Friday 3 November 2017



Hasil gambar untuk roh kudusBahasa Roh: Glossolalia & Xenolalia

Tanya:
Langsung saja, bolehkah saya meminta bantuan anda (mungkin link atau penjelasan) mengenai beberapa kasus dalam Alkitab yang hingga kini saya masih saja mengalami sedikit kebingungan, 

Pertama,
Mengenai bahasa roh, setahu saya teks asli tidak menggunakan pneumalalia, namun glossolalia dan xenolalia, yang berarti bahasa asing (mother tongue dari bangsa lain), namun beberapa denom nampaknya mengejar hal tersebut. Nah, sebenarnya, apakah bahasa roh yang dimaksud Alkitab?

Terima Kasih sekali jika anda berkenan membantu saya, sewaktu saya kuliah dulu saya sering membaca situs SPB, dan saya tahu bahwa penjelasan anda sangat baik terutama mengenai tafsir Alkitab.


Jawab:

a. TENTANG ETIMOLOGY:

    Sebenarnya "Bahasa Lidah" atau lebih tepatnya ditulis dengan "Glôssolalia" – maupun Xenolalia (bahasa asing) adalah kosa-kata yang tergolong baru, kedua ungkapan ini hanyalah istilah-istilah dalam ilmu theology, dan keduanya tidak ada dalam naskah Perjanjian Baru Yunani. 

    Istilah "glôssolalia" merupakan gabungan dari kata γλωσσα - glôssa, yang berarti lidah, organ tubuh yang digunakan untuk berbicara, dan kata kerja λαλεω – laleôberbicara, berkata, mengeluarkan suara dari mulut

    Pengertian istilah "glôssolalia" dapat kita ambil dari salah satunya dari ayat ini :

      * Markus 16:17 LAI TB, Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa (GLÔSSAIS) yang baru bagi mereka, KJV, And these signs shall follow them that believe; In my name shall they cast out devils; they shall speak with newtongues (GLÔSSAIS); TR, σημεια δε τοις πιστευσασιν ταυτα παρακολουθησει εν τω ονοματι μου δαιμονια εκβαλουσιν γλωσσαις λαλησουσιν καιναιςTranslit interlinear, sêmeia {tanda-tanda (ajaib)} de {lalu} tois {(orang-orang yang)} pisteusasin {Ppercaya} tauta {ini} parakolouthêsei {akan menyertai} en {demi} tô onomati mou {namaku} daimonia {roh-roh jahat} ekbalousin {mereka akan mengusir} glôssais {dengan lidah-lidah (sengan bahasa-bahasa), plural} lalêsousin {mereka akan berbicara} kainais {baru}

    Markus 16:17 menulis 'glôssais lalêsousin kainais', harfiah: "berbicara dengan lidah yang 'baru'"; 

    Istilah "bahasa lidah" atau dalam kekristenan di Indonesia lebih dikenal dengan istilah "bahasa roh".
    Istilah "bahasa roh" itu merupakan "terjemahan" dari kata Yunani dalam naskah Perjanjian Baru yaitu kata: γλωσσα - glôssa, harfiah : "lidah". 

    Kita lihat contoh ayat yang lain, sbb:

      * 1 Korintus 14:2LAI TB, Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh (GLÔSSA), tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. KJV, For he that speaketh in an unknown tongue (GLÔSSA) speaketh not unto men, but unto God: for no man understandeth him; howbeit in the spirit he speaketh mysteries. TR, ο γαρ λαλων γλωσση ουκ ανθρωποις λαλει αλλα τω θεω ουδεις γαρ ακουει πνευματι δε λαλει μυστηριαTranslit interlinear, ho {(orang yang)} gar {karena} lalôn {berkata-kata} glôssê {dengan (bahasa) lidah} ouk {tidak} anthrôpois {kepada manusia-manusia} lalei {berkata-kata} alla {tetapi} tô theô {kepada Allah} oudeis {tidak satupun} gar {sebab} akouei {mengerti} pneumati {dalam Roh} de {tetapi} lalei {mengatakan} mustêria {rahasia-rahasia}

    "Bahasa lidah" yang kemudian dikenal dengan kosa-kata baru Yunani : 'glôssolalia' asalnya adalah dari kata kerja λαλεω – laleô, "berbicara" dan γλωσσα - glôssa, "lidah".

    -----

    Sedangkan istilah Xenolalia, "bahasa asing", adalah gabungan dari kata xenos - ξενοςorang asing, alien, dan λαλεω – laleô
    Istilah Xenolalia menurut beberapa sumber adalah istilah yang diambil dari peristiwa yang dicatat dalam Kitab Kisah Para Rasul pasal 2, namun secara harfiah kata xenos - ξενος tidak terdapat dalam pasal ini, yang ada adalah kata ετερος - heteros, 'lain', kita baca ayat-ayatnya :

      * Kisah 2:4-112:4 LAI TB, Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa(GLÔSSAIS) lain (HETERAIS), seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannyaKJV, And they were all filled with the Holy Ghost, and began to speak with other (HETERAIS) tongues (GLÔSSAIS), as the Spirit gave them utterance.TR, και επλησθησαν απαντες πνευματος αγιου και ηρξαντο λαλειν ετεραις γλωσσαις καθως το πνευμα εδιδου αυτοις αποφθεγγεσθαι Translit interlinear, kai {lalu} eplêsthêsan {mereka dipenuhi} apantes {semua} pneumatos {(oleh) Roh} hagiou {kudus} kai {dan} êrxanto {mulai} lalein {berkata-kata} heterais {lain/ asing, pluralglôssais {dalam bahasa-bahasa (lidah-lidah), plural} kathôs {menurut} to {(itu)} pneuma {Roh} edidou {memberikan} autois {kepada mereka} apophtheggesthai {untuk mengatakan} 2:5 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit.2:6 Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.2:7 Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?2:8 Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:2:9 kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia,2:10 Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma,2:11 baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."

    Kisah Para Rasul 2:4 menulis bentuk jamak: "Bahasa-bahasa lain", Yunani: 'heterais glôssais' harfiah: "lidah-lidah yang lain". Kata "lain" diterjemahkan dari kata 'heteros', kata ini digunakan untuk membedakan "satu dari dua atau lebih", mencakup ide perbedaan jenis.

    -----

    Ungkapan "bahasa lidah" tidak dijumpai dalam Alkitab Terjemahan Indonesia. Alkitab terjemahan Indonesia menggunakan istilah "bahasa Roh" yang dimaksud adalah "glôssa"lidah, organ yang digunakan untuk berbicara yang juga mengandung makna bahasa atau dialek yang digunakan oleh kalangan tertentu yang membedakannya dengan kalangan lain. 

    Jadi, Alkitab Terjemahan Indonesia menerjemahkan kata glôssa ini dengan "bahasa Roh".


b. TENTANG "BAHASA LIDAH" (GLÔSSA)

    Karunia "berbahasa lidah" adalah salah satu karunia Roh Kudus.

    Menurut Kisah 2:4-11 : Tatkala murid-murid yang telah berkumpul dipenuhi dengan Roh Kudus pada hari Pentakosta, mulailah mereka ‘berkata kedalam bahasa-bahasa (glôssais) lain’ seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakannya. Sehingga banyak orang Yahudi dari luar Palestina tercengang mendengar puji-pujian bagi Allah yang dalam bahasa (glôssa, Kisah 2:11) dan dialek-dialek ("dialektos", Kisah 2: 6-8) yang dipakai di negeri mereka sendiri. Walaupun umum diterima bahwa Lukas melaporkan murid-murid itu berbicara dengan bahasa-bahasa asing, namun keterangan ini tidak diterima oleh seluruh orang. Sejak dari zaman bapa-bapa Gereja, ada yang menafsirkan ayat 8 itu sebagai mujizat pendengaran, yang dikerjakan dalam diri pendengar-pendengar. 

    Yang dimaksud dengan "bahasa lidah" disini adalah "bahasa lidah" yang benar-benar merupakan karunia Roh Kudus, bukan "bahasa lidah" yang dibuat-buat, dipelajari, atau ditiru. Yang barangkali banyak kita jumpai dalam kebaktian denominasi tertentu. Dimana mereka mengejar "untuk bisa seolah-olah" berbahasa lidah, supaya lebih kelihatan sudah mencapai titik kerohanian tertentu.

    Berbicara dalam "bahasa lidah" ialah karunia Roh yang disebut dalam ayat-ayat berikut ini : 

      * Kisah 10:44-46
      10:44 LAI TB, Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu.KJV, While Peter yet spake these words, the Holy Ghost fell on all them which heard the word.TR, ετι λαλουντος του πετρου τα ρηματα ταυτα επεπεσεν το πνευμα το αγιον επι παντας τους ακουοντας τον λογονTranslit interlinear, eti {masih} lalountos {ketika mengatakan} tou petrou {petrus} ta rêmata {kata-kata} tauta {ini} epepesen {turun} to pneuma {Roh} to hagion {Kudus} epi {ke atas} pantas {semua} tous {(orang-orang yang)} akouontas {mendengarkan} ton logon {(itu) pemberitaan}10:45 LAI TB, Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga,KJV, And they of the circumcision which believed were astonished, as many as came with Peter, because that on the Gentiles also was poured out the gift of the Holy Ghost.TR, και εξεστησαν οι εκ περιτομης πιστοι οσοι συνηλθον τω πετρω οτι και επι τα εθνη η δωρεα του αγιου πνευματος εκκεχυταιTranslit interlinear, kai {dan} exestêsan {tercengang-cengang} hoi ek {dari} peritomês {golongan yg bersunat} pistoi {(orang-orang) yang percaya} hosoi {semua} sunêlthon {(yang) pergi bersama} tô petrô {petrus} hoti {karena} kai {juga} epi {ke atas} ta ethnê {bangsa-bangsa(bukan Yahudi)} hê dôrea {(sebagai) pemberian} tou hagiou {kudus} pneumatos {Roh} ekkekhutai {telah dicurahkan}10:46 LAI TB, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh (GLÔSSAIS) dan memuliakan Allah. …KJV, For they heard them speak with tongues, and magnify God. ….TR, ηκουον γαρ αυτων λαλουντων γλωσσαις και μεγαλυνοντων τον θεον τοτε απεκριθη ο πετροςTranslit interlinear, êkouon {mereka mendengar} gar {sebab} autôn {mereka} lalountôn {berkata-kata} glôssais{dalam bahasa lidah } kai {dan} megalunontôn {memuji kebesaran} ton theon {Allah}. ….

      * Kisah 19:6
      LAI TB, Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh ( (GLÔSSAIS) dan bernubuat.
      KJV, And when Paul had laid his hands upon them, the Holy Ghost came on them; and they spake with tongues, and prophesied.
      TR, και επιθεντος αυτοις του παυλου τας χειρας ηλθεν το πνευμα το αγιον επ αυτους ελαλουν τε γλωσσαις και προεφητευον 
      Translit interlinear, kai {lalu} epithentos {ketika menumpangkan } autois {pada mereka} tou paulou {paulus} tas kheiras {tangan-tangan} êlthen {datang} to pneuma {Roh} to hagion {kudus} ep {ke atas} autous {mereka} elaloun {mereka berkata-kata} te {dan} glôssais {dengan (bahasa) lidah-lidah} kai {dan} proephêteuon {penyampaikan pesan Allah (bernubuat)

    Karunia Roh Kudus itu ada bermacam-macam, silahkan baca di karunia-roh-kudus-vt107.html#p228

    Karunia "Berbahasa Lidah" adalah salah satu karunia-karunia Roh Kudus, dan tidak semua orang harus mendapat/ mengejar karunia ini. 

    Berhubungan dengan "bahasa roh" atau "karunia lidah" sebagai suatu penyataan adikodrati dari Roh Kudus. Bahasa roh itu boleh jadi suatu bahasa yang ada di bumi (Kisah Para Rasul 2:4-6) atau suatu bahasa yang tidak dikenal di bumi (1 Korintus 13:1; 14:1-40). Bahasa semacam itu tidak pernah dipelajari dan sering kali tidak dapat dipahami baik oleh pembicara (1 Korintus 14:14) maupun oleh para pendengar (1 Korintus 14:16). Oleh karena itu menurut saya pribadi, seorang Kristen tak perlu mengejar karunia ini, atau mengejar karunia ini, apalagi meniru-niru seolah-olah mendapatkan "karunia lidah". Yang namanya 'karunia' adalah pemberian yang sepenuhnya menjadi otoritas Allah, bukan dicari-cari/ dipelajari. Dan sebaiknya "tanda berbahasa lidah" ini tidak dijadikan tolok ukur tingkat kerohanian seseorang, sebab walaupun yang bersangkutan "seolah berbahasa lidah" belum tentu itu merupakan benar-benar karunia, mungkin saja yang bersangkutan meniru-niru bunyi yang seolah merupakan karunia "bahasa lidah".

    Agar dapat menilai apakah "bahasa roh" (karunia lidah) itu sejati, yaitu sungguh-sungguh dari Roh Kudus, harus ditemukan apa yang diajarkan Alkitab. Apabila seseorang yang mengatakan bahwa ia berbicara dalam bahasa roh tetapi tidak mengabdikan diri kepada Yesus Kristus dan kekuasaan Alkitab, dan tidak berusaha menaati firman Allah, maka penyataan orang itu tidaklah dari Roh Kudus.


Semoga jelas.

Apabila masih ada yg kurang, boleh ditanyakan lagi

Blessings,
BP

Re: Bahasa Roh: Glosolalia & Xenolalia

Post by BP » Fri Apr 27, 2012 6:47 pm
Tanya:
Terima Kasih atas jawaban yang diberikan atas pertanyaan saya, namun ada hal yang masih saya kurang mengerti. Term glossolalia yang digunakan pada Alkitab, apakah selalu mengacu pada bahasa asing, maksud saya, bahasa asing yang merupakan salah satu anggota dari bahasa sedunia?


Jawab:

Perlu saya jelaskan sekali lagi bahwa term "glôssolalia" itu tidak ada dalam naskah bahasa asli Yunani Alkitab Perjanjian Baru. Istilah "glôssolalia" adalah istilah dalam ilmu theology saja.
Istilah tsb berasal dari penggabungan kata γλωσσα - glôssa (lidah) dan λαλεω – laleô (berkata/ berbicara), sebagaimana sudah dijelaskan di atas.

"γλωσσα - GLÔSSA" dapat bermakna "Glôssolalia" (bahasa roh) atau "Xenolalia" (bahasa asing) tergantung konteks. Dan keduanya didapat karena karunia Roh Kudus.


A. GLÔSSA – XENOLALIA – KEMAMPUAN BERBAHASA ASING:

    "γλωσσα - GLÔSSA" dalam artian kemampuan berbahasa asing ("xenolalia"), terdapat dalam Kisah 2:4-11 yang sudah saya jelaskan di atas. Dalam peristiwa itu, banyak orang Yahudi dari luar Palestina tercengang mendengar puji-pujian bagi Allah yang dalam bahasa ("glôssa, Kisah 2:11) dan dialek ("διαλεκτος - dialektos", Kisah 2: 6-8) yang dipakai di negeri mereka sendiri:

      * Kisah 2:6-82:6 LAI TB, Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa (DIALEKTOS) mereka sendiri.KJV, Now when this was noised abroad, the multitude came together, and were confounded, because that every man heard them speak in his own language (DIALEKTOS). TR, γενομενης δε της φωνης ταυτης συνηλθεν το πληθος και συνεχυθη οτι ηκουον εις εκαστος τη ιδια διαλεκτω λαλουντων αυτωνTranslit interlinear, genomenês {ketika datang} de {lalu} tês phônês {bunyi} tautês {ini} sunêlthen {berkumpul} to plêthos {massa} kai {dan} sunekhuthê {dibingungkan} hoti {karena} êkouon {mereka mendengar} heis ekastos {masing2} tê idia {sendiri} dialektô {dalam bahasa} lalountôn {berkata2} autôn {mereka}2:7 LAI TB, Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?KJV, And they were all amazed and marvelled, saying one to another, Behold, are not all these which speak Galilaeans? TR, εξισταντο δε παντες και εθαυμαζον λεγοντες προς αλληλους ουκ ιδου παντες ουτοι εισιν οι λαλουντες γαλιλαιοιTranslit interlinear, existanto {mereka tercengan} de {lalu} pantes {semua} kai {dan} ethaumazon {merasa heran} legontes {berkata} pros {kepada} allêlous {satu dengan yang lain} ouk {bukankah} idou {dengarlah} pantes {semua} houtoi {ini} eisin {adalah} hoi {yang} lalountes {berkata2} galilaioi {orang2 galilea}2:8 LAI TB, Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:KJV, And how hear we every man in our own tongue, wherein we were born?TR, και πως ημεις ακουομεν εκαστος τη ιδια διαλεκτω ημων εν η εγεννηθημενTranslit interlinear, kai {lalu} pôs {bagaimana mungkin} hêmeis {kita} akouomen {mendengar} hekastos {masing2} tê idia {sendiri} dialektô {dalam bahasa} hêmôn {kita} en hê {dimana} egennêthêmen {kita dilahirkan}

    Karunia "glôssa" dalam konteks peristiwa di atas adalah dalam makna "Xenolalia" (kemampuan berbahasa asing). Dalam peristiwa itu, para rasul diberi karunia berkata-kata dalam bahasa asing, bahasa yang bukan berasal dari daerah mereka (bukan bahasa ibu mereka). Dalam peristiwa ini karunia lidah "glôssa" adalah kemampuan berbahasa bahasa asing yang merupakan salah satu anggota dari bahasa sedunia.
    Oleh karenanya orang-orang asing yang turut hadir dalam peristiwa itu, yang berasal dari Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Kapadokia, Pontus Asia, Frigia, Pamfilia, Mesir, dari daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, para pendatang-pendatang dari Roma, orang Kreta dan orang Arab semuanya dapat menyaksikan para rasul2 yang berasal dari Galilea itu tiba-tiba berkata-kata dalam bahasa mereka masing-masing.


B. GLÔSSA – GLÔSSOLALIA – BAHASA ROH

    "γλωσσα - GLÔSSA" dalam pengertian "bahasa roh" atau yang diistilahkan "glôssolalia" (bahasa lidah), yang bukan salah satu anggota dari bahasa sedunia. Yaitu suatu bahasa yang tidak dikenal di bumi (1 Korintus 14:1-40). Bahasa semacam ini tidak pernah dipelajari dan sering kali tidak dapat dipahami baik oleh pembicara (1 Korintus 14:14) maupun oleh para pendengar (1 Korintus 14:16).

      * 1 Korintus 14:14-1914:14 LAI TB, Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh (GLÔSSA) , maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. KJV, For if I pray in an unknown tongue (GLÔSSA), my spirit prayeth, but my understanding is unfruitful.NIV, For if I pray in a tongue (GLÔSSA) , my spirit prays, but my mind is unfruitful.TR, εαν γαρ προσευχωμαι γλωσση το πνευμα μου προσευχεται ο δε νους μου ακαρπος εστιν Translit interlinear, ean {jikalau} gar {sebab} proseukhômai {aku berdoa} glôssê {dengan bahasa lidah} to pneuma {roh} mou {-ku} proseukhetai {berdoa} ho de {tetapi} nous {pengertian} mou {-ku} akarpos {yg tidak produktif} estin {adalah}14:15 Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku. 14:16 Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan ''amin'' atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan? 14:17 Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya. 14:18 KAI TB, Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh (GLÔSSA) lebih dari pada kamu semua. KJV, I thank my God, I speak with tongues (GLÔSSA) more than ye all:NIV, I thank God that I speak in tongues (GLÔSSA) more than all of youTR, ευχαριστω τω θεω μου παντων υμων μαλλον γλωσσαις λαλωνTranslit interlinear, eukharistô {aku mengucap syukur} tô theô {kepada Allah} mou {-ku} pantôn {semua} humôn {daripada kalian} mallon {lebih} glôssais {dengan bahasa-bahasa lidah} lalôn {aku berkata-kata}14:19 LAI TB, Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh (GLÔSSA).KJV, Yet in the church I had rather speak five words with my understanding, that by my voice I might teach others also, than ten thousand words in an unknown tongue (GLÔSSA).NIV, But in the church I would rather speak five intelligible words to instruct others than ten thousand words in atongue (GLÔSSA).TR, αλλ εν εκκλησια θελω πεντε λογους δια του νοος μου λαλησαι ινα και αλλους κατηχησω η μυριους λογους εν γλωσσηTranslit interlinear, all {tetapi} en {didalam} ekklêsia {pertemuan jemaat} thelô {aku ingin} pente {lima} logous {kata} dia tou noos {dengan pengertian} mou {-ku} lalêsai {mengucapkan} hina {supaya} kai {juga} allous {orang2 lain} katêkhêsô {aku mengajar} ê {daripada} murious {sepuluh ribu/ tak terhitung} logous {kata-kata} en glôssê {dalam bahasa lidah}

    Karunia "glôssa" dalam konteks ayat di atas adalah karunia berbahasa lidah (lazim diistilahkan dalam bahasa Indonesia "bahasa roh", berkata-kata dalam bahasa lain yang bukan merupakan bahasa dunia dan tidak dimengerti oleh yang mengucapkannya maupun yang mendengarnya).

    Ayat 14 dan 19, Terjemahan KJV menyajikan kata "unknown tongue" sebagai terjemahan dari kata "glôssa. Namun di ayat 18 KJV menerjemahkan kata "glôssa dengan "tongue" saja.
    Sajian kata "unknown tongue" adalah untuk memberi pengertian bahwa karunia "glôssa tidak dapat dimengerti baik oleh yang mengucapkannya, maupun bagi yang mendengarkannya.

    Namun demikian dalam bagian dalam pasal ini Rasul Paulus juga menjelaskan karunia yang lain, yaitu karunia menafsirkanbahasa lidah:

    * 1 Korintus 14:13
    LAI TB, Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh (GLÔSSA), ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya (HERMENEIA).KJV, Wherefore let him that speaketh in an unknown tongue (GLÔSSA) pray that he may interpret (HERMENEIA).TR, διοπερ ο λαλων γλωσση προσευχεσθω ινα διερμηνευηTranslit interlinear, dioper {karena itu} ho lalôn {orang2} glôssê {yang berbahasa lidah} proseuchesthô ina diermêneuê 

    Kata Yunani ερμηνεια - 'HERMENEIA', dari 'HERMENEUO', "menjelaskan dengan kata-kata", "menerjemahkan apa yang dikatakan atau yang ditulis dalam bahasa asing ke dalam bahasa sendiri yang dimengerti". Kata ερμηνευω - 'HERMENEUÔ'sendiri berasal dari kata ερμης - 'HERMÊS'"dewa bahasa" bangsa Yunani.

    Karunia ini merupakan kemampuan yang diberikan oleh Roh untuk mengerti dan menyampaikan makna suatu ucapan yang diucapkan dalam bahasa roh. Ketika "bahasa roh" atau bahasa lidah ("GLÔSSA" ) ini ditafsirkan bagi jemaat, maka fungsinya adalah sebagai petunjuk untuk penyembahan dan doa ataupun sebagai nubuat. Perhimpunan orang percaya kemudian dapat ikut serta dalam penyataan yang diilhamkan oleh Roh ini. Demikianlah, bahasa roh ("GLÔSSA" ) yang ditafsirkan dapat menjadi suatu sarana membangun jemaat sementara segenap perhimpunan itu menanggapi ucapan tersebut (1 Korintus 14:6,13). Karunia ini bisa diberikan kepada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh ("GLÔSSA" ) atau kepada seorang lain. Mereka yang berkata-kata dengan bahasa roh ("GLÔSSA" ) harus berdoa juga untuk memperoleh karunia menafsirkan bahasa roh (1 Korintus 14:13).

    "Bahasa lidah" merupakan karunia pribadi, oleh karenanya Paulus tidak memandang karunia ini bermanfaat apabila digunakan ketika ia mengkomunikasikannya di hadapan jemaat. Paulus lebih memilih 5 kata dalam bahasa manusia biasa yang dapat dimengerti orang lain yang bermanfaat untuk mengajar daripada beribu-ribu kata dalam "bahasa lidah" namun tidak dipahami orang-orang.
    Itulah mengapa dalam ayat 13, Paulus memandang penting bahwa "bahasa lidah" dalam jemaat perlu perolehan karunia yang lain, yaitu karunia "menafsirkan bahasa lidah" itu.


Saya bisa menerima hal tersebut karena merupakan sesuatu yang sangat logis apabila seorang evangelis dipersejatai dengan karunia bahasa lidah, namun sungguh sulit menerima ajaran beberapa denom yang menyatakan bahwa bahasa roh adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan Allah, yang bukan merupakan bahasa manapun di dunia ini, seolah olah bahasa Roh adalah bahasa "surga".


Tanggapan:

Sebenarnya ada alasannya apabila ada kepercayaan dari denominasi tertentu itu yang mempercayai bahwa bahwa "bahasa lidah" ("GLÔSSA" ) adalah "bahasa khusus" yang digunakan untuk berkomunikasi dengan Allah, yaitu sebagai "bahasa sandi" yang tidak dipahami oleh pihak lain, baik itu manusia ataupun Iblis. Oleh sebab itulah mereka berusaha atau bahkan mewajibkan jemaatnya untuk mempelajari, meminta karunia agar dapat berkata-kata dengan "bahasa lidah".

Dasar pemikirannya adalah berdasarkan ayat ini:

    * 1 Korintus 14:2LAI TB, Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh (GLÔSSA), tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.KJV, For he that speaketh in an unknown tongue (GLÔSSA) speaketh not unto men, but unto God: for no man understandeth him; howbeit in the spirit he speaketh mysteries.NIV, For anyone who speaks in a tongue (GLÔSSA) does not speak to people but to God. Indeed, no one understands them; they utter mysteries by the Spirit.TR, ο γαρ λαλων γλωσση ουκ ανθρωποις λαλει αλλα τω θεω ουδεις γαρ ακουει πνευματι δε λαλει μυστηριαTranslit interlinear, ho {orang yang} gar {tetapi} lalôn {bekata-kata} glôssê {dengan bahasa lidah} ouk {tidak} anthrôpois {kepada manusia2} lalei {berkata2} alla {tetapi} tô theô {kepada Allah} oudeis {tidak satu pun} gar {sebab} akouei {mengerti} pneumati {dalam Roh} de {tetapi} lalei {mengatakan} mustêria {rahasia-rahasia}

"Bahasa lidah" adalah bahasa yang hanya dimengerti oleh Allah, Iblis-pun tidak memahaminya. "Bahasa lidah" merupakan sarana (bahasa sandi) bagi roh manusia berdoa kepada Allah yang tidak melibatkan akal budi manusia:

    * 1 Korintus 14:14 LAI TB, Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh (GLÔSSA) , maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. KJV, For if I pray in an unknown tongue (GLÔSSA), my spirit prayeth, but my understanding is unfruitful.NIV, For if I pray in a tongue (GLÔSSA), my spirit prays, but my mind is unfruitful.TR, εαν γαρ προσευχωμαι γλωσση το πνευμα μου προσευχεται ο δε νους μου ακαρπος εστινTranslit interlinear, ean {jikalau} gar {sebab} proseukhômai {aku berdoa} glôssê {dengan bahasa lidah} to pneuma {roh} mou {-ku} proseukhetai {berdoa} ho de {tetapi} nous {pengertian} mou {-ku} akarpos {yg tidak produktif} estin {adalah}

Kadang-kadang manusia tidak mampu berdoa, karena kata-kata tidak mampu mengungkapkan kebutuhan yang kita rasakan. Manusia tidak mengerti sepenuhnya apa yang sebenarnya dia butuhkan, dan bagaimana sebenarnya dia harus berdoa. Maka dimana roh manusia yang berdoa (sebagaimana Paulus katakan dalam 1 Korintus 14:14) dan komunikasi dengan Allah dengan "bahasa roh" ("GLÔSSA" ) memungkinkan hal-hal tersebut:

    * Roma 8:26LAI TB, Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.KJV, Likewise the Spirit also helpeth our infirmities: for we know not what we should pray for as we ought: but the Spirit itself maketh intercession for us with groanings which cannot be uttered.TR, ωσαυτως δε και το πνευμα συναντιλαμβανεται ταις ασθενειαις ημων το γαρ τι προσευξωμεθα καθο δει ουκ οιδαμεν αλλ αυτο το πνευμα υπερεντυγχανει υπερ ημων στεναγμοις αλαλητοιςTranslit interlinear, hôsautôs {sama halnya} de {tetapi} kai {juga} to pneuma {roh} sunantilambanetai {menoling kita} astheneiais {dalam kelemahan} hêmôn {kita} to gar {sebab} ti {apa yang} proseuxômetha {kita berdoa} katho {sebagaimana sebenarnya} dei {harus} ouk {tidak} oidamen {kita tahu} all {tetapi} auto {sendiri} to pneuma {roh} huperentugkhanei {memohonkan} huper hêmôn {untuk kita} stenagmois {dengan keluhan-keluhan} alalêtois {yg tak terucapkan}

Tanggapan Allah melalui Roh-Nya dapat mendengar keluhan-keluhan yang tak terucapkan, hal ini menunjukkan betapa Allah memasuki pengalaman manusia dan manusia berkomunikasi "antar roh" dengan Dia dan mempercakapkan kebutuhan yang paling penting dalam dirinya.

"Bahasa lidah" ("GLÔSSA") adalah sebagai sarana dari roh manusia berkomunikasi dengan Allah di dalam doa. ("GLÔSSA") adalah komunikasi antar roh dan Roh. Dalam komunikasi ini, manusia tidak mengerti apa yang sedang diucapkan kepada Allah di dalam roh-nya. Hanya Allah yang dapat mengerti.

Namun demikian, "bahasa roh" ("GLÔSSA") bukanlah bahasa surga, karena karunia ini sifatnya tidak kekal:

    * 1 Korintus 13:8 LAI TB, Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh (GLÔSSA) akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. NKJV, Love never fails. But whether there are prophecies, they will fail; whether there are tongues (GLÔSSA), they will cease; whether there is knowledge, it will vanish away. TR, η αγαπη ουδεποτε εκπιπτει ειτε δε προφητειαι καταργηθησονται ειτε γλωσσαι παυσονται ειτε γνωσις καταργηθησεται Translit interlinear, hê agapê {kasih} oudepote {tidak pernah} ekpiptei {berkesudahan/gagal} eite {jika} de {tetapi} prophêteiai {karunia2 memberi pesan Allah/nubuat} katargêthêsontai {mereka akan bernenti} eite {jika} glôssai {bahasa2 lidah} pausontai {mereka akan berakhir} eite {jika} gnôsis {pengetahuan} katargêthêsetai {ia akan dihentikan}

Kasih tidak berkesudahan, harfiah : kasih tidak akan menghilang/ tidak pernah roboh. Ia bersifat abadi (1 Yohanes 4:16). Kasih tidak sama dengan karunia-karunia yang diperuntukkan untuk kehidupan sekarang: Nubuat, "bahasa lidah" atau "bahasa roh" ("GLÔSSA" ), pengetahuan mempunyai batas waktu, tetapi kasih tidak. Kasih itu sifatnya kekal.
Maka, "bahasa roh" tidak dapat dirujuk sebagai bahasa surga.

Penting untuk kita perhatikan bahwa di tengah-tengah pembahasan Paulus tentang karunia-karunia rohani, ia menulis pasal kasih (1 Korintus pasal 13). Menurut Paulus seorang yang "berbahasa lidah" yang terbesar di dunia ini sekalipun, jika tidak memiliki kasih, ia hanya gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing (1 Korintus 13:1). Kasih, yang merupakan buah Roh Kudus, adalah suatu tolok ukur yang benar tentang penggunaan semua karunia rohani yang ada. Karunia-karunia rohani yang tidak menghasilkan buah adalah sia-sia. Inilah permasalahan utama yang dihadapi oleh Jemaat Korintus. Mereka begitu terperangkap dalam berbagai karunia dan mulai membandingkan karunia-karunia mereka dan lupa dengan tujuan karunia-karunia itu.


Blessings,
BP

Re: Bahasa Roh: Glosolalia & Xenolalia

Post by BP » Sun Apr 29, 2012 8:25 pm
Terima Kasih atas jawaban yang diberikan sejauh ini. Jadi, jika disimpulkan, maka term "bahasa lidah" dala Alkitab mengacu pada dua hal:
a. Bahasa lain yang merupakan anggota bahasa dunia, dalam kasus Kis 2
b. Bahasa lain yang bukan merupakan anggota bahasa manapun, dalam kasus 1 Korintus 13
Mohon dikoreksi jika salah. Terima kasih banyak

Blessing,


Kalau untuk "kedua macam karunia" di atas. Mungkin lebih tepatnya, kita memakai term karunia lidah ("GLÔSSA"), bukan "bahasa lidah".


Blessings,
BP

Re: Bahasa Roh: Glosolalia & Xenolalia

Post by daniel-ntl » Tue Jul 30, 2013 11:59 am
bung BP gimana dengan karunia menafsirkan bahasa roh? apa gunanya? untuk siapa? dipelajari utk bisa menafsirkan bahasa roh? lalu rawan interpretasi sendiri kah?

Re: Bahasa Roh: Glosolalia & Xenolalia

Post by BP » Tue Jul 30, 2013 2:05 pm
daniel-ntl wrote:bung BP gimana dengan karunia menafsirkan bahasa roh? apa gunanya? untuk siapa? dipelajari utk bisa menafsirkan bahasa roh? lalu rawan interpretasi sendiri kah?


Ya bisa rawan intrepretasi sendiri....
Bahkan kita juga tidak dapat mengetahui seseorang berbahasa lidah itu memang benar-benar dari Roh Kudus, atau sekedar berbunyi-bunyian karena mengikuti sebelahnya yg juga kedengarannya berbahasa lidah.

:)

Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. (1 Korintus 14:2)

Btw, Rasul Paulus menulis dalam 1 Korintus 14:2, bahwa hanya Allah yang mengerti bahasa lidah kecuali itu ditafsirkan. Implikasinya adalah bahwa bahasa lidah, bila ditafsirkan, diarahkan kepada manusia, tetapi jika tidak ditafsirkan, maka bahasa itu ditujukan kepada Allah. Hal ini didukung oleh pernyataan Paulus yang menyatakan bahwa berkata-kata dengan bahasa lidah tidak diucapkan kepada manusia karena "tidak ada seorang pun yang mengerti."

Hanya Allah saja yang mengerti bahasa lidah karena bahasa lidah itu tidak ditujukan kepada manusia. Berkata-kata dengan bahasa roh tanpa penafsiran dalam kebaktian hanya berguna bagi diri sendiri, tidak menguntungkan orang lain, dan seorang Kristen justru dituntut untuk senantiasa berbuat untuk orang lain, dan bukan untuk diri sendiri saja.

Saya tidak menentang orang yang berbahasa lidah, tetapi bagi saya itu bukan suatu kemutlakan dimana orang harus bisa berbahasa lidah. Saya juga sering menghadiri kebaktian kalangan Pentakosta dan Kharismatik, jadi ngga' heran dengan 'fenomena' bahasa lidah dewasa ini. Tapi, bahasa lidah itu tidak dapat semaunya digunakan, di rumah atau di dalam pertemuan, kecuali bahasa lidah yang -- maaf -- dihapal dan diajar, jadi bahasa lidah-nya itu "meragukan".
Barangkali fenomena bahasa lidah yang ada dewasa ini mirip dengan yang ada jemaat Korintus tempo doeloe yang melebih-lebihkan kepentingan karunia bahasa lidah dalam ibadah umum, sedang berkhotbah pun nyeletuk "raba-raba-raba kurama-rama-rama".

Jadi sebenarnya susah untuk menilainya....

Re: Bahasa Roh: Glosolalia & Xenolalia

Post by daniel-ntl » Fri Aug 02, 2013 7:41 am
makasih bung BP jadi jelas sekarang, lantas apakah jika seseorang tidak bisa berbahasa roh (bahasa lidah) walaupun sudah kristen dan dibabtis, seseorang itu belum kepenuhan Roh kudus/dibabtis Roh kudus ? (hal ini saya bawa karena jadi ajang penghakiman diantara sesama umat kristen), lantas jika belom kepenuhan roh kudus tidak bisa masuk sorga?

Re: Bahasa Roh: Glosolalia & Xenolalia

Post by BP » Fri Aug 02, 2013 8:17 am
daniel-ntl wrote:makasih bung BP jadi jelas sekarang, lantas apakah jika seseorang tidak bisa berbahasa roh (bahasa lidah) walaupun sudah kristen dan dibabtis, seseorang itu belum kepenuhan Roh kudus/dibabtis Roh kudus ? (hal ini saya bawa karena jadi ajang penghakiman diantara sesama umat kristen), lantas jika belom kepenuhan roh kudus tidak bisa masuk sorga?



Reff:
karunia-roh-kudus-vt107.html#p229 Baca 1 Korintus 12:8-10

karunia Bahasa roh (karunia lidah) hanyalah salah satu dari bermacam-macam karunia Roh Kudus. Dan tidak semua orang mutlak harus mempunyainya. Adalah otoritas Roh Kudus mau memberikan ke siapa. Kita tidak boleh bersandiwara seolah2 penuh Roh Kudus.

Yang menjadi masalah kalau "ber-bahasa lidah" dijadikan suatu "kebiasaan" dalam suatu ibadah, sehingga ada anggapan ibadah dengan "bunyi-bunyian bahasa lidah" adalah ibadah yang penuh dengan lawatan Roh Kudus. Sehingga yang belum bisa berbahasa roh-pun berbuat seolah2 sudah dapat "bahasa roh," kemudian bunyi-bunyian bahasa roh itu dihafal, anggota jemaat yang satu mengikuti yang lainnya (ikut-ikutan bunyi-bunyiannya), sebab kadang terjadi suatu persepsi kalau tidak mengeluarkan bunyi "seperti bahasa roh" kok rasanya belom merasa "rohani." Nah pada taraf ini karunia roh itu dapat dipertanyakan.
Kita tidak usah 'menjudgement' orang di sebelah kita "berbahasa roh beneran" atau sekedar ikut2an bunyi-bunyiannya saja. Kita patut menilai kita sendiri, apakah saya "sekedar ikut-ikutan bunyi" atau tidak? Kalau kita merasa cuma ikut2an bunyi2annya, sebaiknya kita memberhentikan diri untuk tidak bergumam seolah2 bunyi bahasa roh.

Roh Kudus itu berotoritas, bukan kita yang mau, kalau memang kita benar-benar dijamah Roh Kudus dan kita dapat berbahasa lidah, ya... haleluyah!
Tetapi sekalilagi... jangan sekedar ikut2an bunyi-bunyiannya saja, asal 'meniru tetangga di sebelah' lantas kita ikut2an seperti berbahasa lidah.

Bahasa lidah bukan syarat masuk Surga, bahkan dikatakan bahasa lidah akan berakhir (1 Korintus 13:8). Syarat masuk Surga itu simple: cuma percaya/ beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Kita tidak boleh menambah2i syaratnya. Tapi walaupun "percaya/ beriman" kelihatannya simple, tetapi memelihara iman adalah sesuatu yang berat. Kita sering diperhadapkan dengan godaan-godaan, masalah2 yang mungkin dapat mengikis iman kita. Keadaan "percaya/ beriman" harus dipertahankan sampai pada akhirnya.

Blessings,
BP

No comments:

Post a Comment

Misi Kristus Sedunia

PELAJARAN SEKOLAH MINGGU

  TANGGAL   PELAJARAN SEKOLAH MINGGU KATEGORI Babak pertama        ...