Sunday 27 March 2011

Berbuah Dalam Kristus


Allah memanggil kita hidup tidak untuk diri kita sendiri. Baik sebagai individual apalagi sebagai gereja kita tidak pernah boleh hidup hanya demi keamanan, kepentingan atau kesenangan diri kita belaka. Tuhan Yesus memanggil kita agar berbuah banyak (Yoh 15:16b). Jika diibaratkan sebagai pohon, maka tujuan kita berakar bukan hanya agar tahan ditimpa angin, melainkan juga agar menyerap sari-sari kehidupan yang mendorong kita berbuah lebat dan sepanjang musim.
Rasul Paulus berdoa agar jemaat Kolose memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik. Yesus bersabda bahwa hanya dalam Dia murid-muridNya berbuah banyak (Yoh 15). Dalam perumpamaan lain, Dia mengatakan pohon ara diberi kesempatan hidup lebih lama agar berbuah, namun jika tidak juga berbuah akan ditebang (Luk 13:6-9). Dari buahnyalah seorang dikenali murid Kristus atau bukan (Matius 7:20). Jauh sebelumnya nabi Yeremia menyanyikan bahwa orang-orang yang mengandalkan Tuhan ibarat tanaman yang subur dan berbuah sepanjang tahun.
Namun orang Kristen atau gereja bukanlah pohon melainkan manusia. Kata buah disini tentu harus kita artikan sebagai karya kasih, produk atau hasil yang dapat dinikmati banyak orang. Semua orang yang hidup dalam Kristus pasti berbuah atau menghasilkan karya kasih dan iman, sesuatu yang dirasakan sebagai manfaat bagi banyak orang.
Pertanyaan: apakah hasil karya kasih dan iman kita sebagai orang-orang yang mendaku hidup dalam Kristus dan berakar teguh dalamNya? Buah kasih dan buah iman yang bagaimanakah yang dapat dinikmati masyarakat, bangsa dan negara, dunia dan peradaban melalui kehidupan kita orang Kristen dan gereja?
Kita bisa menterjemahkan panggilan berbuah atau berkarya iman dan kasih ini secara dua hal:
Pertama: berbuah secara individual. Kita dipanggil menjadi pribadi-pribadi yang berguna atau bermanfaat bagi banyak orang. Kita pengikut Kristus, dipanggil menjadi pelopor dan ahli yang dibutuhkan dalam keadaan sulit. Kita dipanggil menjadi pribadi yang benar-benar mulia dan berharga sehingga tidak akan pernah dicampakkan oleh dunia? (Atau jika dicampakkan, maka mereka akan menyesal, sebab kita akan tetap eksis dan berguna bagi orang lain).  Dengan kata lain kita semua dipanggil menjadi permata atau intan melalui bentukan dan tempaan Tuhan. Kita tidak boleh menganggap diri kita sekadar sampah atau sisa-sisa masyarakat ini. Penghayatan diri yang baik dan mulia itulah yang harus selalu kita tanamkan di hati anak-anak dan seluruh jemaat dewasa. Dengan talenta dan profesi serta keunikan masing-masing kita dipanggil Tuhan menghasilkan karya iman dan iman dan menjadi pribadi yang sungguh-sungguh baik dan mulia. Inilah tantangan terbesar bagi kita. Hal ini hanya dapat kita wujudkan dengan kesungguhan dan kerja keras serta semangat tak pernah pudar yang berasal dari Tuhan.
Kedua: berbuah secara institusional gereja. Iman dan kasih kita kepada Tuhan sebab itu harus diwujudkan dalam pelayanan terbaik kepada dunia. Itulah buah kita sebagai gereja. Ada dua pelayanan yang dapat kita kerjakan sebagai buah iman dan kasih kita, yaitu pendidikan dan kesehatan.  Sekarang mari kita mengevaluasi: apa dan bagaimanakah pelayanan pendidikan dan kesehatan gereja kita?
Pertanyaan ini sudah sangat sering kita tanyakan, namun hanya dalam bentuk keluhan atau sungut-sungut. Kini tanpa harus menyalahkan siapa-siapa, dan terutama dengan semangat untuk bertindak, mari kita bertanya: apakah yang sungguh-sungguh dapat kita wujudkan dalam pelayanan pendidikan dan kesehatan ini sebagai buah iman dan kasih gereja kita?
Agar tidak terjebak hanya wacana belaka namun terjelma dalam kenyataan, maka kami menyarankan agar sebagai jemaat lokal kita berkonsentrasi di bidang pemberian beasiswa dan perpustakaan. Membangun sekolah itu baik, namun sangat sulit kita lakukan sebagai jemaat lokal, apalagi dalam kondisi sekarang. Sebab itu mari kita konsentrasi menyekolahkan sebanyak-banyaknya anak jemaat dan masyarakat miskin melalui pemberian beasiswa. Itu telah kita lakukan di HKBP Serpong, namun dalam rangka Jubileum ini mari kita tingkatkan dan kembangkan lagi. Selanjutnya mari kita membangun perpustakaan. Ini pun sebenarnya sangat sulit, sebab itu mari kita rendah hati dengan memulainya dari yang paling sederhana namun paling dibutuhkan: perpustakaan anak-anak. Itulah buah iman dan kasih gereja kita dibidang pendidikan.
Selanjutnya mari kita kembangkan poliklinik Immanuel HKBP Serpong. Dengan segala kesederhanaan dan keterbatasannya, kita boleh berbangga bahwa poliklinik kita telah teruji empat tahun ini melayani jemaat. Itu sungguh modal berharga dan kita tidak perlu memulai segalanya dari nol atau ketiadaan. Selain dibidang kuratif atau pengobatan, Poliklinik ini agar kita dorong untuk untuk menjadi unit penyadaran jemaat dan masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Sebab kita tahu biaya pengobatan sangatlah mahal. Mencegah penyakit jauh lebih mudah dan murah dibandingkan mengobati.
Pertanyaan yang harus kita ajukan nanti di akhir tahun: apakah di tahun Jubileum ini komisi beasiswa kita semakin berkembang dan perpustakaan anak terbangun serta berjalan baik? Apakah poliklinik kita semakin berkembang maju melayani dibidang kesehatan? Jika jawabnya ya, maka marilah kita bersyukur kepada Tuhan sebab gereja kita ternyata benar berbuah di tahun Jubileum ini.
MENGUCAP SYUKUR
Pada akhirnya Rasul Paulus mengajak jemaat Kolose dan kita sekarang agar mengucap syukur. Gereja bukanlah pohon atau gedung, melainkan manusia yang dapat bersyukur dan berterima kasih. Jika kita dapat tetap hidup dalam Kristus, berakar dalam serta bertambah teguh dalamNya, serta berbuah banyak bagi masyarakat, itu adalah anugerahNya semata. Sebab itu kita pantas bersyukur kepada Allah, Anak dan Roh Kudus. Sebab itu Tahun Jubileum ini pada akhirnya harus menjadi tahun bersyukur bagi kita semua.

No comments:

Post a Comment

Misi Kristus Sedunia

PELAJARAN SEKOLAH MINGGU

  TANGGAL   PELAJARAN SEKOLAH MINGGU KATEGORI Babak pertama        ...