes. Comenius dan 24 orang pendeta lainnya dan Uskup Mateus
Konechi hidup sebagai pengungsi diperkebunan milik Pangeran Karl dari Zerotin.
Dan begitulah ia semakin akan pentingnya Pendidikan Ilmiah dan Rohani yang
mendidik angkatan muda hidup dalam kebajikan. Tetapi Comenius belum mampu
mengembangkan teori dan praktek yang merangkum pendidikan yang bercorak
demikian.
Sementara karangannya yang lain adalah berjudul :
Sejumlah Jalan Buntu Duniawi dan Firdaus Hati yang Percaya dan Yang
Berkabung. Yang pertama berbentuk alegori sedangkan yang kedua
memanfaatkan gaya menulis dialog untuk bergumul dengan pokok penderitaan yang
dialami bangsanya.
Pada tanggal 3 September 1624Comenius menikah lagi dengan
Maria Dorotheas, putri Uskup Yohanes Cyrillis. Tetapi tidak lama sesudah
pernikahan tempat pengungsian mereka tidak aman lagi. Sehingga ia harus
meninggalkan istrinya dan ia pergi ke kota Leszno di Polandia Selatan.
Peristiwa kedua ini memupuk kembali minatnya pada pendidikan. Kemudian ia mulai
mengarang buku yang membuat namanya abadi yaitu, Didaktika Agung.
B. Dasar Pendidikan
Sama seperti para pendidik Kristen yang kita pelajari, Comenius pun
berpendapat bahwa pendidikan yang ia maksudkan selayaknya dinamakan pendidikan
agama Kristen, karena nilainya berporos pada iman Kristen,karena nilai-nilainya
berporos pada iman Kristen. Jadi,Teologi adalah dasar pertama yang
menyoroti teori dan praktek pendidikan.
- Dasar
Teologi
Dengan memanfaatkan dasar ini Comenius lebih dekat dengan Loyola ketimbang
Luther dan Calvin, karena ia tidak menjelaskan iman Kristen secara
sistematisia.
Manusia adalah ajaran Teologi kedua yang menyoroti pandangan Comenius tentang
pendidikan. Ia mulai pembahasan tentang manusia dengan mengutip dari kejadian
1:26 di dalamnya tersirat tiga pokok tentang jati diri manusia.
a) Manusia
adalah makhluk rasional, yang berarti bahwa Tuhan telah memberikan tugas khusus
kepadanya untuk menamai segala sesuatu(Kej.2:19).
b) Manusia
adalah tuan atas segala makhluk lain dan oleh karena itu ia wajib memanfaatkan
segalanya sesuai denganpanggilan ilahi yang berkaitan dengan setiap jenis
ciptaan.
c) Manusia
wajib mencerminkan semua sifat asli dari gambar Allah didalam dirinya.
Kemahatahuan
adalah gambar asli lain dari Allah, yang dicerminkan dalam manusia dan amat
relevan bagi dasar Teologi Pendidikan. Manusia dapat dididik secara benar,
karena memang itulah maksud Allah baginyakata “Benar” ini berarti bahwa manusia
dapat diajar tentang Allah,sesamanya dan benda-benda.
Dalam
manusia yang diciptakan segambar dengan Allah terdapat kebutuhan untuk:
a) Berada
yaitu untuk hidup. Oleh karena itu ,orang harus diajar untuk
menghargai/mengasihi kehidupan kekinian ini agar ia berharap hidup
selama-lamanya.
b) Manusia
mempunyai kebutuhan untuk mengangap dirinya makhluk yang berharga.
c) Terdapat
kebutuhan untuk mengetahui dunia sekitarnya.
d) Manusia
harus memahami hal-hal yang ia ketahui.
e) Manusia
mempunyai kebutuhan untuk hidup merdeka
f) Manusia
membutuhkan kesempatan untuk hidup secara aktif agar memanfaatkan segala bakat
dan tenaga.
g) Terdapat
kebutuhan untuk memiliki harta benda yang cukup supaya setiap orang memperoleh
rezeki yang halal dna tidak menginginkan kepunyaan orang lain.
h) Setiapa
orang mempunyai kebutuhan untuk hidup aman juga.
i) Manusia
mempunyai kebutuhan yang dasariah untuk dihargai dan dihormati.
j) Setiap
orang membutuhkan kemampuan menyampaikan gagasannya secara fasih dan jelas
kepada sesamanya.
k) Setiap
orang ingin disukai orang lain
l) Kebutuhan
menikmati berkat Allah,kebahagiaan hati dan kesenangan mendalam yang berkaitan
dengan keyakinan bahwa kehidupan berporos pada Allah.
- Pengalaman
Pribadi
Pada permulaan perang 30 tahun, 95% persen dari penduduk negeri Bohemia dan
Morawi mengaku iman protestan , tetapi takkala perdamaian dipulihkan secara
resmi, para warga yang tidaik mengungsikan diri ketempat lain terpakasa memeluk
agama Katolik Roma. Tatkala ia memikirkan tentang penyebab orang-orang Kristen
siap membunuh orang lain karena perbedaan pengakuan iman, maka ia melihat
masalahnya terletak pada teori dan praktek persekolahan. Pertama-tama
persekolahan masih bersifat sukarela. Kedua , pokok kurikulum cenderung
berporos pada bahasa latin dalam arti luas.
- Pemikiran
Analogis
Dasar ini berasal dari dua sumber pokok ,yaitu metode ilmiah yang termuat dalam
buku yang berjudul Novum Organum karangan Francis Bacon.
Walaupun asas-asas pedagogis itu memang benar, namun dasarnya bersifat khayalan
karena tidak ada hubungan langsung antara proses alam tersebut dengan waktu
yang paling peka bagi pengalaman belajar formal.
C. Asas-asas
Pedagogisnya
1. Tujuan
Pendidikan Umum/ Pendidikan Agama Kristen
Banyak kali dalam tulisanya terdapat pikiran tentang kelakuan dalam
diri si pelajar yang diharapkan sebagai hasil pendidikan. Pada halaman
judul buku Didactica Magna yang sudah dikutip Tujuan
Pendidikan dan pendidikan agama Kristen adalah “.. agar semua orang
muda, baik laki-laki dan perempuan , tanpa terkecuali secara pesat, enak dan
selengkapnya akan dijadikan terpelajar dalam ilmu . murni dalam akhlak,
terlatih dalam kesalehan supaya dengan demikian semua dididik dalam semua hal
yang perlu untuk hidup di masa kini, begitupun di dunia di seberang.
Tujuan
pokok mengetahui isi dunia ini diperluas dari dua belas tujuan menjadi empat
belas tujuan yaitu :
a) Untuk
mengantar semua orang mengasihi serta memelihara kehidupan yang akan dating
b) Untuk
melewati kehidupan ini supaya pada kehidupan kekal.
c) Untuk
selalu menikmati kewarasan yang baikdalam kehidupan ini.
d) Untuk
memahami segala sesuatu melalui penggunaan pancaindra,nalar dan iman.
e) Untuk
menangkap sebab-sebab dari segala sesuatu sebagai hasil penjelasan tuntas
f) Untuk
memanfaatkan kemauan bebas sebaik-baiknya.
g) Untuk
bertindak dengan sungguh-sungguhan sesuai dengan tujuan yang ditentukan
lebih dahulu.
h) Untuk
belajar hidup dalam kelimpahan dan bukan dalam kemiskinan
i) Untuk
belajar memanfaatkan heart benda pribadi secara bertanggung jawab dan menjauhkan
diri dari penggodaan untuk menyalahgunakannya.
j) Untuk
hidup dengan hormat
k) Untuk
berbicara secara fasih
l) Untuk
mendidik semua orang berbudi baik dan bermurah hati terhadap semua orang.
m) Untuk
belajar bertindak secra saleh sesuai dengan teladan Tuhan yesus itu sendiri.
n) Untuk
bergaul dengan orang yang mengasihi Tuhan dan bermoral serta saleh.
2. Lingkungan
Luas Pendidikan
Dalam pemikiran dan praktek Comenius, kehidupan manusia yang dibagi atas tujuh
tahap itu menjadi lingkungan luas bagi pendidikan, karena pendidikan berarti
pembentukan tubuh, akal jiwa dan manusia.
Keprihatinan Comeneus terhadap kedua tugas pokok itu tampak dalam tiga usul
radikal ang ia anjurkan.orang hendaknya mendirikan tiga”Dewan” atau
“perserikatan” Kolese terang ( Dewan para sarjana atau boleh dinamakan Dewan
pendidik manusia atau dewan terang dunia, ataupun kementerian pendidikan
se-dunia).
Mahkamah
Perdamaian itu wajib membimbing semua bangsa untuk mengalami keadilan
dan perdamaian. Konsistori Gereja se-Dunia itu hendaknya
menjadi pemimpin seluruh gereja yang mengejawantahkan tabiatnya sebagai
terang dan garam dunia. Singkatnya Konsistori Gereja akan mengakhiri pertikaian
dan semua penindasan dalam Tubuh kristus.
3. Pengajar
Sama seperti pemikir lain di bidang pendidikan agam Kristen, Comenius pun
mengangap bahwa Allah adalah pengajar utama. Comenius menggakui bahwa
misteri pertumbuhan intelektual dan rohani adalah berkaitan dengan misteri
pertumbuhan intelektual dan rohani adalah berkaitan dengan misteri yang lebih
agung lagi, yaitu pemilihan ( predestinasi) ilahi..
4. Pelajar
Gagasan Comeniuslah yang mencakup orang tua secara langsung dalam sistem
persekolahan dan hanya dialah yang pernah mengarang sebuah buku khusus untuk
bimbingan mereka , yaitu Sekolah Bayi. Singkatnya apabila semua anak dididik,
maka semuanya akan diperlengkapi dengan segala sesuatu yang perlu untuk
berpikir, memilih mengikuti serta berbuat hal-hal yang baik.
5. Kurikulum
Comenius jelas sekali dalam pemandangan tentang mata pelajaran mana yang hendak
diajarkan kepada para murid pada tiap-tiap tahap pertumbuhan nya.
a. Kurikulum
bagi sekolah Bayi
Ruang lingkupnya terdiri atas lima pokok yaitu: Kesalehan, Hormat,
Pengetahuan , Sesuatu yang dibuat dan Ucapan
b. Kurikulum
untuk sekolah kanak-kanak
Sesuai dengan gaya penglihatan Comenius sendiri, ia
menganjurkan dua belas tujuan kurikuler yang hendaknya dicapai anak
sebagai hasil belajar selama enam tahun di sekolah kanak-kanak.
c. Sekolah
Remaja ( sekolah Latin,SMP/A)
Dalam sekolah ini pelajar hendaknya mempelajari empat bahasa dan
memperoleh pengetahuan ensiklopedis tentang ketujuh pokok seni liberal
klasik disamping enam vak lain yang perlu dipelajari.Remaja menyelesaikan
Seantero kurikulum itu telah memperoleh pendidikan yang melengkapi mereka.
d. Kurikulum
untuk perguruan tinggi
Seperti Comenius akui, pendekatanya tidak berkaitan langsung dengan
universitas. Pertama kurikulum itu perlu mencakup semua bidang
pengetahuan.kedua, hanya orang-orang yang amat mampu dalam bidangnya
masing-masing yang boleh diangkat menjadi dosen di universitas.ketiga, mesti
ada perpustakaan dengan banyak buku yang boleh dipinjam oleh semua mahasiswa
dan dosen. Keempat, tugas universitas ialah untuk menghasilkan calon sarjana.
e. Metodologi
Metododlogi menjadi kunci untuk seluruh pengalamanbelajar mengajar di
sekolah.ia yakin bahwa ia telah menemukan metode yang menjamin kemampuan si Guru
untuk” mengajarkan segala sesuatu kepada semua orang …secara pesat ,enak dan
selengkapnya.
1) Asas-asas
Dasariah
Sungguhpun ia mendasarkan asas-asas mengajar atas gaya berpikir analogis
itu , namun aneh bahwa ia menemukan asas belajar-mengajar yang banyaknya sesuai
dengan hasil penelitian yang dibuat oleh para ahli ilmu jiwa modern.
Tetapi disini kita hanya akan mencatat asas tersebut terlepas dari pemikiran
analogis yang tidak relevan lagi .
a.
Ada
waktu yang paling cocok untuk mengajar orang dan untuk mengajarkan bahan
tertentu kepadanya.
b.
Semua
persiapan untuk mengajar harus dilaksanakan sebelum guru masuk ke ruangan
kelas.
c.
Hanya
satu gagasan atau vak saja yang hendaknya diajarakan pada saat tertentu supaya
pelajar tidak bingung.
d.
Murid-murid
jangan disuruh menghafalkan bahan sebelum isinya dijelaskan sebaik mungkin oleh
guru dulu.
e.
Guru
wajib mengajarkan vak/bahannya sepintas lalu sebelum membahasnya secara teliti.
f.
Setiap
bahan studi perlu diajarkan langkah demi langkah mulai dengan yang lebih
sederhana , lantas dengan yang lebih majemuk.
g.
Pada
permulaan studi bahan baru , si guru wajib mengajarkan unsur-unsur positif yang
ada di dalam bahan itu sebelum ia menimbulkan masalah yang di perdebatkan
orang.
h.
Guru
perlu mendasarkan metode mengajar pada pancaindra si pelajar .
i.
Sejauh
mungkin para pelajar harus diberi kesempatan untuk belajar dengan berbuat
sesuatu dan mengulanginya kemudian sampai sempurna.
j. Pengetahuan harus
diterapkan pada pengalaman si pelajar.
2) Penerapan
asas-asas tersebut di ruang kelas
Bagi orang Tua, kebanyakan metode mengajar yang diterapkan terhadap anak balita
berporos pada pancaindra si anak.jadi ia belajar dengan meniru kegiatan
dan ucapan dalam dunia sekitarnya. Untuk mengajar di sekolah khususnya,
Comenius membahas metode-metode yang cocok untuk mengajarkan lima jenis
pengetahuan .,seni,bahasa ,kebajikan,dan kesalehan. Tampaknya bahwa
metode-metode khusus ini dibangun atas asas-asas umum yang dijelaskan terlebih
dahulu.
a) Metode
mengajarkan ilmu pengetahuan
Untuk
maksud ini, kita akan memilih ilmu hayat,khususnya ilmu hewan, bagian
domba.sesuai dengan prinsipnya mengajar melalui pancaindra , si guru akan
memperkenalkan anak dengan seekor domba nyata dalam arti melihatnya ,menyentuh
bulunya , mencium baunya,mendengar suaranya, dan kemudian merasai daging dan
susunya. Kemudian pelajar dapat disuruh menggambarkanya secara lisan dan
tertulis. Dalam keseluruhannya tidak ada metode untuk melakukan percobaan ,
yang adalah intisari metode ilmu pengetahuan.
b) Metode
mengajarkan seni rupa
sebelum
guru dapat mengajarkan seni rupa kepada para pelajar, tiga persyaratan perlu
dipenuhi: 1) mesti ada benda yang dapat diperiksa dan ditiru. 2) bahan yang
dikerjakan untuk membuat rupa yang ditentukan guru ;dan 3) semua peralatan yang
diperlukan untuk membuat rupa tersebut.
c) Metode
mengajarkan bahasa asing
seperti yang sudah tampak dalam pembicaraan kita tentang orbis
pictus, guru mengajarkan kata-kata da;lam bahasa asinbg bagi pelajar dengan
jalan memperlihatkan obyek sambil menghafalkan namanya dalam bahasa baru
itu.tata bahasa pun dipelajari demikian tanpa mengetahui peraturannya lebih
dahulu.
d) Metode
mengajarkan kebajikan
kebajikan pun diajarkan dengan cara melatih para pelajart untuk menjauhkan diri
dari setiap macam kegiatan yang bersifat keterlaluan. Mereka hanya
diperbolehkan tidur sejumlah jam yang ditentukan oleh orang tua atau guru,
mereka dibiasakan untuk bangun pada jam tertentu tanpa kekecualian. Di ruang
kelas “vak” kesusilaan ini selalu diajarkan dalam setiap kesempatan dalam
kelas, dengan jalan menghadiahi kelakuan yangdiharapkan dan menghukum kegiatan
yang tidak dikehendaki.
e) Metode
mengajarkan kesalehan
Kesalehan adalah karunia dari9 Allah dan diberikan kepada kita dari atas
oleh penghibur dan pembingbing, yaitu roh kudus. Tetapi karena pada lazimnya
roh kudus memanfaatkan para agen alamiah dan telah memilih orang
tua, guru-guru dan para pendeta untuk menanam dan menyiram tumbuhan firdaus(1 Kor
3:6-8), maka mereka ini sepatutnyalah dihargai betapa luas tugasnya.kesalehan
itu dibangun atas dasar pengetahuan dan pengertian, namun kesalehan
kristen mustahil teurjadi terlepas dari pengetahuan dan pengertian
tersebut. Jadi kesalehan perlu mengiringi pengajaran tentang iman kristen.
f) Buku
pelajaran dan perpustakaan
Pentingnya buku-buku pelajaran dan perpustakaan sendiri mendapat perhatian
lebih besar dari Comenius sebagai bagian mutlak dari seluruh sistem
persekoolahan ketimbang semua pendidik besar lainnya yang sudah kita pelajari.
Realisma adalah asas kedua yang Comenius ikuti dalam mengarang buku pelajaran.
Seperti yang tampak dalam Orbid Pictus, ia ingin menghubungkan
benda dan kata dalam pikiran si pelajar.
No comments:
Post a Comment