Thursday 20 September 2018

Ditampar Pipi Kanan, Berikan Pipi Kiri (Matius 5:39)


Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
(Matius 5:38-39)



Salah satu ayat paling terkenal yang sering dikutip di Alkitab adalah ayat mengenai "ditampar pipi kanan, berikan pipi kiri".
Sewaktu saya belum kenal Kristus, bagi saya, ayat ini merupakan sebuah tindakan bodoh, lemah dan tidak logis.

Bagaimana tidak? Seorang manusia pada dasarnya sebagai manusia mempunyai naluri untuk membalas kejahatan, mereka menginginkan keadilan.
Apalagi kalau memang dirinya tidak bersalah, dia harus membela haknya. Melepaskan orang yang melakukan kezaliman terhadap kita saja itu adalah sesuatu kekonyolan, apalagi MENAWARKAN dengan SUKARELA hak kita yang lain, itu suatu kemustahilan !

Mari kita periksa hati kita saudara-saudara ! Kita menuntut keadilan atas hak kita dengan dasar apa?
Seringkali kita menginginkan pembalasan disebabkan karena masalah HARGA DIRI. Berhati-hatilah, itu adalah bentuk KESOMBONGAN.

Yesus Kristus, seorang yang sederhana mengajarkan ayat ini bukanlah tanpa alasan ataupun hanya sekedar kekonyolan belaka.Dibalik makna ayat "Ditampar Pipi Kanan, Berikan Pipi Kiri" terkandung pengajaran yang luar biasa dalamnya.

Di artikel kali ini, saya hanya sanggup mengulas hanya beberapa point yang sebenarnya maksud tersirat di balik ayat ini.

Yang dapat saya tangkap dari pengajaran tentang ayat ini adalah:

1. Keberanian

Adalah pandangan banyak orang, termasuk ketika saya masih Ateis waktu masih remaja adalah bahwa ayat ini mengajarkan kepada kita untuk menjadi seorang pengecut dan penakut.
Mari kita secara jujur menganalisa ayat ini. Memang ketika kita membaca "Janganlah kamu melawan" dari potongan ayat ini, nampaknya ayat ini mengajarkan kita untuk cari aman, lebih baik
tidak berurusan dengan masalah.


Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu ... 


Tetapi jika kita membaca potongan ayat selanjutnya "berilah juga kepadanya pipi kirimu", ayat ini mengandung sebuah penawaran secara sadar kepada penganiaya kita untuk menampar bagian pipi kita yang lainnya.

melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.


Yesus tidak mengajarkan kalau pipi kananmu ditampar, maka larilah jauh-jauh atau setelah ditampar pipi kanan, minta ampunlah kepada penganiaya.

2. Pengampunan

Jika kita baca di ayat sebelum Matius 5:39, tentulah ayat ini berbicara hukum qisas. Hukum qisas yang dikenal di Hukum Taurat dan sekarang juga diadopsi menjadi hukum standar kemanusiaan
mengajarkan manusia untuk menuntut keadilan jika hak kita dilanggar. Secara normal dan norma, hukum ini adalah logis dan manusiawi.
Tetapi sekali lagi Yesus berbicara sesuatu mengenai standar yang lebih tinggi daripada hukum normatif manusia. Dia berbicara mengenai "hukum surgawi".

Adalah sebuah effort yang besar untuk mengampuni orang yang telah berbuat dosa kepada kita.
Rasanya gregetan di dalam hati, kepalan tangan rasanya tidak dapat ditahankan untuk orang yang telah menampar kepada kita.
Jangankan diri kita yang mengalami. Melihat berita-berita ketidakadilan terhadap orang lain saja kita rasanya ingin turun tangan. Apalagi menimpa kita?

Tetapi apa yang tidak mampu dilakukan oleh hukum Taurat bisa dilakukan oleh Yesus Kristus, tentunya juga bagi kita yang percaya kepada Dia.
Yesus mengajarkan kita bukan saja kita sesudah ditampar pipi kanan kita mengampuni si penganiaya secara proaktif, bukan tertunduk lesu setelah ditampar, bukan hanya diam setelah ditampar.
Jadi, ada pesan bahwa kita mengasihi secara SUNGGUH-SUNGGUH orang yang telah menganiaya kita.
Jika hanya DIAM, tidak ada pesan yang diterima oleh si penganiaya.
Pengampunan yang kita berikan akan berdampak pada pertobatan. Jika tidak bertobat, kita berhadapan dengan psikopat.

3. Kecerdasan

Pipi merupakan bagian tubuh manusia (lebih spesifik lagi bagian wajah manusia) yang paling aman untuk "dilukai".
Yesus adalah pribadi yang cerdas. Setiap pengajaran yang diberikan tidaklah berisi pesan yang tidak berbobot atau mengajarkan pengikutNya menjadi fanatik buta tanpa tau apa manfaat dari setiap tindakan yang diambil.
Dia mengajarkan kepada murid-muridNya selain tulus seperti merpati, mereka juga harus cerdik seperti ular (tapi bukan licik).

Yesus tidak mengajarkan kita menawarkan kepala kita, mata kita, dada kita, perut kita, tapi pipi kita.
Kerugian dari pukulan terhadap pipi tidak akan menghasilkan cidera yang membawa kepada kematian.


Kesimpulan

Sebenarnya masih poin yang dapat kita gali dari pengajaran ayat ini, tetapi rasanya dari point-point di atas kita belajar manfaat yang besar untuk diterapkan ketika berhadapan dengan orang yang memusuhi kita.
Ayat ini cocok diterapkan pada saat kita berdiri di pihak benar ataupun kita memang berada di posisi yang salah. Kita dapat belajar untuk mengampuni, kita juga bisa belajar untuk mengalah untuk menang bahkan membawa orang berdosa kepada pertobatan.
Jika ayat ini diterapkan saat kita berada sebagai orang yang bersalah yang memang layak mendapatkan perlakuan memalukan ini, anggaplah tamparan-tamparan ini adalah bentuk hukuman yang membangkitkan kesadaran untuk pertobatan.

Adalah berguna kalau kita secara sadar belajar melepaskan hak kita jikalau itu bermanfaat membawa keinsafan pada hati orang berdosa sehingga dunia ini penuh dengan kasih.

Ingat saudara-saudara, Dia telah berikan teladan kepada kita:


Luk 23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." 
--------------------------------------------------------------

    * Matius 5:39-41
    5:39 LAI TB, Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
    KJV, But I say unto you, That ye resist not evil: but whosoever shall smite thee on thy right cheek, turn to him the other also. TR, εγω δε λεγω υμιν μη αντιστηναι τω πονηρω αλλ οστις σε ραπισει επι την δεξιαν σου σιαγονα στρεψον αυτω και την αλλην
    Translit interlinear, egô {Aku} de {tetapi} legô {berkata} humin {kepada kalian} mê {jangan} antistênai {melawan} tô {(orang) yang} ponêrô {jahat} all {melainkan} hostis {siapa yang} se {engkau} rapisei {(ia akan menampar)} epi {pada} tên {yang} dexian {kanan} sou {(-mu)} siagona {pipi} strepson {palingkanlah} autô {kepadanya} kai {dan} tên {yang} allên {[pipi] lain}

    5:40 LAI TB, Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
    KJV, And if any man will sue thee at the law, and take away thy coat, let him have thy cloak also. TR, και τω θελοντι σοι κριθηναι και τον χιτωνα σου λαβειν αφες αυτω και το ιματιον
    Translit interlinear, kai {dan} tô {(kepada orang) yang} thelonti {menghendaki} soi {engkau} krithênai {dihakimi} kai {dan} ton khitôna {baju (yang dipakai didalam jubah)} sou {(-mu)} labein {mengambil} aphes {biarkanlah} autô {dia (ambil)} kai {juga} to himation {jubah (itu)}

    5:41 Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
    KJV, And whosoever shall compel thee to go a mile, go with him twain. TR, και οστις σε αγγαρευσει μιλιον εν υπαγε μετ αυτου δυο
    Translit interlinear, kai {dan} hostis {siapa} se {engkau} aggareusei {(ia akan memaksamembawa barang)} milion {mil} hen {satu} upage {pergilah engkau} met {bersama} autou {dia} duo {dua [mil]}


Tiga inti ajaran Yesus Kristus dalam Matius 5:39-41 sebagai berikut:

    1. Murid Tuhan tidak boleh mendendam atau berusaha mengadakan pembalasan terhadap penghinanaan, meskipun penghinaan itu disengaja atau membahayakan hidupnya. 

    2. Murid Tuhan tidak boleh mengandalkan hak hukum atau hak-hak lain yang mungkin dimilikinya, hal ini diumpamakan dengan baju dan jubah. 

    3. Murid Tuhan tidak boleh mengutamakan haknya untuk melakukan sesuatu sekehendak hatinya,melainkan harus selalu mengutamakan tugasnya untuk menolong orang lain, hal ini diilustrasikan dengan berjalan satu mil menjadi dua mil.


-----

    Image


Ayat 39 adalah yang paling sering dipertanyakan. Untuk memahami Alkitab diperlukan beberapa hal, pertama konteks, kedua konteks, ketiga konteks, dan keempat konteks. Konteks ini pula seyogianya dihubungkan dengan bagian-bagian lain dalam Alkitab karena Alkitab adalah satu kesatuan, tidak terdiri dari satu ayat saja.

Allah itu tidak terbatas dan bahasa manapun tidak dapat mengungkapkan bagaimana penyataan atau kehendak Allah yang sebenarnya, namun patut disyukuri bahwa Allah berkenan menggunakan bahasa manusia yang terbatas itu. Meng'eksegesis' (memahami berita Alkitab) yang baik adalah mengkaji apa maksud penulis Alkitab yang sebenarnya, bukan apa maksud "saya", apalagi jika maksud saya tadi dimasukkan dan diterapkan ke dalam Alkitab. Memang banyak ungkapan-ungkapan tertentu di dalam Alkitab yang diartikan secara literal, kata demi kata, namun ada kalanya suatu ayat harus diartikan secara lambang, alegoris, metafora, dll. Misalnya Alkitab menulis bahwa Tuhan adalah "sandaran" ("misy'ân") alias "penopang", apakah kita menganggap bahwa Tuhan Allah adalah sandaran kursi? Jika Alkitab menulis Tuhan adalah "perisai", "benteng", "menara", bahkan ada tulisan tentang Allah itu "tidur", apakah harus diartikan secara harfiah?

Ada yang bertanya kepada saya tentang ungkapan "Allah menyesal", lantas saya tanggapi lewat pertanyaan, bukan balas bertanya. Apakah Allah punya perasaan? Jika tidak, berarti Dia bukan Allah, melainkan batu atau apa saja yang dapat dikategorikan sebagai tidak punya perasaan. Jika ya, apakah perasaan Allah jika seandainya manusia itu menuruti firman-Nya, berbuat sesuai dengan kehendak-Nya? Apakah Allah bersukacita, bersorak-sorai, tersenyum, tertawa, atau bahkan jingkrak-jingkrak kegirangan? Bagaimana pula jika manusia tadi berbuat sebaliknya, memperkosa hukum-Nya, murtad, dan melakukan tindakan-tindakan yang negatif? Apakah Allah menangis, murka, geram, mencucurkan air mata? Bahasa manapun tidak akan mampu mengungkapkan "perasaan" Allah tadi. Oleh karena itu dipergunakanlah istilah-istilah manusiawi ('anthrôpomorphisme') seperti "menyesal", "bersedih", "kecewa".

Demikian pula jika Yesus Kristus berkata, 'egô eimi hê ampelos hê alêthinê', "Aku adalah pokok anggur yang benar", kita tidak akan menganggap bahwa Yesus Kristus benar-benar sebagai pokok anggur. 


Ungkapan tentang "memberikan pipi" juga kita temukan di dalam Perjanjian Lama:

    * Ratapan 3:30 LAI TB, Biarlah ia memberikan pipi kepada yang menamparnya, biarlah ia kenyang dengan cercaan.KJV, He giveth his cheek to him that smiteth him: he is filled full with reproach.Biblia Hebraic Stuttgartensia (BHS), Hebrew with vowels
    יִתֵּן לְמַכֵּהוּ לֶחִי יִשְׂבַּע בְּחֶרְפָּה׃ ס
    Translit, YITÊN LEMAKÊHÛ LEKHÏ YISBA' BEKHERPÂH

Di sini kita temukan 'paralelisme' Ibrani yaitu kesejajaran (bukan pertentangan dan/atau perbedaan) antara baris pertama dengan baris kedua. Bahwa memberikan pipi kepada yang menampar ibarat penuh dan kenyang dengan cercaan. 

Yesus mengatakan, bahwa kalau ada orang menampar pipi kanan kita maka kita harus memberikan pipi kiri kita juga. Makna yang terkandung di dalam perkataan ini jauh lebih mendalam ketimbang tindakan yang nampak secara kasat mata mempermalukan seseorang.

Seandainya ada orang yang ingin menampar pipi kanan orang lain yang berdiri di depannya dengan tangannya. Bagaimanakah ia bisa melakukannya? Kalau orang tersebut ingin langsung menampar secara memuaskan, maka tidak ada jalan lain kecuali memakai bagian belakang dari telapak tangan kanannya. 

Menurut hukum rabinis Yahudi, menampar orang dengan memakai bagian belakang telapak kanan mengandung arti penghinaan dua kali lipat ketimbang kalau menampar dengan telapak tangan saja. Jadi yang dimaksudkan oleh Yesus ialah, meskipun ada orang yang dengan sengaja menghina kita dengan hinaan yang paling berat dan menyakitkan, kita sama sekali tidak boleh membalas atau mendendam.

Kalau ada seorang Kristen ditampar pipi kanan terus memberikan pipi yang sebelah lagi, ybs. adalah bodoh dan tidak memahami ajaran Yesus Kristus yang sebenarnya. Yesus Kristus sendiri tidak berbuat demikian tatkala ditampar, kita kaji ayat ini :

    * Yohanes 18:22-23
    18:22 Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?"
    18:23 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?"


Yesus Kristus pun sering menggunakan paralelisme, ungkapan kedua merupakan penjelasan dari ungkapan yang pertama seperti yang kita temukan dalam Matius 5:39. Masih dalam fasal yang sama, hanya berbeda 10 ayat sebelumnya kita temukan ungkapan ini:

    * Matius 5:29LAI TB, Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. KJV, And if thy right eye offend thee, pluck it out, and cast it from thee: for it is profitable for thee that one of thy members should perish, and not that thy whole body should be cast into hell. TR, ει δε ο οφθαλμος σου ο δεξιος σκανδαλιζει σε εξελε αυτον και βαλε απο σου συμφερει γαρ σοι ινα αποληται εν των μελων σου και μη ολον το σωμα σου βληθη εις γεενναν Trabslit Interlinear, ei {jika} de {maka} ho ophthalmos {mata} sou {mu} ho dexios {yang kanan} skandalizei {menjatuhkan (kedalam dosa)} se {engkau} exele {cungkilah} auton {dia} kai {dan} bale {buanglah} apo {dari} sou {mu} sumpherei {(itu) lebih baik} gar {karena} soi {bagimu} hina {bahwa} apolêtai {menjadi kehilangan} en {satu} tôn melôn {dari anggota (tubuh)} sou {mu} kai {dan} mê {tidak} holon {seluruh} to sôma {tubuh} sou {mu} blêthê {dibuangkan} eis {kedalam} geennan {neraka}


Lantas, jika seseorang (Kristen) merasa bahwa matanya menyesatkannya, apakah ia harus mencungkil matanya tadi? 
Jika demikian halnya -- seluruh perkataan Yesus Kristus diartikan secara harfiah – niscaya banyak orang (Kristen) yang bakal buta, buntung baik kaki maupun tangannya.

Dalam Matius 5:39 itu, Yesus Kristus mengajar agar kita tidak mendendam atau berusaha melakukan pembalasan. Mungkin anda tidak pernah ditampar seseorang (kalau pun ada) mungkin tidaklah sering. Tetapi mungkin diantara kita ada yang sering menghadapi hinaan, baik besar atau kecil. Dalam hal seperti itu Yesus mengatakan, bahwa murid yang sejati tidak akan mendendam atau membalas penghinaan apapun yang diterimanya. Yesus sendiri pernah dihina sebagai orang yang rakus dan pemabuk. Ia pernah disebut sebagai sahabat pemungut cukai dan pelacur. Ia dipersamakan dengan mereka itu. Orang-orang Kristen purba pun pernah disebut sebagai peminum darah, penghasut (istilah sekarang provokator), tak bermoral, jorok, dan tak tahu malu, karena mereka melakukan Pesta Kasih di dalam ibadah-ibadah mereka.

Jangankan di dalam masyarakat, di dalam gereja pun diantara orang-orang Kristen sendiri, sering terjadi hina-menghina seperti itu, baik secara langsung maupun tidak. Ada anggota gereja yang menghina anggota lain karena iri hati, merasa tersingkirkan, kalah, dan sebagainya. Dan ada pula anggota gereja yang merasa dihina, karena merasa tidak diberi tempat atau kesempatan untuk ikut serta dalam hal-hal yang dianggapnya penting. Yah, ada juga orang Kristen yang lupa makna penghinaan itu. Sebagai murid Tuhan Yesus Kristus seyogianya kita harus selalu belajar dari Guru kita untuk menerima penghinaan apa saja serta untuk tidak mendendam atau berusaha melakukan pembalasan.

Bagi murid-muridNya, Yesus menyempurnakan hukum lama yang berisi pembalasan dendam. Sebagai gantinya Ia memperkenalkan hukum baru dengan semangat yang baru, di mana tidak berlaku dendam atau pembalasan. Ia memberikan beberapa contoh semangat Kristiani seperti yang berlaku di dalam kenyataan hidup. Jika contoh-contoh itu dipahami secara bebas sembarangan, maka pasti tidak akan dapat menangkap makna yang sebenarnya. Oleh karena itu dirasakan perlu untuk memahami secara benar perkataan Yesus itu.


Amin

No comments:

Post a Comment

Misi Kristus Sedunia

PELAJARAN SEKOLAH MINGGU

  TANGGAL   PELAJARAN SEKOLAH MINGGU KATEGORI Babak pertama        ...